Mark seharusnya sudah menduga. Ia seharusnya sudah menduga bahwa setelah sekian lama tidak berhubungan satu sama lain, dan setelah mengabaikan upaya Donghyuck yang gigih untuk meyakinkan dirinya kembali, Donghyuck akan menjadi orang yang paling tidak enggan untuk menjumpai Mark. Tidak peduli bahwa dirinyalah alasan utama mengapa Mark memutuskan untuk kembali. Ia tidak tahu itu. Yang ia tahu, Mark menolaknya, Mark meninggalkannya, dan Mark menolak untuk segera kembali ketika ia meminta.
Mark tidak bisa mengatakan bahwa Donghyuck merasa seperti itu adalah hal yang wajar, terlebih ketika Mark tahu alasan mengapa Donghyuck memutuskan untuk merasa seperti itu. Tetap saja, Donghyuck berhak atas perasaannya sendiri, meskipun Mark benar-benar berharap ia dapat memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya dan menjelaskan semua hal yang terjadi pada saat itu, itulah satu-satunya cara agar Mark dapat melindungi dirinya sendiri.
"Kupikir kau tidak ingin bersama mate-mu," tanya Ten kepada Mark setelah mendengarkan cerita tentang pertemuannya dengan Donghyuck. Ten kebetulan ada di apartemen ketika Mark pulang, dan dengan demikian ia menjadi satu-satunya orang yang tersedia untuk diajak bicara. "Kau terdengar seolah-olah kau mencoba untuk mendapatkan dia kembali tetapi kau ditolak dengan sangat menyedihkan."
Mark tidak tahu persis apa yang terjadi. Kata-kata keluar dari mulutnya tanpa kendali, dan emosi membebaskan diri dengan perasaan terdesak. Ia tidak menyadari bahwa mungkin, ia merindukan Donghyuck lebih dari yang sebenarnya ia akui, lebih dari yang ingin ia akui, karena sejujurnya, terlepas dari kekhawatiran dan perhatian yang ia simpan sejak lama terhadap mate-nya, Mark masih takut saat mengingat semua hal. Ia takut dirinya jatuh, ia takut membiarkan dirinya jatuh.
Apakah ia ingin Donghyuck kembali padanya seperti yang dimaksud Ten? Mark tidak begitu yakin, dan mungkin itu lebih tentang kesiapannya daripada keinginannya.
Satu-satunya hal yang siap dilakukan Mark adalah bicara. Untuk membicarakan semua yang telah terjadi di antara mereka. Untuk meminta maaf atas perasaannya terhadap Donghyuck, dan untuk menjelaskan mengapa ia bertindak seperti itu. Dan mungkin, semoga saja, Donghyuck mengerti mengapa hal-hal itu terjadi. Mark tidak yakin apa yang akan terjadi di antara mereka berdua, tapi paling tidak, Mark berharap mereka bisa berakhir dengan baik.
Itu pasti akan menjadi tugas yang sulit untuk dicapai, cukup dapat dimengerti.
Donghyuck membencinya. Ia mungkin sangat membenci Mark sehingga ia bisa menyangkal siapa sebenarnya Mark di depan teman-temannya. Mark tahu bahwa Donghyuck berhak merasa seperti itu, terutama karena ia tidak mengerti mengapa Mark menolaknya, tetapi Mark merasa kehilangan sesuatu.
"Aku bahkan belum tahu apa yang terjadi padanya malam itu," katanya, ingin menghajar dirinya sendiri karena menyia-nyiakan kesempatan untuk mencoba mencari tahu. Tapi sekali lagi, sangat tidak mungkin Donghyuck akan memberinya jawaban saat itu, karena prioritas utamanya adalah pergi sejauh mungkin dari Mark.
"Mungkin dia sakit," Ten berucap sambil menepuk pundaknya dengan nyaman. "Aku merasakan luka bakar yang sama pada ikatan kami ketika Johnny terserang flu, dan karena panik, aku segera mengasumsikan hal yang buruk."
Mark hanya bisa berharap begitu, tetapi di saat yang sama, ada sesuatu di dalam dirinya yang yakin untuk tidak langsung mengabaikan pikiran itu. Perasaan yang sama yang meyakinkannya untuk ingin segera kembali ke negara ini. Ia tidak bisa melepaskan kekhawatirannya dengan mudah. Mark tahu ia seharusnya tidak melakukannya.
"Tapi jika kau benar-benar penasaran, temui dia lagi dan tanyakan padanya," Ten mendesaknya. "Untuk ketenangan pikiranmu."
Itu bukan hanya tentang ketenangan pikirannya. Ini bukan hanya tentang rasa bersalah. Mark pernah benar-benar mencintai dan peduli pada Donghyuck dan bukan tidak mungkin bahwa beberapa dari perasaan itu, masih ada. Itu lebih dari sekadar Mark yang ingin berdamai dengan dirinya sendiri. Itu lebih tentang Mark yang ingin memastikan bahwa Donghyuck baik-baik saja. (Jelas tidak. Mark harus tahu alasannya. Ia ingin tahu apakah ia bisa melakukan sesuatu untuk Donghyuck.)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] INKED ON MY WRIST CARVED IN MY HEART | Markchan ✔️
Fantasi[TERJEMAH] Kisah tentang perjuangan Donghyuck untuk melupakan sosok mate yang menolaknya, mengembalikan jalan hidup seperti sebelumnya, dan kekhawatiran tentang hubungan yang dijalin sahabatnya. Hidup semakin terasa berat ketika orang-orang baru mau...