🐊 Salam Perpisahan

4.7K 759 180
                                    


Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna..

Entah sudah berapa kali aku replay lagu berjudul 'Yang  patah tumbuh, yang hilang berganti' dari salah satu band indie bernama Banda Neira.

Suka sekali dengan liriknya, seolah bisa menjadi mantra ampuh bagi siapa saja yang sedang rapuh dan jatuh karena kehilangan. Bukan hanya soal hubungan, tapi lirik itu juga bisa bermakna dalam untuk setiap hal di kehidupan.

Setuju ya, kalau semua hal bisa kita jadikan pelajaran?

Kalau nggak setuju, pindah negara sana! Canda pindah!

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti,

Hati yang sedih akan segera pulih. Harapan, semangat dan doa yang patah pasti akan tumbuh kembali karena yang pergi dan hilang akan terganti.

Terganti itu tidak harus sama, pernah kehilangan uang tidak selalu diganti dengan uang, bisa jadi Allah ganti dengan kesehatan dan kebahagiaan yang tak terkira, sama halnya dengan kehilangan seseorang tidak harus selalu digantikan orang baru, tapi bisa juga digantikan oleh rasa ikhlas dan semangat baru untuk hidup lebih baik.

Pada intinya aku cuma mau bilang nggak mudah mengganti orang yang baru. Begitu aja. Titik.

Tarik nafas.. Peluk guling dulu!

Lumayan dapat libur sehari, jadi kamu rebahan dulu.

Lima hari berlalu dan kini saatnya mengistirahatkan otot. Alhamdulillah tugas ke Kudus lancar, perkara kakinya nginjak pecahan kaca itu bukan masalah besar.  Fyi buaya kulitnya tebal.

Eh tapi ngilu dikit sih!

Kemarin di hari terakhir baksos, aku dan Doni sempatkan lihat-lihat daerah sekitar posko, dan karena saking semangatnya karena kita nemu spot foto menarik, jadi nggak hati-hati keiinjek lah pecahan kaca itu. Untung saja hanya sedikit nyerempet di jempol kaki.

Jangan tanya pakai sepatu apa enggak, sudah pasti enggak!

Alhamdulillah juga semakin terasa baik setelah ditelpon sama mama. Mungkin benar ya kalau hati seorang ibu itu sensitif sama anaknya, bahkan ketika sedang jauh. Tadi mama telepon dan langsung menanyakan keadaanku. Katanya sejak kemarin kepikiran aku.

Ternyata aku kuat dan sehat itu belum tentu karena Allah berkehendak memberiku kekuatan, tapi karena kekuatan dan ketulusan doa mama. Apa yang aku miliki selama ini tidak lepas dari doa orang-orang tersayang.

Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi, waktunya kembali bermimpi lagi, semoga besok pagi hati dan tubuhnya sehat kembali.

"REY!!"

Ya Tuhan!

Siapa yang berani teriak di sini? Belum pernah digeruduk warga kos apa ya?

Dengan langkah berat aku membuka pintu dan aku hanya bisa pasrah melihat dua pria yang sudah menyeringai di depanku. Lenyap sudah rencana indahku hari ini untuk tidur. Bang Ilyas dan Arsha lalu masuk tanpa harus aku persilahkan

"assalamualaikum ya ahli ghosting."

Bang Ilyas masuk sambil terbahak karena melihat aku yang siap-siap melontarkan kata-kata manis.

"Waalaikumussalam,"

Bukan mereka lagi yang aku perhatikan melainkan barang yang mereka bawa, lalu aku membuka kiriman dari mama dengan sedikit perasaan bersalah. Dulu biasanya aku jarang sekali menyentuh makanan yang mama siapin, tapi setelah jauh di sini terasa banget kehilangan perhatian mama. Maka dengan semangat aku melahap kiriman makanan dari mama. Memang beda rasanya makanan kalau sudah tersentuh tangan mama.

9. Master JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang