Drrrt drrrrt
"Ah maaf Bibi aku mengganggu malam² begini?."
"Hahaha tenang lah nak Jungkook, kebetulan saya sedang tidak sibuk. Jadi apa hal penting yang ingin kamu bicarakan? "
Joo Mi duduk sambil menikmati secangkir teh yang sebelumnya dia buat, sembari menunggu putrinya pulang. Sudah malam tapi putrinya belum juga pulang, hanya memberi kabar agar dirinya tak khawatir, tapi bagaimana mungkin dia tidak khawatir.
"Apakah bibi punya waktu senggang besok? Ada hal penting yang ingin saya tanyakan. "
Joo Mi melihat jam tangannya dan mengangguk tanda setuju.
"Sekitar jam 5:30, apa kau bisa?
Tapi kenapa tidak kau katakan sekarang saja?"Joo Mi tidak bisa membaca ekspresi seseorang yang tidak dia lihat, namun hanya dengan mendengar suara gelisah dibalik telepon Joo Mi tahu kalau hal yang akan dibicarakan Jungkook bukan hal sepele.
"Oke, baiklah. Jungkook kita akan betemu besok. Pastikan kau bisa karena hanya itu waktu luangku besok."
"A-ah ya tentu saja saya bisa. Baiklah terima kasih bibi, kalau begitu selamat malam, sekali lagi maaf karena mengganggu waktu anda."
Joo Mi menghela nafasnya setelah menutup sambungan telepon nya. Beberapa kali memperhatikan jam tangan miliknya, sungguh sebenarnya kemana anaknya itu pergi sampai belum pulang juga, sekarang bahkan sudan jam setengah sembilan, tanpa kabar dan kejelasan semakin membuat Joo Mi tak tenang.
"Lebih baik aku mencari nya."
Baru saja mau melangkah mendekati pintu besar itu, Joo Mi tersenyum lega melihat putri nya sudah masuk kedalam rumah. Joo Mi berjalan kearah Lalisa yang masih berada di depan pintu besar itu.
"Lalisa, apa kamu baik² saja sayang? " Nada tanya nya terdengar khawatir. Ini pertama kalinya sejak dia merawat Lalisa, gadis itu hanya berjalan melewati nya, tanpa sepatah katapun yang terucap.
"Sayang? Apa kamu tidak dengar? Ibu bertanya padamu. Ibu khawatir karena kam-,, "
"Bisakah anda diam!? Saya baru pulang dan saya lelah. Tidak bisakah anda mengerti? "
Joo Mi terdiam. Apa ada hal salah yang dia lakukan sebelumnya sampai membuat Lalisa bersikap seperti itu padanya? Tapi Lalisa tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.
Joo Mi pun hanya diam dan melihat punggung Lalisa yang memasuki kamar nya. Joo Mi membuka pintu dan terkejut melihat 'Rosé' yang duduk menangis di depan pintunya.
"Nak apa yang kau lakukan? Jangan disana, ayo masuk. " Joo Mi tahu bahwa anak inilah yang dimaksud oleh Dr. Lee tadi siang, hanya saja apa yang terjadi? Bukan kah anak ini yang kemungkinan bisa membantu Lalisa untuk sembuh? Begitu yang dikatakan Dokter tadi. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?
"Maafkan aku, bibi. Dia begitu marah dan membuat tangannya terluka, aku membuat nya terluka." Rosé memeluk Joo Mi yang berada di sampingnya, menumpahkan air matanya pada pelukan hangat wanita ini.
"A-apa yang terjadi? Luka apa yang kamu maksud, nak? " Joo Mi berusaha tenang, selain demi anak yang sedang memeluknya sekarang, dia juga harus menenangkan hatinya.
"Masuklah. Kita bicarakan dengan baik di dalam, ya. " Joo Mi membantu Rosé untuk masuk ke dalam rumahnya. Membiarkan gadis itu duduk sementara dirinya menyiapkan segelas teh untuk menenangkan nya.
~~~~
"Rosé apa yang kau maksud tadi? Kenapa Lalisa begitu marah hingga membuat tangan nya terluka? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]
RandomLalisa Manoban gadis yang diangkat menjadi anak oleh Ny. Park Joo Mi itu tetap lah sama dengan gadis yang dia temui 6 tahun silam. Tatapan matanya tetaplah dingin, kosong, penuh dendam dan takut terlihat kentara pada kedua bola matanya yang bersih...