"Jung tolonglah dia ... "
Suara paman nya mengalun dengan pelan dan lirih terdengar sangat putus asa,, "seburuk itukah keadaan nya? " Jungkook terdiam, memilih pergi meninggalkan paman nya yang masih menatap nanar Lalisa disana.
"Jung kalau kau ingin membantu nya lakukanlah, lakukan dengan perlahan, jangan menyakiti nya dia sudah sangat menderita. "
Jungkook berhenti di tempatnya sebentar sebelum melanjutkan langkah nya kembali, wajahnya yang terpahat sempurna itu menunjukkan keseriusan berkata pelan dengan sangat tegas "Akan ku lakukan paman".
~~~~
Jungkook sampai disekolah setelah menjenguk Lalisa dirumah sakit, mengetuk pintu kelas yang sekarang tengah senyap. Semua orang memperhatikan dirinya yang baru saja tiba dikelas, ini adalah jam pelajaran kedua kemana saja pemuda Joen itu sampai baru tiba di sekolah sekarang.
Pak Song pun hanya mempersilakan nya masuk tanpa penjelasan, yang membuatnya heran bukan lah hal tersebut, itu adalah hal yang biasa terjadi padanya tentu saja siapa yang akan melarang anak dari Joen Jiyong itu melakukannya and the answer is nothing.
Jungkook masuk masih memperhatikan teman sekelas nya yang hanya diam saja, apa yang dikatakan Pak Song sampai mereka semua menjadi diam begini. Mengabaikan hal itu Pak Song meminta Jungkook untuk segera duduk dan mendengar kan penjelasan nya yang sempat terputus tadi.
Semuanya menegang menunggu lanjutan kalimat yang sempat terputus oleh pemuda Joen itu, Jungkook yang tak mengerti arah awal pembicaraan guru nya tersebut perlahan mulai mengerti, amarah tiba-tiba saja menghampiri dirinya.
Menatap tajam pada sang guru yang tetap menjelaskan dengan telaten perkara serius yang harus mereka semua mengerti, Jungkook berdiri kembali jadi penghenti kalimat sang guru.
"HENTIKAN UCAPAN ANDA"
Jungkook menatap marah Pak Song namun tatapan nanar yang diperlihatkan oleh sang guru membuatnya tersadar Jungkook kembali duduk dan memilih diam mendengar kan Pak Song yang kembali memulai penjelasan nya dari awal.
"Baiklah Bapak akan mengulang penjelasan nya lagi dari awal tolong perhatikan dengan baik." Wajah sendu yang diperlihatkan Pak Song membuat semuanya bingung, karena kalimat-kalimat yang terputus itu begitu sulit untuk semuanya pahami, begitu menakutkan seandainya itu memang nyata adanya, tapi itulah kebenarannya semua harus mengerti dan menerima, membantu dan menemani itulah alasan penjelasan panjang lebar yang Pak Song lakukan sekarang.
"Lalisa Manoban, dia merupakan anak angkat dari Ny. Park Joo Mi. Lalisa mengalami trauma berat dengan masalalunya, karena hal itu juga sekarang Lalisa tidak lah bisa hidup normal seperti kalian. Lalisa mengalami phobia aneh yang sampai sekarang tak bisa diobati. Tubuhnya akan mengalami luka, lebam dan juga memar jika bersentuhan dengan oranglain. Jadi bapak ingin kalian semua mengerti dan membantu nya, ini akan sulit tapi bapak sungguh meminta hal tersebut dari kalian semua. "
~~~~
Rosé masih bergeming ditempatnya, hari sudah sore bahkan bel pulangpun sudah berlalu sejak satu jam yang lalu. Kedua sahabat nya pun sudah lama pulang mereka bahkan belum saling menyapa karena kejadian dikantin pagi tadi.
Rosè menerawang jauh kedepan, memandang lapangan sekolah yang masih dipenuhi siswa siswi ekstrakurikuler. Penjelasan Pak Song siang tadi mengalun indah di telinga nya, Lalisa baru saja pindah dua hari yang lalu dan setelah hari itu dia sama sekali belum masuk kembali, berbagi pertanyaan berputar dikepalanya dan terjawab dengan penjelasan singkat Pak Song tadi.
Rosé memejamkan matanya, ingatannya kembali pada hari dimana Lalisa dilarikan kerumah sakit. Rosè masih ingat bagaimana gadis itu berteriak nyaring kesakitan, perkataan Pak Song tentang penyakit yang di derita Lalisa pun terbayang begitu saja bagaimana keadaan Lalisa sekarang itulah inti dari pemikiran nya sekarang ini.
"Kau belum pulang? " Jungkook yang datang tiba-tiba membuat Rosé terkejut, Rosé hanya menatapnya sekilas tak berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jungkook padanya.
"Sepertinya kau sedang bermasalah dengan kedua sahabatmu. "
"Itu bukan urusan mu Jung. " Rosè kembali diam setelah menjawab singkat perkataan Jungkook, Jungkook memperhatikan Rosè sedikit aneh ketika gadis itu bicara dengan nada kasar padanya karena selama yang Jungkook tahu gadis itu merupakan gadis yang lembut.
"Kau sedikit aneh hari ini Rosé-ssi."
Rosè melihat kearah Jungkook yang sekarang sedang merapikan pakaian nya, badan nya berkeringat menandakan bahwa Jungkook baru saja selesai dengan kegiatan voli nya. Jungkook merupakan anggota tim inti dalam club voli sekolah dan posisinya sebagai seorang setter utama.Rosé berdiri dan menghampiri Jungkook yang selesai dengan kegiatan nya dan bersiap pulang.
"Maaf Jung aku tak berniat mengatakan nya dengan kasar, aku minta maaf. " Jungkook tersenyum simpul dan menepuk pipi Rosè sebentar mengatakan bahwa hal itu tidak lah masalah untuk nya, tapi Jungkook tak ingin jika Rosè sampai melakukan nya pada orang lain.
"Hey Jung... " Rosè menggigit pelan bibir bawahnya, menatap Jungkook yang sekarang juga menatapnya dengan tanya.
~~~~
"Ibu, kapan Lisa bisa pulang dan kesekolah lagi? " Lisa bertanya pada Joo Mi yang sekarang tengah sibuk dengan notebook nya, Lisa tahu bahwa Ibu angkatnya itu seorang wanita karir yang sibuk, dia adalah pemilik utama Park's Company's sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi informasi canggih. Memiliki banyak cabang yang tidak hanya berada di Seoul namun juga di berbagai daerah di luar Seoul.
Joo Mi menatap Lisa dengan lembut, "Kita akan pulang setelah kamu merasa benar-benar baik sayang. " Lisa hanya tersenyum menanggapi ucapan Joo Mi, memilih diam dan memperhatikan Ibunya yang kini kembali di sibukan dengan notebook nya, Lisa bersyukur Tuhan masih begitu baik padanya menitipkan nya pada seorang wanita seperti Park Joo Mi, wanita hebat yang menerima dirinya bahkan mau merepotkan diri sendiri untuk anak penyakitan seperti dirinya.
"Ibu, aku benar-benar bahagia karena bisa hidup sampai sekarang ini. Aku sungguh bersyukur Tuhan menjadikan mu sebagai Ibu ku, menggantikan posisi mama untuk melindungi ku. Ibu begitu menyayangi ku, Ibu begitu memperhatikan ku tapi Ibu juga selalu mengingatkan ku untuk menjadi anak yang mandiri. Aku sungguh beruntung. "
Lisa secara spontan mengatakan hal tersebut, mengingat bagaimana wajah kalut sang Ibu ketika datang ke rumah sakit meninggalkan rapat penting yang masih berjalan dikantornya. Niat berubah dalam dirinya mendorongnya untuk belajar membuka diri pada sang Ibu. Berusaha mempercayai wanita yang selama enam tahun ini mengurus nya, sebenarnya Lisa sungguh tak meragukan atau tidak memercayai Ibu nya tersebut, tapi rasa traumanya, Lisa sungguh tak bisa melakukan apapun untuk menghentikan rasanya takutnya pada orang lain.
Joo Mi membeku ditempatnya, setiap kata yang Lisa katakan sungguh membuat nya sangat bahagia, hatinya bergetar, air matanya pun jatuh begitu saja. Joo Mi menatap Lisa dengan tatapan haru, perlahan mendekati Lisa yang sekarang tengah memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang masuk melalui jendela sebelah kanan nya, melupakan tumpukan email yang terus masuk dalam notebook nya.
Tangannya terulur perlahan menyentuh pipi lembut Lisa, membuat Lisa terkejut dan melihat Joo Mi yang sekarang masih menyentuh pipinya dengan tatapan yang sangat teduh. Lisa terpaku, jantung nya berpacu berkali-kali lipat lebih cepat, keringat mulai terlihat di sekitar wajah nya yang juga ikut memucat, bahkan tubuhnya yang kurus itu mulai bergetar. Sungguh itu adalah reaksi spontan yang terjadi pada tubuhnya ketika bersentuhan dengan oranglain.
"Kalau begitu katakan pada Ibu, kenapa hal ini bisa terjadi padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath of Scandal (Luka masa lalu) [slow Up]
RandomLalisa Manoban gadis yang diangkat menjadi anak oleh Ny. Park Joo Mi itu tetap lah sama dengan gadis yang dia temui 6 tahun silam. Tatapan matanya tetaplah dingin, kosong, penuh dendam dan takut terlihat kentara pada kedua bola matanya yang bersih...