“Huh..Sangat lelah.." Desah gadis berwajah imut dan cantik membawa buku-buku untuk dibawa ke ruang dosen. Dia sangat populer, bahkan bisa satu kampus semuanya temannya.
Gadis itu dengus kesal, pagi-pagi begini seharusnya dia berada di kantin bersama temannya, tidak sengaja bertemu dengan dosennya dan inilah terjadi padanya.
Gadis berambut hitam mengenakan pakaian sangat rapi, langkahnya menuju ke koridor kampus. Tatapannya lurus ke depan, tubuhnya sangat tinggi. Tubuhnya tiba-tiba dilabrak oleh seseorang dan buku-buku dibawa orang tersebut jatuh ke lantai berserakan dimana-mana.
“Yah..Jatuh.." Gadis itu cemberut, cepat-cepat dia mengutip buku-buku tersebut. Gadis tinggi itu juga membantunya, tanpa mengatakan apa-apa, Tzuyu mengambil sebahagian daripada buku tersebut. Sisanya dibawa oleh gadis itu. Gadis itu tidak pernah diabaikan seperti ini, selalunya dia akan mengajak sesiapa untuk berbicara namun kali pertamanya dia begitu canggung.
Nayeon mencuri pandang ke arah Tzuyu yang datar, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia menoleh saat merasakan gadis itu memandangnya. Nayeon langsung memutuskan kontrak mata dengannya. Saat tiba di ruangan penceramah, Tzuyu membuka pintu tersebut dan meletakkan buku di atas meja dan langsung pergi begitu saja. Belum lagi Nayeon meminta maaf padanya, malah dia pergi.
Nayeon melamun sambil berjalan, memikirkan apakah gadis itu adalah mahasiswa baru atau sudah lama disini. Kenapa dia tidak melihatnya sebelumnya? Nayeon dengan ramahnya menyapa mahasiswa yang melewatinya dan melupakan tentang terjadi padanya tadi.
Tzuyu mengambil buku di atas sekali, kemudian membacanya sambil berdiri, melihat apakah buku ini menarik atau tidak. Tanpa Tzuyu sadari, ada seorang gadis di sampingnya melompat kecil untuk mengambil buku yang dia inginkan. Kerana merasakan ada sesuatu bunyi di sampingnya, dia melirik gadis berambut pirang berusaha buku di atas rak.
Gadis itu hanya diam, berusaha untuk menggapai buku itu, dan dia berhenti ketika melihat seorang mengambil buku darinya, ingin menoleh tetapi buku tersebut berada di tangannya. Dia mengangkat kepalanya melihat Tzuyu dengan tatapan bingung. Yang ditatap hanya datar, kembali membaca bukunya dan sesaat itu gadis itu belum juga pergi dari tempat itu. Tzuyu memilih untuk pergi meninggalkannya sebelum gadis itu mengajaknya berbicara.
“Padahal aku ingin mengucapkan terima kasih padanya." Guman gadis itu menghela nafas, kemudian ikut pergi meninggalkan tempat pertama kalinya mereka bertemu.
“Ayolah! Dia seorang gadis sepertimu kenapa kau sangat gugup,loh?" Tanya Momo sambil mengusap bahunya baru dipukul oleh temannya yang tampak gelisah melihat gadis baru saja tiba di kantin tanpa ekspresi.
Momo ikut memandang ke arah gadis itu, terdiam sejenak. Memerhatikan wajahnya sangat cantik, saat Nayeon hanya menggeleng memerhatikan temannya, kemudian kerana penasaran. Dia ikut menoleh, dan terdiam. Gadis itu adalah gadis tadi yang menolongnya.
Tzuyu tanpa merasakan sesuatu, dia duduk sendirian di hujung ditemani segelas air kopi hangat, dan buku dipinjamnya tadi di perpustakaan. Dia menikmati kedamaian, kemudian menoleh kearah lain, selain gadis itu menatapnya, ada gadis lain menatapnya juga.
Tzuyu memilih untuk mengabaikan hal itu, dan mengembalikan semua fokusnya ke buku saja.
“Hey, ini peluangmu! Atau kau akan mentraktir kami selama dua minggu." Sana dengus kesal, ingin beranjak kesana tapi terlalu canggung apalagi gadis itu sangat fokus pada bukunya.
Nayeon hanya memandang gadis itu kemudian menatap ke arah Sana, “Cukup saja tanya namanya saja." Momo memandangnya, kemudian mengangguk, “Aku setuju dengannya!" Kemudian mendorong tubuh Sana untuk menuju ke arah meja Tzuyu.
“Huem..Hai?" Tzuyu mendongak menatap gadis berambut cokelat memandangnya. Mereka berkontrak mata sementara kemudian menatap bingung ke arah gadis itu. “N-Namaku Sana.. Namamu?" Ujar Sana berusaha untuk menghilangkan rasa gugupnya.
“Tzuyu." Sana mengangguk perlahan, kemudian pergi begitu saja. Entah gadis itu memegang jantungnya yang tadinya berdebar kencang, pipinya terlihat sedikit merona. Dia pesona dengan wajahnya.
“Tzuyu!" Teriak seorang gadis bertubuh mungil berlari ke arahnya. Tzuyu memandangnya datar, saat mendengar suara itu, dia tersenyum lebar hingga terlihat lesung pipinya. Chaeyoung merupakan temannya sejak lahir, mereka berdua selalu bersama.
“Bagaimana kabarmu?" Tanya Chaeyoung terdapat bahagia sekali melihat temannya sudah datang. Tzuyu tersenyum lebar, “Aku baik saja." Jawabnya menutup buku.
“Bagaimana denganmu?" Chaeyoung menunjuk dirinya, kemudian tawa pelan. Tzuyu peka terhadap situasi apapun, dia bisa merasakan sesuatu pada gadis itu, “Kau ditolak lagi?" Tanyanya dengan tatapan khawatir, Chaeyoung memandangnya, “Iya.."
“Sudahlah, katanya dia mau fokus belajar dulu." Chaeyoung berkata lagi, kemudian tersenyum lebar berharap temannya percaya dengannya. Tzuyu memilih diam dan mengangguk pelan.
Tzuyu dan Chaeyoung tawa bersama, saat di koridor, Nayeon tidak sengaja menabrak tubuh Tzuyu kedua kalinya. Namun kali ini, Tzuyu menghindarinya, dan memegang lengannya agar tidak tersungkur ke depan. “Tzuyu?" Chaeyoung diabaikan, Tzuyu membantu Nayeon berdiri, lagi-lagi dia pergi begitu saja.
“Kau tidak apa-apa?" Tanya Chaeyoung khawatir, kemudian melirik ke Nayeon juga menatap Tzuyu. “Tidak. Ayo." Ujarnya pergi setelah ditahan Chaeyoung tadi. Chaeyoung mengangguk saja, mengikuti Tzuyu dari belakang.
“Gadis itu.. sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya. Tapi dimana?" Ujar Momo sambil berpikir tanpa ikut membantu Nayeon mengambil kertas jatuh dibantu oleh Sana. Nayeon dengus kesal, suasananya hatinya berulah lagi. Momo teringat jika dia pernah melihat gadis itu di kantin.
“Dia sangat dingin." Sana berkomentar tentang Tzuyu, Nayeon mengangguk setuju, “Benar. Bahkan dia tidak bertanya tentang diriku apakah baik-baik saja atau tidak. Malah pergi begitu saja."
“Sudahlah. Waktunya ke kelas sebelum kita dimarahi."
Tzuyu melihat jam tangannya, waktu kelas sudah berakhir, dia pulang sendirian tidak dengan Chaeyoung yang harus tinggal sebentar untuk kelasnya belum berakhir lagi.
Tzuyu benar-benar pergi, dia melihat gadis berambut merah dari belakang, terlihat sesuatu aneh dari celananya. Tzuyu melihat jaket dipakainya dan melepaskan jaket tersebut dan memeluk gadis itu dari belakang membuat gadis itu teriak kaget.
Semua mahasiswa yang berada di sana menatap mereka bingung, lebih tepatnya gadis berambut merah memandangnya dengan ekspresi kesal. Jelas dia datang tamu, dan Tzuyu pasrah saja jika dia marah tidak jelas padanya.
Tzuyu berdiri di sampingnya, gadis itu ingin membuka jaket di pinggangnya ditahan oleh Tzuyu. “Jangan."
“Kenapa?" Tanyanya kesal. Tzuyu mengangkat bahunya, “Kenapa tanya padaku? Tanya pada dirimu sendiri."
“Lah, kau sendirian yang berikan aku jaket ini malah suruh aku menanya pada diriku sendiri?" Dengus Jihyo benar-benar kesal terhadap gadis di sampingnya. Namun terdiam beberapa saat, mengingatkan jika hari ini dia datang tamu membuat dirinya memegang belakangnya.
“Apa.." Tanya Tzuyu memandangnya bingung, Jihyo menggeleng pelan. “Jihyo? Ayo." Jihyo menoleh ke arah belakang, terlihat gadis berambut cokelat baru saja selesai kelasnya. Jihyo terus menarik lengannya dan pergi begitu saja.
“Kau bilang akan pulang dahulu..Jaketmu mana?" Tanya Chaeyoung menyadari Tzuyu tidak memakai jaketnya. “Itu..nanti saja aku ceritakan." Chaeyoung mengangguk dan menuju ke parkir mobil bersama Tzuyu.
15 Maret 2021.
![](https://img.wattpad.com/cover/262268042-288-k229327.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Like You ✔
Fanfiction[ C o m p l e t e d ✔ | 2 0 2 1 ] A Fantiction Of Chou Tzuyu ❝Kerana aku menyukaimu...❞ © Ayeennella, 2021