🐰15🐰

546 46 0
                                    

"Park Chaeyong "

"Apa maksud mu? " Choi Hyunbe mengerutkan alisnya.

"Apa anda lupa Tuan? Dia adalah sahabat anak anda. Seingat saya anda juga pernah hampir memperkosanya."

"TUTUP MULUTMU YUHON! AKU ADALAH TUAN MU DAN KAMU ADALAH ANJING KU, JADI JAGA UCAPAN MU ATAU KUBUNUH KAU! " Hyunbe berteriak pada Yuhon yang sekarang tengah memberi informasi tentang Lalisa anak dari Choi Hyunbe dan Mina Manoban. Yuhon memutus secara sepihak telepon dari Hyunbe, Yuhon tahu bersikap seperti ini akan membuatnya serta keluarganya terancam tapi sungguh bekerja sebagai anjing dari Hyunbe apalagi dengan pekerjaan yang kotor seperti ini sangat membebani mentalnya.

"Rasanya ingin mati saja. Dosa sebesar ini sudah pasti,...hell. " Yuhon tertawa, mengejek dirinya sendiri, semua hal yang dia lakukan dulu membawa petaka bagi kehidupannya sekarang, hasrat serta ambisi menyesatkan nya, harta yang selalu dia kejar berbalik dan menjatuhkan dirinya, sayangnya semua sudah terlambat dan Yuhon harus menanggung semuanya.

"Maafkan saya."

~~~~~

Rosé membawa Lalisa keluar dari sekolah menggunakan mobilnya, menyisakan banyak pertanyaan bagi semua orang yang menyaksikan pertemuan kembali dua sahabat lama tersebut?.

Drrrt drrrt

"Halo Jung ada apa? " Jongsuk langsung menjawab telepon dari keponakan nya tersebut.

"Paman Lalisa bisa bersetuhan dengan orang lain. " Jungkook langsung menjelaskan inti permasalahan yang sedang terjadi.

"Hah? Apa maksud mu, Jung? "

"Rossané Park. Paman mengenalnya bukan? Dia tiba-tiba datang setelah beberapa hari tidak masuk sekolah dan langsung memeluk Lalisa. Lalisa sama sekali tak melakukan penolakan dan membalasnya dengan posesif paman. "

"Rossané Park dan Lalisa? Mereka saling kenal? "

"Rosè menyebut nama Lalisa dengan Lily."

"Lalu? "

"Lalisa kemudian membalas pelukannya, la-...." Tut

Percakapan Jungkook dan Jongsuk terputus setelah Jongsuk memutusnya secara sepihak. Jungkook terdiam, dirinya sekarang tidak berada di kelas. Jungkook mengejar Lalisa dan Rosé namun malah tertinggal. Ada rasa tak terima dalam dirinya ketika melihat fakta bahwa Rosè lah orang pertama yang bisa bersetuhan dengan Lalisa. 'Kenapa bukan aku? " Jungkook membatin, keegoisan nya ini sungguh tak berdasar, bukan kah seharusnya Jungkook bahagia? Ini adalah kemajuan untuk Lalisa dan membuka kesempatan juga untuk dirinya.

"Aku tak bisa termakan keegoisan ku begini, aku bisa mempersulit Lalisa dan diriku sendiri. Jeon Jungkook kendalikan dirimu. " Kedua telapak tangan Jungkook mendarat kuat di kedua pipinya, bekas merah yang timbul akibat tamparan nya tadi terlihat begitu jelas pada kulit putihnya. Jungkook memutar balik arah mobilnya dan kembali menuju sekolah.

~~~~~

"Chong-ah? "

"Ya? " Rosé membalas dengan lembut ucapan Lalisa, setelah meninggalkan sekolah Rosé membawa Lalisa ke pinggiran sungai yang ada di dekat sana. Dihari kerja seperti sekarang tempat ini tak akan dikunjungi oleh banyak orang, tempat yang cocok untuk membicarakan semua hal dengan tenang.

"Syukurlah kamu masih hidup, aku minta maaf karena tidak bisa menjaga mu, Chong-ah. " Lalisa memulai semuanya dengan tangisan. Banyak, ada banyak sekali yang ingin Lalisa katakan namun rasanya tak sanggup. Rosè yang duduk disamping Lalisa merebahkan dirinya di rerumputan kecil disana, tangannya menggenggam erat tangan Lalisa yang duduk disamping nya.

"Aku bersyukur kalau kamu tak mengingat ku sama sekali, Chaeyong. Tapi aku juga tak ingin kalau kamu melupakan ku, aku ingin egois dan membuat kamu tetap mengingat ku bahkan jika itu menyakiti dirimu. Aku tetap ingin berada disamping mu walaupun itu akan membuat mu mengingat sesuatu yang buruk. Aku tetap ingin melakukan nya. " Tubuh kurus Lalisa bergetar. Rasa senang, keegoisan, amarah dan kesedihan bercampur dalam hatinya Lalisa ingin mengungkapkan semuanya.

"Aku marah ketika aku sadar bahwa aku tak bisa melindungimu. Aku marah pada orang tua mu karena memisahkan kita berdua. Aku marah karena takdir yang menyiksa ku sejak dulu sampai sekarang. Aku tak bisa menerima semua ini. " Lalisa melanjutkan perkataannya, membiarkan Rosè mendengar semua hal yang selama ini dia sembunyi kan.

"Aku membenci diriku karena menjadi gadis kotor. Aku membuat Mama ku mati dan membuat mu juga hampir mati. Aku membenci diriku yang sekarang malah tak bisa apa-apa. Diriku yang sekarang malah merepotkan Ibu angkatku karena penyakit aneh dan menjijikkan ini. Rasanya aku sangat tidak berguna dan hanya merepotkan serta membawa hal buruk bagi orang lain. "  Rosé terdiam, tak terasa air matanya pun mengalir mendengar semua perasaan yang Lalisa pendam selama ini.

"Pria yang ku anggap sebagai sosok Papa yang sangat sempurna menghancurkan segalanya. Dia menghancurkan mama, kamu, aku bahkan orang lain. Pria itu merenggut segalanya dariku, aku sangat membenci nya, aku ingin membunuh nya. " Rosé terkejut dengan ucapan Lalisa, dia tahu bahwa pria yang dimaksud oleh Lalisa adalah papa kandung Lalisa. Rosé juga mengingat jelas wajah orang yang selalu muncul dalam mimpi buruknya tersebut. Tapi mendengar kata membunuh yang diucapkan Lalisa membuatnya tak nyaman.

"Lalisa Manoban. Tenanglah, aku sekarang ada disini. Disisi mu. Aku akan selalu bersama mu dan melindungi mu. Jadi buang pikiran burukmu itu, aku tak suka mendengar kamu mengatakan hal itu." Rosè merapatkan tubuh nya dengan tubuh Lalisa yang masih tetap dengan posisi duduknya.

"Karena itulah Park Chaeyong, aku ingin menjauhkan kalian semua. Aku ketakutan. Aku sangat takut jika dia tiba-tiba datang dan melukai mu lagi? Bagaimana jika dia juga akan membunuh Ibu angkatku? Bagaimana jika dia menemukan ku? Aku ketakutan Chaeyong, aku jadi berpikir semua orang mungkin saja suruhan darinya, mungkin saja semua orang sama saja dengannya, mereka akan menyakiti ku dan semua orang yang berada di sampingku, aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dulu malah akan terulang kembali jika dia menemukan ku sekarang. " Tubuh Lalisa bergetar.

"Aku sangat ingin meninggal kan semuanya." Lalisa menangis, rasa takutnya serta rasa benci dan amarah dalam hatinya menyatu. Lalisa sungguh tak ingin semuanya kembali terulang, Lalisa ketakutan.

"Maaf karena aku tak pernah mencari mu, Lily-ya. Maaf karena aku melupakan mu. Maaf karena aku meninggalkan mu sendiri. Maaf karena aku tak bisa menemani mu saat kamu kesulitan. Aku, sungguh minta maaf. Tapi sekarang aku sudah dewasa, aku akan terus berada disamping mu dan melindungi mu. Aku tak ingin kamu meninggalkan mu lagi. Rosé menarik tubuh Lalisa sampai membuat Lalisa terbaring tepat didepan nya. Lalisa dan Rosé saling berhadapan, senyum yang Rosé tunjukan pada Lalisa justru menambah rasa takut pada hatinya.

"Justru karena inilah aku ingin kamu melupakan ku, Chaeyong. Kalau kamu mengingat ku, aku takut hal buruk akan terjadi lagi padamu karena kamu tak pernah ingin meninggalkan ku. "

~~~~~

"Sudah kuduga, ini bagus sekali. Hahaha akhirnya Lalisa aku menemukan cara untuk mengatasi rasa trauma mu itu. Kamu pasti bisa sembuh. Oh astaga aku sangat bahagia, kamu bisa hidup normal seperti yang lain, Lalisa. " Jongsuk tertawa puas, rasa beban yang ada di kedua pundaknya perlahan mulai berkurang, jalan yang dia kira akan selalu buntu sekarang menujukan cahaya.

"Seseorang yang sangat kamu percaya pasti bisa membantumu. "















Byebyebye
See yaa ~
Don't forget 🌟
And comment 😇

Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang