Chapter 20

1.4K 222 31
                                    

Saat Donghyuck melangkah keluar dari mobil, ia langsung menyesal telah menyetujui saran Doyoung. Ia bahkan tidak bisa mengerti mengapa ia menyetujuinya, padahal Donghyuck seharusnya membenci sepupunya. Ia tidak seharusnya mendengarkan atau mempercayai satu kata pun yang diucapkan Doyoung.

Namun, Donghyuck menyetujuinya, dan ia sangat menyesal, terutama setelah melihat rumah yang sangat ia kenal, yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Sama seperti yang Donghyuck ingat, tidak banyak yang berubah, bagian depan masih belum dicat ulang dan jendela yang menolak terbuka masih belum diperbaiki.

Itu adalah rumah tua yang sama di mana Donghyuck dibesarkan, rumah tua yang sama yang tidak pernah pernah diperbaiki, dibandingkan dengan rumah lain di lingkungan itu.

Donghyuck ingat rumah itu adalah hadiah dari neneknya—pihak ibunya, perpanjangan bantuan untuk putrinya, yang, tidak seperti anaknya yang lain, tidak menikah dengan orang kaya dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Orang akan berpikir bahwa setelah pergi terlalu lama, ia akan merindukan rumahnya, tapi tidak, Donghyuck tidak rindu. Ia tidak menyukai rumah itu, sama seperti dulu, sehingga satu-satunya hal yang ingin ia lakukan adalah meninggalkan rumah itu selamanya.

"Aku ingin kembali," Donghyuck bergumam, secara otomatis meraih gagang pintu mobil, tapi dihentikan oleh Doyoung.

"Tunggu, ini rumahmu!"

Rumah.

Ini tidak terasa seperti rumah. Dulu memang seperti rumah ketika ia masih muda, dan dulu ketika Donghyuck terlalu cuek untuk memperhatikan perbedaan status sosial di lingkungan sekitarnya, ia menyukai rumah itu. Ia benci menyebutnya rumah setelah ia melewati fase itu, dan satu-satunya hal yang ia inginkan adalah membuat banyak perubahan pada rumah itu atau pindah ke rumah yang lebih baik.

Kemudian, hal itu terjadi. Ia terpaksa memilih antara kembali ke rumah selamanya atau tidak pernah kembali sama sekali. Donghyuck memilih yang terakhir, karena memilih yang pertama bisa berarti terjebak di rumah itu selamanya, dan ia jelas tidak menginginkannya.

Itu bukan rumahnya. Sejak bertahun-tahun berlalu.

"Kita sudah jauh-jauh berkendara ke sini," Doyoung mengingatkannya.

"Ya, tapi aku berubah pikiran. Lagipula, kaulah yang begitu kukuh datang ke sini. Itu salahmu sendiri."

Donghyuck menyilangkan lengannya saat menatap sepupunya, menantangnya.

"Tapi kau setuju," Doyoung dengan lembut mengingatkannya.

Yah, mungkin Donghyuck memang setuju, tapi entahlah … kenapa ia setuju?

Donghyuck benar-benar tidak mengerti mengapa ia setuju. Ini pasti salah Doyoung, seperti biasa. Mungkin ia telah mempengaruhi Donghyuck dengan berpikir bahwa itu semua adalah yang terbaik. Doyoung telah bersikap baik padanya, jadi mungkin itu mempengaruhi Donghyuck dengan berpikir bahwa sepupunya hanya bermaksud baik.

Donghyuck terlambat menyadari bahwa kebencianlah yang mendasari saran sepupunya itu, begitu mereka sudah sampai di sana.

Mungkin Doyoung hanya ingin menyaksikan secara langsung ketika orang tua Donghyuck memarahinya karena rasa malu yang ia bawa pada keluarga.

"Setidaknya, sapa orang tuamu."

Donghyuck tidak mau. Ia tidak tahu bagaimana caranya. Sudah bertahun-tahun ia berhenti berbicara dengan orang tuanya setelah panggilan telepon itu. Ia ingat pernah sakit hati. Ia ingat menyalahkan mereka karena tidak cukup pengertian. Ia teringat perasaan ditinggalkan yang ia rasakan.

Namun, melihat rumah ini lagi, Donghyuck mempertanyakan kembali perasaannya saat itu.

Orang tuanya tidak pernah kaya sejak dulu, dan mereka harus bekerja dua kali lebih keras hanya untuk menguliahkan Donghyuck ke universitas yang bagus. Mereka tidak pernah mengeluh tentang itu, dan mereka juga tidak mencoba mendorongnya untuk beralih ke jurusan yang lebih praktis. Mereka selalu mendukung dan mengucurkan sebagian besar uang mereka padanya, bukan untuk diri mereka sendiri, atau pada rumah ini yang mungkin perlu diperbaiki. Namun, Donghyuck mengesampingkan upaya mereka demi mengejar mate-nya. Ia telah melupakan kerja keras orang tuanya hanya karena Mark yang meninggalkannya. Apa mereka salah karena memarahi Donghyuck?

[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang