⚠️ Sexual content ⚠️
"Apakah kita sudah mati?"
Haechan meletakkan kedua tangan di dadanya saat dia mencoba untuk pulih dari pengalaman traumatisnya. Dia pernah melihat kematian sebelumnya, tapi dia tidak pernah berpikir akan melihatnya lagi secepat ini. Lebih utamanya lagi, dia tidak mengharapkan Jeno, Jeno yang manis dan polos, menjadi orang yang akan mengirimnya ke gerbang akhirat.
Haechan telah mendengar rumor sebelumnya tentang keterampilan mengemudi Jeno, dan sejujurnya, dia tidak percaya bahwa itu akan seburuk ini sampai dia mengalaminya sendiri. Yang lebih buruk lagi, Jeno lupa memakai kacamatanya.
Lee Jeno adalah pengemudi yang buruk, tetapi rabun jauh dan astigmatisme membuatnya menjadi yang paling buruk.
"Jangan khawatir," jawab Jeno sebelum buru-buru melepaskan sabuk pengamannya. "Kita sampai dengan aman di sini."
Jika maksud kata aman bagi Jeno adalah membuat penyok mobil van, maka mereka memang sampai di sana dengan aman.
"Ayo keluar," kata Jeno padanya, membuat Haechan segera bergerak, terlihat begitu tergesa-gesa keluar untuk menemui Mark dan rekannya, seolah-olah mereka tidak pernah mengalami kecelakaan yang baru saja disebabkan oleh Jeno si pengendara yang buruk.
Baiklah. Haechan pikir Jeno sedang terburu-buru.
Ketika Jeno memberitahunya bahwa Mark memiliki keadaan darurat, Haechan langsung berpikir pacarnya itu berada dalam situasi hidup atau mati. Dia bahkan dilanda gelombang emosi dan kepanikan setelah itu karena khawatir dengan kondisi Mark.
Namun rupanya, keadaan darurat yang dimaksud adalah, ketika ada orang lain yang menyaksikan transaksi mereka dengan klien, dan salah satu dari orang itu kebetulan adalah seseorang yang disukai Jeno secara diam-diam—Renjun.
Baiklah. Sungguh waktu yang tepat untuk menyibukkan diri dengan kehidupan percintaan orang lain. Selain itu, Haechan sudah bosan dengan Jeno yang menyembunyikan perasaan pada Renjun yang menurut Haechan sudah saatnya lelaki itu melakukan pendekatan secara lebih berani.
Haechan sudah bisa membayangkan alur cerita terbentuk: gadis polos diselamatkan oleh anggota gangster, mereka jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya, seperti Haechan dan Mark, meskipun dia tidak berpikir dirinya adalah gadis polos.
Jeno memarkir (lebih tepatnya menabrakkan) mobil van di dekat gudang yang terbengkalai, tempat pertemuan yang dipilih Mark. Sejujurnya, ini adalah pertama kalinya Haechan bisa pergi ke tempat persembunyian rahasia mereka, selain rumah layak yang saat ini mereka tinggali. Dan meskipun ini bukan misi resmi atau semacamnya, Haechan tetap saja merasa bersemangat.
Haechan berjalan dengan percaya diri, melewati Jeno, (yang tiba-tiba berhenti berjalan dan hanya berdiri di sana seperti patung) untuk masuk lebih dulu, hanya untuk disambut oleh tanggapan tajam dari pacarnya.
"What?" Adalah kata pertama yang didengar Haechan, tentu saja berasal dari Mark.
Jelas sekali Mark terkejut sekaligus kecewa melihat pacarnya di sana, sesuatu yang sudah Haechan pikirkan. Namun demikian, dia mencoba untuk mempertahankan ketenangannya saat berjalan mendekati Mark.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Mengabaikan nada bicara Mark yang tajam, Haechan segera menempel pada pacarnya, dan melakukan apa yang paling dia sukai—memeluk Mark.
"Mark Lee, aku merindukanmu!"
"Bukankah kita tinggal bersama?" Mark mencoba mengingatkannya, tetap berusaha untuk menahan amarah meski kedua lengannya sudah menemukan tempat di pinggang Haechan. "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak ikut campur dalam urusan ini? Apa yang kau lakukan di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] SAVE ME, KEEP ME | MarkChan GS ✔️
Hayran Kurgu🔞 "Kau tidak membodohiku, kan, Mark?" Haechan bertanya sambil meletakkan kepalanya di dada Mark. Pikiran Mark menyuruh untuk mendorong perempuan itu menjauh, tetapi tubuhnya melakukan hal sebaliknya karena tangannya kini justru mendarat pada rambut...