"Kalau begitu katakan pada Ibu, kenapa hal ini bisa terjadi padamu?"
"I-ibu bi-bisa kah Ibu me-lepaska-n ta-tangan Ibu" Lisa terbata, nafasnya memburu, rasanya tercekat di kerongkongan, wajahnya mulai terlihat pucat dan keringat dingin mulai terlihat diwajahnya. Joo Mi tersentak, terkejut mendapati wajah pucat anaknya, sesegera mungkin tangan yang menyentuh pipi anaknya itu dia tarik.
Joo Mi spontan berdiri melihat reaksi Lisa, mulutnya berkali-kali mengucap kata maaf, Lisa masih membeku ditempatnya berusaha sekuat tenaga untuk melawan rasa sakit yang tiba-tiba saja menyerang seluruh tubuhnya.
Wajahnya semakin pucat, darah bahkan mulai mengalir keluar dari hidung nya, Joo Mi berteriak nyaring berharap siapapun yang mendengar suaranya dapat memanggil dokter untuk menangani putrinya sekarang. Joo Mi terduduk dilantai, seluruh tenaganya hilang, ini pertama kalinya Joo Mi melihat langsung bagaimana penyakit tersebut memakan Lisa. Biasanya Joo Mi hanya dikabari ketika Lisa sudah berada di rumah sakit, dan ketika sampai Lisa sudah tertidur dengan banyak perban, luka dan memar.
Lisa terbaring di ranjang nya, mulai melengkungkan badannya, tubuh ringkih itu tak kuasa menahan rasa sakit, Joo Mi menangis keras ketika dokter Lee datang bersama beberapa suster yang sudah siap dengan obat penghilang rasa sakit dan juga obat pribadi milik Lisa. Salah seorang suster berusaha menenangkan Joo Mi yang masih gemetar.
Dokter Lee membuat Lisa tertidur agar dapat mengurangi rasa sakit yang dirasanya, sungguh tak tega melihat Lisa yang akhir-akhir ini sering kambuh. Dokter Lee mendekati Joo Mi yang masih bergetar ditempatnya, "Kami akan mengganti perbannya, jika anda tidak kuat melihat Lisa, anda bisa keluar. " Dokter Lee memperhatikan Joo Mi yang terlihat diam saja sambil menatap Lisa yang terlihat sudah tenang tertidur.
Dibeberapa bagian perbannya bercak merah darah terlihat jelas, juga pada wajahnya yang masih memiliki memar lama sekarang bertambah juga. Ibu mana yang tega melihat anaknya seperti itu. Dokter Lee memberikan isyarat pada para suster untuk mulai mengganti perban dan pakaian Lisa, Joo Mi kembali menangis melihat seluruh tubuh Lisa ini adalah kali pertama baginya melihat hal tersebut, Lisa tak pernah menujukan seluruh tubuhnya pada Joo Mi setelah kambuh dan mungkin inilah alasannya.
~~~~
Jungkook berbaring ringan di ranjang besar miliknya, cukup aneh saat Rosé begitu khawatir dengan keadaan Lalisa yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya, ahhh sungguh tak sadar diri bahkan dia juga melakukan hal yang sama dengan Rosé.
"Hey Jung.... Apakah gadis itu bisa sembuh?"
Jungkook bahkan tidak tahu harus menjawab pertanyaan Rosè seperti apa, bagaimana caranya membatu Lalisa jika gadis itu bahkan tak bisa dekat apa lagi bersentuhan dengan orang lain.
Tapi tentu Jungkook tak akan tinggal diam,ini cinta pertama nya, dia mencintai Lalisa tentu dirinya akan memperjuangkan gadis tersebut bagaimana pun caranya, dia akan berusaha untuk membantu gadis nya tersebut.
Drrrt drrrrt
Jungkook mengambil handphone nya yang terletak di nakas meja dekat ranjang, nama Paman Lee terpampang jelas membuat Jungkook mendudukan diri tegap dan dengan cepat menjawab nya. "Paman ada apa? " Jungkook tak tahu reaksi seperti apa yang ditunjukan oleh pamannya sekarang tapi sepertinya pamannya itu tengah tersenyum karena terdengar kekehan kecil disebrang sana.
"Tenang lah, Jung." Jungkook hanya menghembus kan nafasnya pelan pamannya itu seperti tahu saja kalau Jungkook terkejut dan lupa bernapas sekarang ini. "Mungkin Lalisa akan mengambil libur sekitar dua minggu atau lebih karena kondisinya sekarang, jadi aku ingin kau mengatakan pada semua teman mu tentang kon-.... " Jungkook memotong perkataan paman nya tersebut, dia tahu kalau tindakannya sangat tidak sopan memotong perkataan orang lain tapi dia sungguh tak ingin mendengar nya.
"Semua orang sudah tahu paman, mereka juga akan membantu. " Jungkook menutup sambungan telepon nya secara sepihak tidak menunggu jawaban dari pamannya, Jungkook memilih menidurkan dirinya tak mau memikirkan apapun untuk saat ini.
'Syukurlah.' Lee Jong Suk tersenyum ringan dan mengistirahatkan tubuh nya.
~~~~
"Bagaimana sekolah mu, Rosé? " Park Daniel, kakak kandung nya itu bertanya sambil tetap menyantap hidangannya, Rosè mengalihkan pandangan nya pada sang kakak yang sekarang juga menatapnya. Rosè hanya tersenyum kecil sebagai jawaban. "Sepertinya ada masalah, ya? " Daniel juga tersenyum menanggapi jawaban yang diberikan Rosé padanya.
"Ya begitulah kak, hari ini tidak begitu menyenangkan. " Daniel tertawa kecil menanggapi ucapan Rosé, memang sekarang hanya mereka berdua saja yang makan di meja besar itu, kedua orang tua mereka masih berkerja dan mungkin akan pulang larut untuk hari ini.
"Kau tak ingin menceritakan nya,hm?" Rosè menatap kakaknya dengan wajah bingung, kakak nya mungkin akan sama saja dengan Ibu mereka, hanya akan berbohong dan menutupi semuanya. Tapi mungkin saja kali ini kakak nya malah akan memberi tahu menjawab nya, mungkin Rosé harus mencobanya dulu. "Apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku, kak? " Daniel hanya menunjukkan senyum sendunya pada Rosé, dia tentu tak ingin Rosè terluka sebisa mungkin dia akan melakukan apapun untuk menjamin kebahagiaan nya.
"Semuanya melakukan yang terbaik untuk mu Rosé, begitupun dengan ku. Kakak tak ingin kau terluka, kakak tak ingin melihatmu seperti itu lagi. " Rose hanya tersenyum miring, sudah dia duga jawabannya pasti akan seperti ini seharusnya dia tidak bertanya saja tadi.
"Kakak harap kau tidak menyesal setelah mendengar semuanya. " Rosé mengangkat kepalanya, menatap wajah sang kakak yang terlihat begitu sedih, ketakutan muncul dalam dirinya, apa yang sebenarnya keluarga nya sembunyikan dari diri nya Rosè sungguh tak mengerti, melihat wajah sang kakak membuat Rosé ingin mengurungkan niat untuk melanjutkan pembahasan tersebut, tapi jika Rosé melakukannya semua ini akan berakhir dan dia akan hidup dalam kebohongan selama sisa hidupnya.
"Aku tidak akan menyesalinya, kak. " Daniel menarik nafas nya dalam sebelum akhirnya menceritakan semua hal yang keluarga nya tutupi selama ini, Daniel tahu bahwa sejak setahun belakangan ini adiknya itu terus saja mengalami mimpi buruk, dia juga tahu bahwa semua hal yang Rosé pikir mimpi itu sebenarnya adalah kenyataan, dan Daniel sungguh tak ingin jika Rosè nantinya malah tahu hal ini dari orang lain, adiknya itu pasti akan membenci mereka semua.
~~~~
"Park Chaeyong " Lisa bergumam kecil menyebut nama teman sebangkunya itu, entah kenapa gadis tersebut malah mengingatkan nya dengan sabahat kecilnya dulu, Lisa sungguh merindukan nya. 'Chong-ah' begitulah Lisa memanggil nya, wajah nya putih dengan pipi yang lebar, dia sangat suka mengambil makanan Lisa dan menghabiskan nya sendiri membuat Lisa marah dan dia akan mati-matian mengatakan maaf dan kemudian mengulangi nya lagi. Lalisa tertawa kecil mengingatnya, entah dimana dan bagaimana kabar sahabat nya itu Lisa sungguh tak tahu tapi yang pasti Lisa tak pernah lupa bahwa dirinya setiap saat selalu berdo'a untuk kebahagiaan dan kesehatan gadis itu.
"Aku berharap dia tidak akan pernah mengingat ku lagi. " Lalisa tersenyum sendu, tentu saja dari lubuk hatinya yang terdalam Lalisa berharap bahwa perkataan nya barusan tidak akan pernah terjadi, tapi jika ini demi kebaikan sahabat nya tersebut Lisa tentu berharap perkataan nya tadi jadi nyata, entahlah Lisa hanya berharap segala sesuatu menjadi baik untuk semua orang.
Lalisa memperhatikan Ibunya yang tertidur di sofa rungannya sekarang ini, dia sudah sadar sekitar satu jam yang lalu dan hal pertama yang dia dapati adalah Ibu nya tersebut tidak mau mendekati dirinya sama sekali. Lalisa tentu tahu alasannya, Joo Mi pasti merasa sangat bersalah pada dirinya tentang kerjadian beberapa saat yang lalu, Lalisa mengutuk dirinya sendiri karena membuat sang Ibu merasa bersalah dan terpukul. Lalisa berjanji bahwa dirinya benar-benar akan sembuh dari penyakit aneh ini dan apapun alasan serta ketakutan yang masih menyertai nya sekarang pasti akan dia atasi, pasti.
"Aku harap dia sudah mati, agar tidak ada lagi alasan yang membuat ku takut dengan orang lain sekarang. "
(。’▽’。)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]
RandomLalisa Manoban gadis yang diangkat menjadi anak oleh Ny. Park Joo Mi itu tetap lah sama dengan gadis yang dia temui 6 tahun silam. Tatapan matanya tetaplah dingin, kosong, penuh dendam dan takut terlihat kentara pada kedua bola matanya yang bersih...