🐰24🐰

313 32 10
                                    

Rosé terpaku, menatap Jungkook yang menangis tersedu sambil memeluk tubuh Lalisa yang sudah tak lagi tergantung.

"Jung"

Jungkook menoleh, wajah berantakan itu tak lagi di perhatikan nya.

"Rosé! Ce-cepat, ki-kita harus mem-membawa Lalisa se-sekarang. " Jungkook terengah, seluruh kekuatan nya hilang, tubuhnya berat bagai ditimpa batu, Lalisa yang sekarang ada dipelukannya terasa sangat dingin, tubuh penuh luka yang membiru itu membuat Jungkook tak tahu harus berbuat apalagi.

Rosé berteriak nyaring pada pilot helikopter yang dia tumpangi, ada seorang anggota medis yang ikut karena dipaksa oleh nya.

Pilot dan anggota medis yang mendengar teriakan Rosè bergegas masuk dengan peralatan medis yang mereka bawa, tahu bahwa sesuatu yang buruk memang sedang terjadi sekarang.

Mobil hitam Jongsuk berhenti tepat didepan rumah Lalisa yang dimaksud oleh Joo Mi. Di sana sudah ada motor Jungkook yang dikenali Jongsuk, namun terlihat beberapa kerusakan pada motornya.

"Sial"

Jongsuk dan Joo Mi berlari cepat masuk kedalam rumah itu, belum lagi menemukan orang² yang mereka cari seseorang yang memakai pakaian medis itu berlari sambil menggendong Lalisa.

"Hah? " Joo Mi terpaku, tubuh Lalisa yang dibawa melewati nya itu sama sekali tak memakai pakaian, penuh luka dan juga lebam.

"Haah, haah bruuuk"

"Jungkook!!!"

Jongsuk menghampiri tubuh Jungkook yang terjatuh didepannya,wajah pucat dan tubuh yang bergetar itu tentu bukan pertanda yang baik.

"Apa yang terjadi, Jungkook? "

"MINGGIR! "

Rosé berlari sekuat tenaga menggiringi tubuh Lalisa yang sudah dibawa lebih dulu oleh medis, tangisan nya sudah sangat keras sejak pertama kali ia melihat tubuh Lalisa yang sangat mengenaskan.

"Haaah, haah paman, Lalisa, dia_" Jungkook terengah wajah nya pucat, keringat dingin juga tak hentinya bercucuran.

"Rose! " Wendy berlari melewati orang² yang masih terpaku dengan situasi yang terjadi, dia membawa baju dan sebuah map yang ada di dekat Lalisa tadi dengan tergesa mengejar Rosé yang sudah lebih dulu bersama Lalisa.

Joo Mi tak berpikir panjang dan langsung menyusul Rosé dan Wendy, tak lagi mempedulikan apa yang terjadi dia hanya ingin memastikan bahwa putrinya baik² saja. Air matanya mengalir deras, nafas nya menjadi berat, bagaimana mungkin Lalisa akan baik² saja? Apa yang terjadi? Kenapa dia sampai 'Kambuh' separah itu?

"Halo, Urgent situation now! Siapkan ruang operasi dan beritahu dokter utama untuk bersiap! "

Telepon darurat itu diputus secara sepihak, perawat itu berusaha membuat agar Lalisa kembali terjaga setelah muntah darah beberapa saat tadi. Pakainnya sudah penuh dengan darah dari Lalisa, panik. Baru kali ini dia menghadapi situasi seperti ini. Ada apa dengan pasien yang sedang dia tangani sekarang? Kenapa dia terluka begitu parah? Kenapa badannya membiru? Sial, tangan nya bahkan sampai gemetar.

"JALAN KAN HELI NYA CEPAT! "
Rosé berteriak keras pada pilot yang sekarang berusaha keras untuk menaikkan heli nya, cuaca yang tiba² mendung dan berangin membuatnya sedikit berdebat dengan gadis yang menyeretnya kesini bersama perawat rumah sakit.

"Tolonglah, kumohon pak "
Joo Mi terisak, tangannya tak melepas tangan Lalisa sejak dia masuk dan melihat Lalisa muntah darah. Perasaan nya bahkan lebih buruk daripada saat mendiang suaminya meinggal.

"Lalisa akan baik² saja, Bibi. Percaya lah" tangan Wendy yang berusaha menegarkan Joo Mi sama sekali tak menunjukkan bahwa dia baik² saja. Dia ingin menangis tapi melihat situasi Rosé dan juga Joo Mi yang shock berat membuat Wendy harus tegar agar bisa mendukung 2 orang ini.

Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang