17. "A-Apa Salahku? "

307 64 11
                                    

BxB area!! Jangan salah lapak!! Nggak lucu kalau ada yang salah lapak cuma cari kesalahan ⚠

🔱 Ide murni dari otak sendiri, maaf jika ada kemiripan suatu part dalam cerita author 🔱

💯 typo tersebar didalam cerita, silahkan tinggalkan komentar. Dan vote bila bersedia 💯

¤¤¤
[Ini Flashback ya, bund. ]
¤¤¤

"Kau benar-benar tidak tahu diri! " Wanthian menarik tangan War hingga memerah. Mendorong tubuh War keras ke sofa.

"A-Apa salahku? " War berkata pelan. Menunduk tanpa menatap. Wanthian berdecih.

"Kau masih tidak tahu apa kesalahanmu? Kau memang tidak tahu diri! " Wanthian menampar pipi War hingga memerah. Mata War perlahan mulai berkaca-kaca.

"M-Maaf, kak. Tapi, War benar-benar tidak tahu.. " War menjawabnya dengan serak. Menahan tangis karena takut dan sakit.

Wanthian mengangkat tangannya siap untuk memukul War. Namun, tangannya segera dipegang oleh Papanya.

"Thian! Kamu kenapa?! " Wanthian menghempaskannya tangannya dan menunjuk wajah Papanya.

"Pa! Papa pun sama aja! Untuk apa Papa memelihara anak buangan itu, hah?! " Wanthian penuh emosi. War benar-benar tidak bisa menahan tangis.

"Jaga ucapan kamu Thian! " Papa Thian menunjuk wajah Thian dengan emosi.

"Lalu untuk apa Papa mengadopsinya, hah?! Mau membuat aku kehilangan kasih sayang dari Papa dan Mama?! " Thian mendorong pelan tubuh Papanya. Papa Thian membuang nafas berat.

"Papa tidak berpikir seperti itu! Papa dan Mama hanya ingin kamu punya teman disaat Papa dan Mama harus kerja jauh disana! "Papa Thian menunduk dan mengusap matanya yang basah. War menatap Papa angkatnya itu, hatinya benar-benar sakit. Air mata pun luluh tanpa diminta.

"Aku tidak butuh anak buangan itu Pa! Aku dirumah sendiri pun baik-baik saja! Untuk apa Papa mengadopsi dia?! " Wanthian benar-benar terbalut oleh emosi yang membara. Matanya memerah dan nafasnya begitu memburu.

"Pa, Kak Thian. Maafin War. " War berdiri dan berkata pelan. Wanthian dan Papanya menatap War.

Plak!

Satu tamparan keras War dapatnya dari kakak tirinya itu. War memejamkan mata dan menahan rasa sakit yang luar biasa itu.

Papa Thian hanya bisa menutup matanya. Meredam emosi yang ikut tersulut karena Wanthian.

Wanthian menatap War penuh emosi. Mengertakan giginya disaat War tidak sengaja menatapnya. Wanthian berdecih dan mendekati War.

"Kau tidak akan diterima disini lagi! " Wanthian menarik rambut War. War menatap Wanthian dengan sangat marah.

"Thian cukup! " Papa Thian tidak bisa berbuat banyak. Anaknya benar keras kepala disaat emosi.

"Tapi ini belum cukup, Pa.. "Wanthian menarik tangannya. War menahan rasa sakit yang luar biasa itu. Wajahnya begitu merah dan air mata tidak berhenti luluh.

"L-Lepaskan.." War berkata lemah. Wanthian mengangkat alisnya dan menarik tangan War hingga War berdiri tegak. War menelan ludah gugup.

"Sepertinya kau mau aku bermain denganmu?! " War segera menggeleng. Wanthian mendorong tubuh War. War terkejut dan terjatuh. Tanpa disangka, Wanthian memegang Vas bunga ditanganya.

"THIAN!! APA KAMU GILA!! "

Pyar!

"Aaww.. " War meringis kesakitan disaat Vas bunga itu mendarat dikepalanya. Papa Thian segera mendekati War.

SCHOOL LOVER [YIN&WAR] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang