"Chong-ah." Lisa menyembulkan kepalanya dari balik kamar gadis yang dipanggil nya, gadis tersebut masih nyaman dengan posisi tidurnya yang miring sambil memeluk guling tidur kesayangan nya, Lisa hanya mendesah pelan sahabatnya ini memang pemalas.
Lisa masuk mengelus pelan kepala Chaeyong dengan lembut, senyum mengembang dari bibir tebal nya melihat Chaeyong berbalik dan menggenggam tangannya. "Chong-ah bangun, bukan kah hari ini kita akan bermain seharian." Chaeyong membuka perlahan kedua matanya, senyum juga mengembang dari bibir nya, sebenarnya Chaeyong tak pernah bangun kesiangan ataupun tidur sampai siang bahkan jika itu hari libur sekalipun, Chaeyong melakukannya semata-mata hanya agar Lisa datang dan membangun kan nya dengan elusan lembut dan ucapan hangat.
"Lili-ya tanganmu hangat, aku sangat menyukainya." Lisa hanya terkekeh pelan, usia mereka bahkan masih 6 tahun bagaimana bisa Chaeyong mengatakan hal romantis seperti itu padanya, hahaha ada-ada saja.
"Chong-ah kali ini aku tidak akan memberi mu ampunan" Lisa naik keranjang Chaeyong , menyibak selimut bermotif ikan itu dengan sekali tarikan dan dengan gerakan cepat tangan nya sudah berada di pinggang sahabatnya itu. Gelitikan tanpa ampun Lisa membuat Chaeyong mau tak mau bangun, daripada lari Chaeyong malah balas melakukan hal yang sama pada Lisa dan tawa keduanya lepas di pagi hari yang cerah itu .
Chaeyong sudah berpakaian rapi, setelah kalah telak dalam perang kelitik dengan Lisa tadi ia akhir nya mandi juga. Chaeyong sangat menyukai hal itu, bagaimana Lisa datang dan membangun kan nya, mereka berkelahi kemudian tertawa bersama, benar-benar hal yang membahagiakan untuknya.
"Lili-ya aku sudah siap, ayooo! "
"Untung saja yang jadi sahabat mu itu aku Chong-ah jika bukan-.. "
"Jika bukan memang nya kenapa? " Chaeyong bertanya dengan wajah sewot nya yang terlihat polos membuat Lisa tertawa alih-alih melanjutkan perkataannya tadi Lisa justru menarik tangan sahabatnya itu berlari keluar dengan tawa hangat yang sangat Chaeyong sukai, senyum nya juga ikut mengembang berubah jadi tawa yang menyatu dengan tawa milik Lisa.
"Aku yakin tak akan ada satu orangpun yang mau menjadi sahabatmu. " Tawa keduanya mengalun di sepanjang jalan, membuat orang yang juga berjalan di sekitar mereka ternyum, benar-benar aura positif dari dua gadis kecil.
"Ny. Park tadi memberiku ini, kau mau Chong-ah? " Lisa menunjukan sebuah cokelat batang, Chaeyong berbinar melihatnya namun memilih menggelengkan kepalanya menolak cokelat yang Lisa tawarkan. "Baiklah kalau tak mau." Belum sempat Lisa membuka bungkusan nya, cokelat tersebut sudah berpindah ke tangan Chaeyong , Lisa hanya terdiam melihat cokelat nya yang dimakan habis Chaeyong tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Aku mau pulang." Chaeyong melotot Menatap Lisa yang memutar arah jalannya 180°, Chaeyong lupa kalau cokelat tersebut bukan milik nya, jika Lisa sudah marah seperti ini akan sulit membujuk nya. "Lili-ya, jangan marah nee!? Aku kan hanya becanda." Lisa melongo menatap wajah polos Chaeyong, apa tadi katanya? Becanda. Oh ya Tuhan bagaimana bisa dia mengatakan kalau itu hanya becanda.
Lisa menatap Chaeyong dengan mata memelas, membuat raut wajah seolah dia akan menangis, oh ayolah tentu dia akan merasa sakit itukan cokelat nya. Namun Lisa dengan cepat menghentikan niatan nya mengerjai Chaeyong, melihat sahabatnya tersebut sudah lebih dulu mengeluarkan air mata, seharusnya Lisa lah yang menangis kenapa malah Chaeyong.
"Hey, hey kenapa malah kau yang menangis, seharusnya kan aku yang menangis karena kau menghabiskan cokelat ku. " Lisa panik ketika Chaeyong malah berjongkok dan menangis dengan keras, orang yang berlalu lalang memperhatikan mereka berdua, beberapa tersenyum, heran dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dua gadis kecil itu. "Ayolah Chong-ah, kenapa kamu membuat seolah aku yang bersalah, aku minta maaf nee, jadi berhentilah menangis. " Chaeyong mendongak menatap Lisa yang sekarang mengulur kan tangan nya, Lisa menghela nafasnya pelan mulai berjongkok membelakangi Chaeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]
RandomLalisa Manoban gadis yang diangkat menjadi anak oleh Ny. Park Joo Mi itu tetap lah sama dengan gadis yang dia temui 6 tahun silam. Tatapan matanya tetaplah dingin, kosong, penuh dendam dan takut terlihat kentara pada kedua bola matanya yang bersih...