"Kapan terakhir kali kau menghadapi masalahmu alih-alih melarikan diri? Kapan terakhir kali kau mengakui kesalahanmu alih-alih menyalahkan orang lain? Kapan terakhir kali kau mencoba memperbaiki kesalahanmu daripada mencari alasan? Kapan terakhir kali tidak bertindak seperti pengecut, Hyuck? Katakan padaku. Kapan?"
Donghyuck mengepalkan tangannya. Ia dan sepupunya tidak pernah bertengkar secara fisik sebelumnya, tapi tidak ada yang ingin dilakukan Donghyuck saat itu selain memukul sepupunya dan menghapus ekspresi penuh perhatian yang ada di wajah itu.
Doyoung tidak tahu apa pun.
Doyoung tidak tahu apa pun tentang Donghyuck dan apa yang ia alami, jadi kenapa sepupunya sangat berani seperti itu? Beraninya lelaki itu menuduh Donghyuck sebagai seorang pengecut, padahal Donghyuck telah berusaha cukup berani dengan terus hidup meskipun mengalami ketidakadilan?
Well, ia adalah Doyoung, yang cukup beruntung karena tidak pernah mengalami kesulitan untuk membuktikan kemampuannya. Ia hanyalah Doyoung yang tidak pernah mengalami penolakan dari orang-orang yang seharusnya menerimanya dengan sepenuh hati. Ia hanyalah Doyoung yang memiliki kehidupan yang sempurna, kehidupan yang sempurna yang tidak akan pernah dimiliki Donghyuck karena semesta tidak memang adil.
Jadi, siapa dirinya?
Siapakah Doyoung yang berbicara tentang kepengecutan ketika ia sendiri belum diuji dalam kehidupan ini sebanyak Donghyuck?
Tapi, kenapa setiap kata-katanya justru memengaruhi Donghyuck? Doyoung tidak tahu apa pun, namun kenapa ia seolah benar?
Apa Donghyuck benar-benar seorang pengecut?
Tidak!
Donghyuck bukan pengecut!
Doyoung hanya membuat kepalanya menjadi pusing!
"Kau tidak berhak membicarakanku seperti itu. Kau tidak tahu apa yang telah kualami. Kau tidak akan pernah mengerti itu, tentu saja. Kau mendapatkan semuanya. Kau mendapatkan semua yang kau inginkan, jadi kau tidak akan pernah mengerti perasaanku."
Doyoung hanya berdiri di sana, menatap dengan saksama saat Donghyuck mendelik padanya. Ia sedang berpikir keras, Donghyuck yakin. Ia sedang memikirkan tentang apa yang harus dikatakan selanjutnya pada Donghyuck agar bisa unggul. Karena Doyoung memang seperti itu. Segala sesuatu baginya adalah kompetisi. Semua yang ia lakukan adalah untuk menjadi orang yang terbaik. Ia seperti itu, dan Donghyuck tidak mungkin salah tentang hal itu. Donghyuck seharusnya tidak salah tentang hal itu.
"Itukah sebabnya kau begitu membenciku? Karena kau iri pada hal-hal yang kumiliki?"
Donghyuck mencemooh sebelum berdiri, tetapi bahkan dengan melakukan itu, ia masih memandangi sepupunya dan ia sangat membencinya. Mengapa Doyoung harus selalu menjadi orang yang membuatnya sedikit terpengaruh? Itu sangat tidak adil. "Apa yang patut dicemburui dari dirimu? Kau hanya boneka orang tuamu. Kau bahkan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Yang terburuk dari semuanya adalah kau tidak memiliki mate, jadi kau pasti akan sendirian selamanya."
"Benar," jawab Doyoung, tanpa sedikit pun membantah. Seperti, setiap usaha yang dilakukan Donghyuck untuk menyakitinya sama sekali tidak mempan. Ini tidak adil. Mengapa Doyoung tidak bisa terluka sebanyak ia menyakiti Donghyuck? "Tapi itu tidak menghentikanmu untuk membenciku karena aku selalu mendapat pujian. Aku mendapat pekerjaan yang lebih baik. Aku mendapat kehidupan yang lebih baik."
Donghyuck tertawa terbahak-bahak sebelum duduk di sofa sekali lagi. "Hah. Kebenaran akhirnya terungkap. Kau akhirnya mengatakannya. Kau pikir kau lebih baik dariku dalam segala hal."
Betul sekali. Donghyuck selama ini benar tentang Doyoung, dan memang benar, tidak ada alasan baginya untuk mendengarkan sepupunya.
Tapi Doyoung hanya menggelengkan kepala padanya. "Kita tidak perlu membicarakan apa yang kupikirkan. Kita harus membicarakan apa yang kau pikirkan, Donghyuck. Kita harus membicarakan betapa tersesatnya dirimu dalam pikiranmu sendiri sampai kau tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Jawab aku, Hyuck. Kapan terakhir kali kau mencoba untuk mencari kebenaran alih-alih merasa puas dengan apa yang kau pikirkan sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️
Fantasía[TERJEMAH] Kisah tentang perjuangan Donghyuck untuk melupakan sosok mate yang menolaknya, mengembalikan jalan hidup seperti sebelumnya, dan kekhawatiran tentang hubungan yang dijalin sahabatnya. Hidup semakin terasa berat ketika orang-orang baru mau...