🐰11🐰

571 66 2
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Rosé memilih keluar untuk menenangkan pikirannya, mengendarai mobil sport merahnya dengan kecepatan sedang, sebenarnya Rosè tak tahu arah yang akan ditujunya ia hanya mengikuti nalurinya. Sekitar satu jam berkendara Rosé berhenti di tepi jalan, keluar sebentar untuk menghirup udara pagi, jarang sekali dapat menikmati udara seperti ini di kota. Rosé kembali memikirkan perkataan Ibunya beberapa hari yang lalu.

"Anak itu hampir membunuh mu, dia akan membuat hidupmu sengsara. "

"Kenapa Ibu mengatakan hal seperti itu tentang nya, memang nya bagaimana anak kecil seumuran ku bisa hampir membunuh ku." Rosé mengusap kasar wajahnya, memilih memasuki mobilnya dan mulai mengendarai nya kembali, sedikit menambah laju kendaraan, menelusuri jalan yang terasa asing namun juga menggelitik hatinya seolah dirinya sudah pernah melalui jalan ini sebelumnya.

Semakin jauh Rosè semakin merasakan nya, nalurinya membawa Rosé ketempat dimana dia akan menemukan semua jawaban atas pertanyaan, dimana dia akan mengingat kembali kejadian yang dimaksud oleh Ibunya.

~

Rosé memelankan laju kendaraan nya, melihat sebentar jam tangannya, sedikit tersentak mengetahui bahwa dia sudah menepuh perjalanan selama 7 jam, dia berangkat jam 6 kurang dan sekarang sudah jam 1 lewat 15. Rosé benar-benar tak sadar atas apa yang dia lakukan, memperhatikan sekeliling dan memilih berhenti di sebuah rumah makan kecil. Daerah ini kecil namun maju, mungkin daerah ini kota kecil atau semacamnya.

Drrrt drrrrt

Rosé memperhatikan sebentar layar ponselnya, sebelum mematikan total ponsel tersebut, memilih mengabaikan panggilan dari orangtua juga kakak nya. Memasuki rumah makan kecil namun nyaman itu dengan senyuman, Rosé memilih tempat paling pojok disamping jendela yang menghadap langsung kejalan, seorang pelayan datang dan kembali setelah menerima pesanan Rosé. Rosé menikmati makanan yang dipesannya dengan lahap, sejak berangkat tadi pagi dia sama sekali tidak memakan apapun. Rosé bangkit untuk membayar makanannya, belum sempat menginjak kan kakinya keluar tiba-tiba saja seseorang menariknya kembali, membuat Rosé tertarik dan memutar badannya kembali.

"Hey.... Kau Chaeyong bukan? "

~~~~

"Apa yang dia pikirkan! Ini sudah siang dan dia sama sekali tidak mengangkat telepon nya! Kemana Rosé pergi sebenarnya!?" Ibu Rosè benar-benar menjadi tak karuan, Rosé pergi tadi pagi tanpa mengatakan apapun pada siapapun, membuat semua orang panik. "Ibu tenanglah. Rosé baru saja mengirimi ku pesan, dia bilang tak akan pulang malam ini. " Daniel terkejut ketika Ibunya malah membentak dirinya, "HARUSNYA KAMU MENYURUH NYA PULANG, BUKAN MALAH MENG 'IYA' KANNYA!" Daniel mengeratkan giginya, tangan nya terkepal kuat menahan emosi yang selama ini dia sembunyi kan, menatap marah sang Ibu yang sekarang sedang ditenangkan oleh Ayahnya.

"Ibu sangat buruk, menyebut keegoisan Ibu sebagai kasih sayang? Cih, yang benar saja!" Ibu Rosè bangkit dan tamparan telak itu mendarat dengan mulus di pipi Daniel. Daniel hanya diam, dia tahu apa yang dia katakan sungguh sangat tidak pantas, tapi Daniel tak bisa membiarkan Ibunya semakin tenggelam dalam keegoisan yang dia maksud dengan kasih sayang itu, semua itu salah, Daniel tak ingin Rosé semakin tersakiti nantinya dan berakhir dengan Rosé yang tak akan pernah memaafkan Ibu mereka.

"Daniel, apa yang Ayah dan Ibu lakukan semuanya untuk kalian berdua, kami bekerja siang malam untuk kalian dan kami menyembunyikan semua ini juga untuk kalian berdua. Tolong jangan salah mengerti dengan bentuk kasih sayang yang kami berikan pada kalian. " Ayahnya menepuk pelan pundak Daniel mencoba meyakinkan anak sulung nya bahwa ini memang pilihan terbaik untuk Rosé, tapi Daniel menepis pelan tangan sang ayah, memutar badannya membelakangi orang tua nya.

Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang