🐊 Konspirasi

5.1K 752 172
                                    

Assalamualaikum..

Ini author tambahin partnya, biar pasukan manusia setengah dewa semangat menjalani hari senin esok. 😁💪💪

Terimakasih ya semua buat vote dan komennya..

Wassalamualaikum..

🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊🐊










Aiza Shanum Keshwari



Lebih suka senja atau pelangi?

Aku bertanya bukan untuk membandingkan, karena pernah aku bilang semua terlihat indah di mata yang tepat, aku hanya ingin tau alasannya.

Kalau aku lebih suka dengan senja. Alasannya simpel aja, mungkin sudah banyak yang bilang seperti ini. Senja itu walaupun hanya punya satu atau dua warna yang cenderung gelap tapi senja itu setia, walaupun hanya datang sebentar tapi senja selalu menepati janji untuk datang lagi di esok hari.

Sedangkan pelangi, dia memang indah punya banyak warna tapi kesetiaannya masih di bawah senja, dia hanya datang setelah hujan badai, itupun tidak pasti.

"Sampai kapan sih mau main kucing-kucingan?" pertanyaan Mas Haris mengusik lamunanku.

"Siapa yang main kucing-kucingan, Mas?" elakku.

Mas Haris menghela nafasnya, dia melirik arloji dan tanpa persetujuanku dia membelokkan mobil ke sebuah restoran kesukaan abah.

"Mampir sebentar, abah pesan sate kambing tadi!" ujarnya.

Aku membiarkan dia turun sendiri karena aku pikir dia hanya ingin membelikan sate untuk abah tapi ternyata dia menggedor pintu dan memintaku turun menemaninya.

Dan lagi-lagi tanpa meminta persetujuanku dia memesan dua porsi sate dan satu porsi tongseng lengkap dengan minumannya.

"Makan dulu, buat tambah darah! Biar nggak pucet tuh muka!" ujarnya lagi setelah 15 menit kemudian pesanan kami datang.

"Udah sih, Za! Ngaku aja ke Rey-Rey itu kalau aku bukan suami kamu!"

Aku tidak memperdulikan ocehannya, tetap fokus makan.

Oh iya Za itu penggalan dari Aiza bagian dari namaku. Mas Haris lebih suka memanggilku seperti itu.

Jadi, Mas Haris ini memang bukan suamiku seperti yang Mas Rey tau selama ini. Haris adalah kembaranku, kata almarhumah umi dulu pas hamil kita memang ada dua kantong janin, jadinya kita ini kembar tapi tidak identik. Secara kasat mata memang tidak begitu terlihat kemiripannya.

Mas Haris lahir 7 menit lebih dulu daripada aku, tapi itu cukup banget buat dia sombong dan mengharuskan aku untuk memanggilnya Mas. Tapi memang dari kecil umi dan abah juga membiasakan aku untuk memanggilnya mas. Selain Haris ini, aku juga punya satu abang lagi yang sekarang berusia 30 tahun, namanya Mas Nadim.

Kita semua tinggal di rumah abah karena permintaan abah sendiri. Abah tidak mau ditinggal jauh oleh anak-anaknya. Alhasil Mas Nadim beserta anak istrinya juga tinggal di rumah, untuk saja istrinya penurut banget.

Begitu juga dengan saudara kembarku ini, dia menikah beberapa bulan yang lalu dan juga masih tetap tinggal di rumah.

Rumah abah itu satu halaman dengan pesantren, sisa tanahnya juga masih agak luas jadi untuk melegakan hati abah Mas Nadim mulai membangun rumah di belakang rumah utama. Kalau Mas Haris ini nggak taulah gimana rencananya.

9. Master JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang