22 - Hutang budi

776 113 85
                                    

Shout out for : AlvnKvlrz, JamilaFitriAirin, akhsmgscsgcsfx

.

.

.

"Keluarga pasien Oikawa Tooru?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keluarga pasien Oikawa Tooru?"

Dokter bernama Jaka keluar dari ruang UGD sambil membenarkan jasnya.

"Saya. Saya pacarnya." Iwaizumi beranjak dari bangku dan berdiri tepat di hadapan dokter lulusan S. Pd..?

"Mmf, tapi kamu pacarnya bukan keluarganya." Iwaizumi mengacak surainya kesal "ya sama aja kan?" Sahutnya sambil mengernyitkan alis.

Dokter itu menggeleng. "Kamu bukan keluarga kandung, saya harus bicara sama keluar-"

"Saya."

Seseorang tiba-tiba menyahut, ternyata itu Marumi yang menghampiri mereka dengan ngos-ngosan sambil membawa tas keranjang isi sayur-sayuran.

"Saya ibu kandungnya." Ujar Marumi.

Kalau kalian tanya kenapa Marumi bisa dateng kesana, sebelumnya pas Iwaizumi udah agak tenang dia ngehubungin Marumi.

Dokter Jaka membenarkan kacamatanya. "Huft, mohon maaf Bu.. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi..." Ia menjeda kalimatnya.

"Anak ibu tidak dapat diselamatkan."

Iwaizumi serta Marumi terbelalak kaget.

"Hah..?" Ujar mereka bersamaan. Marumi seketika terhuyung, sayur-sayuran dalam tas belanjanya terjatuh dan berserakan dilantai.

"Dok, ini serius..?" Iwaizumi ternganga dengan mata yang melebar, kakinya siap melemas saat itu juga. Penopang tubuhnya terasa akan ambruk seketika jika apa yang dibilang dokter Jaka benar.

"Eits tapi boong!"

"Selamat anda kena prank, tuh kamera nya saya taruh situ."

Kata dokter Jaka sambil menunjuk kamera CCTV. Bukannya tertawa, Marumi langsung menonjok perut dokter lulusan S. Pd tersebut hingga tertohok.

"Dok, asu! Gak lucu tau..! Hiks, yang bener dong! Gak becus amat jadi dokter!" Marumi menangis tersendat.

Iwaizumi langsung terdiam menatap tajam dokter gadungan disebelahnya. Karna takut juga dan suasana jadi serius Jaka pun berhenti melawak.

Viral, Jaka Sembung dokter lulusan S. Pd pensiun jadi pelawak dikarenakan pada saat melawak, pemirsanya malah menangis.

"Eh.. Iya maaf Bu.. Saya cuma bercanda."

"Bercanda lambemu dok. Sakarepmu wae lah!" Kata Iwaizumi.

"Hehehe, yo ndak tau kok tanya saya.." Balas dokter Jaka sambi cengar-cengir ga jelas.

Tapi sayang, setelah itu tak ada respon dari Iwaizumi melainkan pemuda berambut spiky hair itu menatap dokter Jaka S. Pd dengan nyalang dan tajam membuat dokter Jaka bergidik. Seolah-olah bercandaanya tidak lucu.

Marumi juga tidak menghiraukan dan tetap menangis.

Dokter Jaka pun tak ingin melanjutkan aksinya dan alhasil Ia menghela nafas pelan.

"Oikawa selamat." Katanya.

Marumi langsung mendongak dengan tatapan penuh harap pada dokter lulusan S. Pd itu. "Namun Ia kekurangan banyak darah dan membutuhkan pendonor Gol darah O negatif. Dan sayangnya persediaan dirumah sakit sedang habis. Kalaupun ada itu akan sangat langka." Jelas Jaka S. Pd.

Mendengar pernyataan tersebut harapan Marumi seketika sirna. Bagaimana tidak, dia saja bergolongan darah A. Mau cari kemana orang yang sukarela mendonor untuk menolong anaknya? Cari pendonor mata saja sudah susah, ditambah lagi yang baru.

"Tapi.. Golongan darah saya A.. Gimana kalo dia gak cepet dapet pendonor?" Tanya Marumi.

Dokter Jaka S. Pd menggeleng, "saya tidak tahu pasti, yang jelas Oikawa Tooru membutuhkan banyak darah karena kehilangannya lumayan banyak juga. Kalau tidak segera dapat kemungkinan darah yang ada dalam tubuhnya tak cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya yang masih sangat lemah."

Marumi dan Iwaizumi terdiam.

"Jika kalian ingin menengok pasien silahkan masuk kedalam, tapi dimohon untuk tidak melakukan sentuhan fisik karena tubuhnya sensitif. Detak jantungnya juga lemah."

Melihat tidak ada reaksi apapun dari yang diajak bicara, dokter Jaka membenarkan jasnya.

"Saya permisi."

---

Iwaizumi membantu membereskan sayur mayur yang berserakan dilantai rumah sakit, membawakannya kedalam ruang UGD yang seketika disengat bau sayur pasar.

Dilihatnya Marumi masih menangis disamping anaknya. Duduk dibangku yang disediakan sambil terus Mengucapkan kata 'Kaa-san sayang Tooru, jangan tinggalin Kaa-san.' 'Kaa-san peduli sama Tooru..' 'semua sayang dan peduli sama tooru.'

Ia iba melihat Marumi yang terus menerus menangis tanpa henti. Masalahnya Ia juga melihat tubuh Oikawa yang pucat pasi dengan tangan kiri diperban tebal oleh kasa dan kapas.

Disini lah titik terendah dimana Iwaizumi merasa gagal.

Tapi Iwaizumi tiba-tiba mengingat perkataan Dokter Jaka kalau golongan darah Oikawa adalah O negatif. Seingatnya waktu ikut tes kesehatan, Iwaizumi melihat golongan darahnya sendiri yang juga O negatif.

"Bi," Panggil Iwaizumi pelan, bahkan tidak berani hanya untuk sekadar menyentuh Pundak wanita itu.

Marumi menoleh mendapati Iwaizumi tersenyum padanya.

"Saya yang akan jadi pendonor Tooru."

Ia tersenyum lagi pada Marumi, kali ini lebih lebar. "Kebetulan saya punya golongan darah O negatif seperti yang Tooru butuhkan."

Marumi diam beberapa saat menatap Iwaizumi dengan mata sedikit melebar.

Marumi tertunduk, selang beberapa saat Isak tangisnya semakin terdengar kencang. Digapainya hoodie Iwaizumi dan diremas kuat oleh kedua tangannya. Ia mendongak.

"Nak.. Aku tidak tau harus membayar dengan apa, tapi aku sangat berhutang budi padamu.."

"Aku tidak tahu lagi harus mencari kemana andai tidak ada kamu, nak Hajime."

Iwaizumi tersenyum melihat Marumi di hadapannya. "Kalau gitu saya bakal ngasih tau ke dokternya bi. Semoga hasilnya cocok. Do'akan ya." Marumi mengangguk dengan senang hati. Ia menatap punggung besar laki-laki yang kini telah membelakanginya. Laki-laki terbaik yang pernah Ia temui setelah Suami dan ayahnya.

Marumi yakin jika semua ini berakhir, Ia akan segera memercayai dan menyerahkan tugasnya melindungi dan menyayangi Tooru kepada Hajime.

Ia akan merestui hubungan mereka. Dua anak baik itu harus bersama. Yang satu penolong yang satu penyayang.

Iwaizumi Hajime adalah orang yang paling seperti malaikat penolong menurutnya.

.

.

.

Tbc.

Protect You [岩及]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang