1 - Pertemuan Pertama

2.6K 229 82
                                    

Komen yang banyak, author suka baca komentar kalian.

.

.

.

Sebagai orang yang masih asing di lingkungan barunya, pemuda bernama Iwaizumi Hajime iseng untuk berjalan-jalan sekitar komplek nya sambil mendengar lagu Walking In The Wind ciptaan One Direction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai orang yang masih asing di lingkungan barunya, pemuda bernama Iwaizumi Hajime iseng untuk berjalan-jalan sekitar komplek nya sambil mendengar lagu Walking In The Wind ciptaan One Direction.

Saat sedang berjalan santai, tiba-tiba Ia mendengar teriakan kesal dari gang sebelahnya.

Segera saja karna penasaran, Iwaizumi menghampiri asal suara itu dan Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Ada tiga pemuda yang sepertinya lebih tua darinya dan satu pemuda bersurai coklat yang sedang dibully (lebih tepatnya dipalak oleh tiga pemuda tersebut).

"Apa nih cuma 100 yen? Kalo ngasih yang iklas dong!" Teriak salah satu dari mereka.

Iwaizumi ingin menolong namun urung saat melihat salah satu dari mereka menarik kerah si surai coklat dan meninjunya tepat di muka. Lalu tak lama pemuda yang tak punya hati itu menghempas si surai coklat ke tanah, bahkan suara hantaman saat si pemilik surai coklat dihempas dapat terdengar jelas dari tempat Iwaizumi yang jaraknya lumayan jauh dari mereka.

Yang membuat Iwaizumi gemas adalah Pemuda bersurai coklat itu tidak melawan mereka sama sekali.

Awalanya Iwaizumi hanya memantau dari jarak agak jauh. Tapi karna geram melihat aksi para anak muda yang keterlaluan itu, Iwaizumi langsung berlari dengan tangan mengepal membogem mentah pemuda berambut pirang yang barusan menghempas anak tadi hingga terhuyung.

"Woi apa-apaan lo?!" Salah satu dari mereka yang melihat temannya di tinju tepat di mukanya itu menyaut.

Iwaizumi menoleh dengan segera dan menatapnya dengan sangar, Ia bahkan dapat melihat bahwa anak itu langsung merinding takut melihat tatapannya.

Masih dengan amarah yang menguar, Iwaizumi menghampiri yang berambut pirang dan menarik kerahnya dengan kasar.

"Siapa nama lo? Hah?" Tanya Iwaizumi tanpa melepaskan genggamannya.

Yang berambut pirang menatap jengkel padanya, tapi Iwaizumi dapat melihat bulu kuduk anak itu meremang. Dan dapat dilihat sepertinya rahang anak itu patah akibat tinjunya.

"Jawab gua!" Kali ini Ia bertanya sedikit lebih kasar.

Dengan kepalan tangan yang lemah, anak itu mendecak lalu menjawab. "Yoriko." Katanya singkat.

Iwaizumi melepas genggamannya tanpa mengalihkan atensinya dari si pirang itu. Dengan segera, Yoriko yang tadi sangat berlagak itu kini terduduk lemah sambil mengusap mulutnya yang berdarah.

Iwaizumi jongkok dihadapannya, "kalo sampe gua liat lo nyakitin anak itu lagi, lo akan berurusan sama gua. Ingat itu." Ujarnya sambil menunjuk-nunjuk dada Yoriko meremehkannya. Bahkan teman-teman Yoriko tidak berani mendekati Iwaizumi.

"Karena gue pecinta kedamaian, lebih baik lo minta maaf ke dia." Telunjuknya diarahkan kepada surai coklat yang ternyata sedari tadi hanya memperhatikan dengan tatapan kosong.

Yoriko langsung menghampiri si surai coklat dan memegang (lebih tepatnya menarik paksa) tangan anak itu untuk berjabatan dengan nya.

"Maafin gue." Katanya dengan intonasi tidak Terima.

Tapi yang dijabat hanya mengangguk pelan tanpa menjawab apapun. Anehnya, dapat Iwaizumi lihat sorot mata anak itu tidak melihat kearah Yoriko melainkan hanya lurus ke depan.

Iwaizumi masih geram karena perkataan maaf itu sangat tidak ikhlas. Tapi karena tak ingin memperpanjang masalah, Ia membiarkan mereka pergi. Toh ini baru hari pertamanya pindah jadi Ia tak ingin membuat masalah.

Saat ketiga pembully itu sudah pergi dengan dua orang dari mereka menuntun Yuriko, Iwaizumi segera menghampiri Si surai coklat.

Ia kaget ketika mendekati anak itu dan melihat matanya yang berwarna abu-abu. Artinya, anak ini...

Tebakannya diperjelas saat Iwaizumi melihat tongkat white cane yang tergeletak disamping anak itu.

"Lo.. Tuna netra?" Tanyanya segera setelah mengalihkan atensinya dari tongkat putih merah itu.

Dengan sedikit terlonjak kaget, Ia mengangguk. Iwaizumi dapat melihat anak itu bergetar ketika Ia mengajaknya berbicara.

"Tenang aja, gue gak jahat. Jangan takut, sini gue bantu." Iwaizumi menarik pelan tangannya hingga anak itu berdiri.

"Siapa nama lo?" Tanya Iwaizumi, sembari mengambil tongkat white cane yang tergeletak di jalan dan langsung diberikan kepadanya.

"O-Oikawa.." Ujar anak itu dengan gugup sambil menerima tongkat miliknya.

"Oikawa?" Ulang Iwaizumi.

Anak itu mengangguk. "Oikawa..

-Tooru."

Kalau saja Iwaizumi tidak sedang fokus melihat mata Oikawa, Ia pasti melihat anak itu tersenyum kecil.

"Salam kenal, gue Iwaizumi Hajime."

Iwaizumi Hajime. Ia akan mengingat nama itu.

"Oh ya, rumah lo dimana? Sini gue anter aja."

Tanpa menjawab pertanyaan yang digantung itu, dengan gugup Oikawa melipat tongkatnya dan langsung memegang lengan Iwaizumi.

Iwaizumi terkesiap dan reflek menoleh kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iwaizumi terkesiap dan reflek menoleh kearahnya. Belum sempat Ia berkata apapun, Oikawa lebih dulu membuka mulutnya. "M-maaf tapi.. Tolong tuntun aku sampe kerumah, aku tau jalannya kok." Ujarnya.

Iwaizumi pun mendengus pelan tanda setuju.

Sudah biasa bagi Oikawa ketika orang yang menolongnya bereaksi kaget seperti Iwaizumi saat dirinya memegang tangan mereka (untuk menuntunnya).

Mereka berjalan sekitar 10 menit untuk sampai kerumah Oikawa, dengan tangan yang tetap mencengkram lengan itu kuat.

Entah kenapa.. Oikawa merasa aman dengan orang baru ini.

.

.

.

Tbc.

Protect You [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang