Chapter 6

2.8K 385 27
                                    

Berjalannya hari seperti hanya beberapa jam saja bagi Donghyuck, sebab berlalu dengan mudah dan cepat, berbanding terbalik dari mobil yang terjebak macet di jam sibuk. Andai saja hari-hari yang berlalu itu juga bisa membawa serta peristiwa-peristiwa yang menghancurkan rutinitas Donghyuck yang damai. Nyatanya tidak. Lebih dari seminggu telah berlalu dan rutinitasnya yang dulu damai masih diganggu oleh kejadian-kejadian yang tidak biasa.

Donghyuck masih pulang dan mendapati lorong apartemen yang penuh karena tetangganya yang kurang ajar terus memesan barang meskipun tidak ada di rumah hampir sepanjang waktu. Sepertinya orang itu hanya akan mampir di pagi hari untuk melakukan sesuatu di apartemen dan kemudian pergi sebelum makan siang, setidaknya itulah yang ia pelajari dari tetangga lain yang menghentikan Donghyuck di lorong sekali hanya untuk bergosip tentang tetangga baru. Meskipun Donghyuck tahu bahwa ia harus mengurus urusannya sendiri, ia juga agak penasaran karena menurutnya kebiasaan itu aneh. Mengapa menyewa apartemen jika tidak akan tidur di sana, bukan? Pasti anak orang kaya yang diistimewakan. Maksudnya, bagaimana mungkin ia bisa terbang ke negara lain hanya untuk mate-nya? Buang-buang uang.

Mungkin Donghyuck seharusnya tidak perlu terlalu menilai. Lagipula, sahabatnya sendiri juga seperti itu. Lihatlah bagaimana Renjun sekarang, menjalani kehidupan yang penuh tekanan dengan mate-nya yang keduanya tidak pantas mendapatkan apa pun darinya. Jika saja mereka bukan sahabat, Donghyuck mungkin akan mengatakan bahwa itu hanya buang-buang waktu. Tapi mereka memang membuang-buang waktu, dan mungkin, satu-satunya hal baik yang dibawa oleh keputusan Renjun untuk pindah ke Korea Selatan adalah mereka pada akhirnya bertemu satu sama lain. Bagaimanapun, Donghyuck berhutang pada Renjun karena berkat dirinya ia berhasil bangkit dari keterpurukan kehidupan sebelumnya.

Berbicara tentang mate Renjun, Jeno menjadi orang yang biasa mengunjungi apartemen mereka, dan itu membuat Donghyuck kesal. Ada malam-malam ketika Donghyuck akan mendapati Jeno sudah terlelap dan ada malam-malam ketika Jeno pergi dari apartemen mereka sebelum pukul sembilan, begitu Renjun tertidur. Jeno akan melenggang kapan pun ia mau, atau kapan pun ia tidak mengurusi Jaemin dan itu membuat Donghyuck kesal. Donghyuck tidak nyaman dengan kehadiran Jeno, dan ia berpikir untuk menyampaikan argumennya kepada Renjun, dan mungkin mendorong mereka untuk putus saja agar ia tidak dipaksa untuk menanggung kehadiran Jeno. Tidak banyak konfrontasi yang terjadi di antara mereka berdua lagi, kecuali tentu saja dari tatapan mata satu sama lain yang menurut Renjun tidak ada yang aneh. Bagaimanapun, Donghyuck dan Jeno memang tidak pernah akur. Jeno tidak pernah benar-benar menyukai Donghyuck dan alasannya karena ia adalah Lee Jeno yang orang tuanya bercerai ketika ia masih kecil, dan itu membuat kepribadiannya sedikit kacau. Donghyuck mendengar cerita itu jutaan kali sebelumnya, dan mungkin ia tidak peduli lagi. Jeno perlu belajar bagaimana menyadari bahwa dunia tidak berputar di sekelilingnya saja dan tidak ada yang dipaksa untuk bertahan dengan sikapnya karena ia memiliki masa lalu yang buruk. Semua orang menderita dan ia tidak terlalu istimewa.

Orang lain yang sering Donghyuck jumpai dalam hidupnya adalah Mark, dan Donghyuck sangat terkejut. Ia selalu menemukan Mark bersembunyi di sekitar department store selama shift kerjanya pada hari Selasa dan Kamis. Ia tidak yakin bagaimana Mark dapat mengetahui tentang jadwalnya, tetapi ia menebak bahwa salah satu rekan kerjanya telah memberikan informasi tersebut. Yang menyedihkan, ia harus menghindari tatapannya, juga kehadirannya. Donghyuck pikir ia telah melihat yang terakhir darinya setelah hari itu. Ia pikir itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka. Sayang sekali, Mark terlalu bermuka tebal untuk pernah berpikir bahwa Donghyuck menginginkan sesuatu darinya. Ia bodoh jika ia berpikir Donghyuck akan mempertimbangkan untuk mendengarkan alasannya. Tidak akan. Mark tidak mendengarkan Donghyuck sebelumnya, jadi mengapa Donghyuck harus mendengarkannya? Kesalahan Mark jauh lebih besar daripada apa yang telah dilakukan Donghyuck sendiri, dan tindakan Mark telah membuatnya hancur berantakan. Ia tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua. Tidak sama sekali.

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang