23 - Pahlawan

802 106 42
                                    

Shout out for : NARULUPLUP, NAI_SHOYO, Hmmm469

Panik ya Oik hampir mati? Untung selamat hahaha. Btw udah pada tau sekarang ya karakter²nya, yang penasaran muka Yoriko gimana? Udah lega?

.

.

.

Iwaizumi tengah berada di sebuah ruangan kerja milik orang yang duduk dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iwaizumi tengah berada di sebuah ruangan kerja milik orang yang duduk dihadapannya. Ruangannya penuh berkas tapi tetap rapih. Atensinya menatap dokter didepannya, mereka duduk berhadapan di kursi gamin- kursi yang kayak di gedung kantoran yang mewah nan mahal seharga tisu gambar duit Sisca Kohl.

"Kamu yakin sudah bersedia?" Tanya dokter Jaka yang sedang sibuk memilah berkas-berkas yang rupanya berkas rapot SD nya.

Nostalgia katanya dulu nilainya gak ada yang diatas 7 tapi sekarang bisa jadi dokter.

"Lebih dari yakin, dok." Jawab Iwaizumi mantap. Atensinya fokus ke dokter Jaka meski yang ditatap tak meliriknya karena terlalu sibuk menatap kertas yang tampaknya jauh lebih menarik daripada muka Iwaizumi.

"Okelah kalau begitu." Dokter Jaka berhenti mengacak berkasnya, Ia beralih mengambil pulpen dan secarik kertas di dalam loker disampingnya.

"Kamu tanda tangani surat persetujuan ini." Ia menyodorkan kertas yang berisi persetujuan pendonoran darah.

Tanpa perlu membacanya Iwaizumi membuka tutup pulpen dan langsung menandatangani kontrak tersebut. Suara pulpen yang dicoret diatas kertas memenuhi ruangan yang diketahui ruang kerja milik dokter Jaka S. Pd.

"Oikawa membutuhkan sekitar 750 ml darah. Apa kamu sanggup?"

Pas dengan Iwaizumi selesai tanda tangan, Iwaizumi mengangguk.

"Sanggup." 

Dokter Jaka mendengus, Ia berdiri lantas menyuruh Iwaizumi mengikutinya ke ruang untuk donor darah.

"Kuy, cabut. Gc-an,"

⋇⋆✦⋆⋇ 

Iwaizumi membuka matanya mengerjap beberapa kali saat terang lampu menyinari langsung kearah netra Hijaunya.

Tanpa Ia sadari Ia terbaring disebuah ranjang rumah sakit, badannya sangat lemas. Mungkin saja Ia tertidur setelah selesai donor darah karna cukup membuat tubuhnya lemah.

Ya bayangin donor darah 750ml. Donor darah biasanya cukup 460ml-an.

Demi Oikawa apa sih yang engga.

Iwaizumi menoleh ke sekelilingnya yang hanya terdapat gorden tertutup disekitarnya.

Tau kan ya kalo di rumah sakit ada ruangan yang isinya banyak pasien terus tiap kasur dibatasi sama gorden ijo gitu?

Atensinya beralih saat seorang perawat wanita datang sambil membawakan makanan di nampan besi yang selalu ada di rumah sakit.

Perawat itu menghampirinya sambil tersenyum. "Sudah sadar ya? Tadi setelah donor darah anda tertidur. Tapi itu hal yang wajar karena pasti rasanya lemas sekali kan? Apalagi mendonor hampir satu liter."

Iwaizumi mengangguk menanggapinya. Matanya tak lepas dari makanan yang kini diletakkan di meja disebelah nya.

"Ini nasi, lauk dan vitamin untuk memulihkan kondisi tubuh anda. Biar ada asupan dan darahnya banyak lagi, hahaha." Perawat itu tertawa, sikapnya sangat ceria dan menghibur menurut Iwaizumi.

Iwaizumi tersenyum. "Terimakasih,"

Ia beranjak untuk duduk dengan sigap perawat itu membantunya. "Ah jangan berterimakasih, ini sudah tugas saya. Yang ada saya harus berterimakasih kepada orang seperti anda."

Iwaizumi mengangkat satu alisnya. "kenapa?"

"Karena anda adalah pahlawan sebenarnya. Saya sering sekali melihat banyak orang yang menangisi kepergian orang-orang yang mereka sayang. Entah karena tak tertolong, Entah karena tak ada pendonor, atau memang sudah tak sanggup menahan rasa sakit mereka."

Suapan pertama baru akan Iwaizumi ambil tapi Ia langsung berhenti. Membayangkan bagaimana jika itu Oikawanya, Toorunya, dan Ia menangis--tidak, itu tidak akan terjadi. Iwaizumi yakin Toorunya akan sembuh.

"Dan yang lebih menyedihkan lagi saya harus melihat mereka menangis karena.. Kebanyakan dari mereka dirawat dirumah sakit ini dan bertemu saya."

Iwaizumi diam. Ia menatap makanannya. Perawat yang menyadari ekspresi blank Iwaizumi langsung panik beberapa saat. "A-ah, maksud saya itu hanya beberapa kok. Banyak juga yang selamat. Tidak usah berfikir apapun, maaf saya jadi cerita begini.. Haha.. Ha."

"Ah.. Ya, tidak apa-apa. Saya hanya agak melamun tadi." Ujar Iwaizumi, Ia menatap perawat berambut ungu tersebut.

"Maaf ya anda jadi kebawa suasana. Kalau gitu saya pergi dulu, nanti kalau sudah selesai makannya boleh tekan bel disitu." Katanya sambil menunjuk bel di dinding tepat diatas meja.

"Oh ya, anda boleh langsung pergi kalau merasa sudah pulih. Tinggalkan saja tempatnya nanti ada yang membereskan."

Iwaizumi mengangguk, "Terimakasih."

Perawat itu tersenyum dan pergi meninggalkan Iwaizumi sendirian.

Yha di ghosting.

.

.

.

Tbc.

Protect You [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang