18 - Melampau

772 115 87
                                    

Chap baru update setiap seminggu sekali ya.

.

.

.

"BRENGSEK KETERLALUAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BRENGSEK KETERLALUAN!"

Iwaizumi memekik kencang ketika mendapati apa yang dilihatnya.

Ia baru saja masuk ke gudang yang tidak ditutup rapat, dan yang dilihatnya adalah Oikawa yang tergeletak diantara Kirana dan Yoriko. Ditambah Yoriko yang sedang memegang cutter.

Mereka yang ada disana langsung menjauh takut melihat wajah Iwaizumi yang seram.

Kecuali Yoriko.

"Are? Pawangnya sudah datang ya~?" Yoriko berdiri dengan tubuh membelakangi Iwaizumi, tangannya dimasukkan ke kantong untuk menutupi cutter yang dibawanya.

Ia berlari menghampiri Iwaizumi dan langsung menyerangnya dengan cutter yang tiba-tiba sudah dipegang di tangan sebelah kanannya.

"Rasain nih!"

Bukannya menghindar, Iwaizumi malah menahan lengannya. Ia tahu Yoriko menutupi benda tajam tersebut disakunya. Meski pikiran berkabut, mata harus tetap fokus.

Lalu segera Ia Mencengkram lengan sialan itu dengan kuat. "Akh!! Sialan!" Dan Dengan sekali genggam itu, cutter yang ada ditangan Yoriko langsung terlepas. Digantikan dengan erangan sakit dari si surai pirang itu.

"Sialan!"

Kali ini Aori dan Kenta maju bersama, salah satu tangan mereka melayangkan tinju dari dua arah. Kenta di kanan Aori di kiri.

Tapi yah, ditangkis lah borr.

Bukan Iwaizumi Hajime namanya kalo gak kuat mah.

Ia menangkis tangan dua orang itu dan memelintirnya kebelakang, sampai terdengar bunyi "kretek" Yang fiks artinya tangan mereka patah.

"AHKHH-!" Mereka mengerang sakit.

Setelah itu, Iwaizumi mengalihkan atensinya pada Yoriko yang masih terduduk meringis kesakitan memegangi tangannya yang tadi dicengkram kuat sampai terasa berdenyut.

Ia menghampiri anak bersurai pirang itu, "lo pikir dengan senjata lo bisa ngelukain gua?" Tanya Iwaizumi lantang sambil mencengkram kuat rahangnya.

Mata mereka bertemu, yang satu ketakutan penuh dendam, yang satu mengancam penuh hasrat.

Yoriko sudah pasrah kalau bakal kena bogem lagi, tapi ternyata Iwaizumi malah melepas cengkaramannya dan berdiri.

Yoriko menghela nafas lega, sukur gak kehilangan gigi lagi. Untung jadi dia gak perlu bayar uang buat berobat, ngabisin duit kan mending buat beli rokok. Tapi semoga aja beneran ga di bogem kalo ternyata boh-

"Eits, tapi boong." Ujar Iwa seakan dapat membaca isi hatinya.

Dengan kuat kaki kanan Iwaizumi yang masih terbalut sepatu sport menendang rahang bawahnya sampai-sampai Yoriko terpental 1 meter dari tempatnya.

Mampus.

Kirana yang melihat langsung berteriak ketakutan. Tapi itu malah membuat Iwaizumi dengan segera menghampiri cewek dengan tinggi badan 166 cm tersebut yang hanya berjarak beberapa langkah darinya.

Dengan tanpa ampun Iwaizumi langsung menjambak rambutnya. Masa bodo mau dia cewek atau waria kek.

Nyentuh Oikawa dikit aja, meregang nyawa mereka semua.

"Lo pasti ikut berpartisipasi kan?" Tanya Iwaizumi dengan tatapan dan intonasi mengancam.

Kirana yang ketakutan hanya mengangguk sambil menangis. Ia meraung sakit karena rambutnya dijambak sampai tubuhnya ada di posisi berdiri saking kuatnya cengkraman pria berstatus kapten basket tersebut.

"Lebih baik lo diem aja soal ini, atau lo juga gua bikin jadi bubur kayak mereka." Ancam Iwaizumi sambil menunjuk sekeliling ruangan dimana genk Yoriko tergeletak lemas tak berdaya.

Kirana mengangguk lagi, tanpa henti meringis kesakitan. Tangannya terus mencengkram lemah lengan Iwaizumi yang menggenggam rambutnya seolah meminta dilepaskan.

"G-gomennasai, Iwa.. S-senpai. Akh! tolong lepaskan, s-sakit..."

Melihat cewek di hadapannya mulai tidak berdaya, Iwaizumi langsung melepas cengkraman nya dengan kasar, membuat Kirana yang sudah terpojok itupun jatuh terduduk di lantai.

Sekeras itu bor, behh.

Ia lantas menghampiri Oikawa dan menggendong Oikawa yang sudah tak sadarkan diri ala bridal style.

Iwaizumi hampir menangis melihat Oikawa dari jarak dekat, penuh lebam dan banyak goresan di lengannya--yang pastinya akibat cutter. Bayangkan anak yang tak berdosa ini harus mendapatkan perlakuan tak pantas seperti ini.

"Tooru, bertahanlah.."

Berkali-kali Iwaizumi mengecup kening Oikawa yang berpeluh. Berharap sang empunya bangun dan sadar kalau Ia ada bersamanya---meskipun terlambat.

"Iwa.."

Langkah Iwaizumi terhenti sesaat mendengar panggilan kecil itu.

"Tooru? Tooru?? Kamu udah sadar?" Tanya Iwaizumi sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Iwa.. Chan. G-gomen.." Oikawa berusaha meraih tangan Iwaizumi, tapi keburu terkulai lemas dan Ia kembali tak sadarkan diri.

"Tooru? Sial. Bertahanlah! Aku akan bawa kamu ke uks!" Seru Iwaizumi.
Kaki jenjangnya berlari menuju Uks di lantai satu. Dengan segera seperti perawat yang membawa pasien yang membutuhkan pertolongan pertama.

Tanpa peduli orang-orang disekitarnya yang bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada Pasien yang terlihat mengenaskan itu.

.

.

.

Tbc.

Protect You [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang