🐊 Dilema Sabtu Sore

4.6K 735 139
                                    

REYSHAKA

"kenapa kamu senyum-senyum, Rey? Menang undian?"

Pandanganku dari hp teralih ke Mala yang sudah berdiri di depan meja kerjaku. "Lebih dari undian, sih!" jawabku tanpa menghilangkan senyum cerah, bersih dan bersinar.

Mala tak lagi mengindahkan, dia menaruh satu kotak makanan di depanku. Aku meletakkan hp lalu mengambil kotak makanan itu.

"Ini dirimu yang masak, Mal?" tanyaku ketika membuka kotak makanan itu dan mendapati isinya lumayan menggugah selera.

"Beneran dirimu yang masak? Buatku ini?" Aku memastikan Mala tidak salah alamat, dan dia mengangguk. Alhamdulillah, rejeki anak kos.

Sementara aku makan, Mala duduk terdiam mengamatiku. Sebenarnya ini makanan enak rasanya, mungkin efek aku habis sakit juga jadi terasa lebih enak, tapi aku harus merelakan untuk menutup kotak makan ini dulu dan menanyakan keadaan Mala, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu yang berat.

"Kenapa?"

Mala menarik nafasnya, kemudian berdiri di samping jendela untuk mengamati kendaraan yang berlalu lalang di jalan.

"Kamu sambil makan aja, habiskan itu."

Karena memang tadi aku pengin banget makan ini ya sudah, sambil dengerin Mala cerita aku mulai mengunyah lagi.

"Bisa bantu aku nggak, Rey? Kamu ada kenalan atau malah kamu sendiri yang bisa bantu aku."

"Untuk?"

"Ikut menyembah Tuhanmu."

Aku hampir menyemburkan makanan yang sudah di mulut. Pernah terlintas sedikit di pikiran kalau Mala akan memutuskan hal ini, tapi aku tidak menduga akan secepat ini.

"Kamu serius, Mal?"

Sembari tersenyum Mala kembali ke kursinya, "Serius Rey, udah lama aku mikirin ini, bukan hanya sehari dua hari, tapi udah tahunan. Mama dan papaku beda agama, dari kecil aku ikut keyakinan mama, tapi mereka tetap membebaskan aku memilih apa yang membuatku yakin. Dan perjalanan panjangku menuntun aku ke islam."

"Serius ini dari hati kamu sendiri?"

Mala kembali mengangguk dengan yakin.

Sebagai temannya tentu aku ikut bahagia, maka dengan senang hati aku akan membantunya. Dan pikiranku langsung tertuju pada Abah Bukhori aliasa abahnya Shanum alias calon mertua. Aamin Ya Allah..

Hari ini ada dua hal yang membuat aku bahagia. Pertama kabar Mala ini, tentu aku senang karena akan mendapat saudara baru dan yang kedua ada hal yang sejak tadi membuat aku senyum-senyum sendiri.

Kejutan sekali ketika selesai kerja tadi aku melihat-lihat WA story. Awalnya tidak ada yang aneh, ada story mama dengan varian kue baru di tokonya, story Kak Dito yang memperlihatkan foto USG 4D calon anaknya, dan selanjutnya keningku berkerut bersamaan senyumku yang mengembang begitu saja ketika aku menggeser story itu dan berikutnya berganti foto suasana kelas dengan murid-murid yang sedang rebutan bersalaman dengan gurunya.

Ah kepanjangan! Maaf kalau lagi bahagia emang terlalu berlebihan ngomongnya!

Intinya aku cuma mau bilang kalau story Shanum muncul dan itu artinya nomorku tak lagi diblokir olehnya. alhamdulillah,

Baru juga blokirannya yang dibuka udah sesenang ini. I'm over the moon!

Ya meskipun tidak ada chat apapun darinya sampai sekarang, bahkan aku juga tidak sadar kapan dia membuka blokirnya, sejak kemarin aku tidur di panti kayaknya belum ada yang berubah.

9. Master JenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang