5 - Insiden Pertama

1.1K 141 84
                                    

.

.

.

"Bos, lapor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bos, lapor. Kayaknya si cacat udah deket sama Iwaizumi tuh."

Seseorang dengan nametag Kenta yang merupakan pengikut sekaligus wakil Yoriko datang menghampiri kumpulan nya yang sedang nongki di kantin.

"Si babu rupanya udah mulai nyari tameng tuh bos," Sahut satu orang lagi yang bernametag Aori. Dia ini merupakan provokator terbaik di genknya.

"Cih." Bos mereka sendiri hanya menggerutu kesal.

Mereka melamun cukup lama sembari menghabiskan makanannya, hingga tiba-tiba Yoriko menjentikkan jarinya.

"Gue ada ide." Ujarnya dengan senyuman miring miliknya.

"Apa tuh bos?" Tanya Kenta.

"Kita hajar aja anak cacat itu habis pulang sekolah."

⋇⋆✦⋆⋇ 

Oikawa POV.

Aku sedang memasukkan buku-buku kedalam tas, kelas sudah bubar sejak lima menit. Sepertinya hanya menyisakan beberapa orang karena aku mendengar suara-suara kecil.

Tapi entah kenapa firasatku tidak enak sejak selesai istirahat, karena tidak biasanya Yoriko melepasku begitu saja..

Apa karena ada Iwaizumi yang selalu menempel padaku? Kemarin pun Iwaizumi juga yang mengalahkan mereka. Apa mereka takut?

Pikiranku buyar ketika ada suara derap kaki mendekatiku.

"Lo pulang sendiri?" Itu adalah suara Iwaizumi, segera saja aku menoleh dan dengan antusias aku mengangguk.

"Mau pulang bareng?" Tawarnya.

Aku menimbang, sudah biasa aku jalan sendiri kerumah jadi sepertinya tidak perlu. Sebenarnya lebih karena--jalan berdua dengannya tidak baik untuk kesehatan jantungku.

"Ga usah," Tolakku halus.

Meskipun kecil, aku bisa mendengar Iwaizumi menghela nafasnya. "Yaudah ayo bareng sampe gerbang." Katanya. Ternyata Iwaizumi orangnya bukan pemaksa.

"Gue ga nerima penolakan." Ia berucap, padahal baru saja aku ingin menggelengkan kepalaku. Oke, aku tarik kata-kataku tadi. Ternyata dia pemaksa.

Yasudah, segera saja aku mengambil tongkat white caneku yang terlipat, membawanya di tangan kiri. Dan aku meraba pergelangan tangan Iwaizumi untuk tuntunan. Saat aku sudah berpegangan padanya, kami langsung berjalan keluar kelas.

Protect You [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang