Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca
***
"Ashaaaaaar... Ayo ke sini Ayah pakaikan bajunya dulu."
"Ndak au ... Kyahahahaaaa ...."
"Ashaar."
"Kyaaaa... Laliii tangkep, Yah!"
Dimas mengejar putra kecilnya yang berlari kegirangan karena sang ayah yang mengejarnya. Ashaar dengan handuk yang melekat di tubuhnya tertawa girang sibuk menghindari tangkapan Dimas. Sementara Dimas yang sibuk dengan Ashaar, Afsheen tertawa girang dan bertepuk tangan heboh melihat ke arah sang ayah dan kembarannya.
"Nah ketangkep." seru Dimas membawa tubuh Ashaar melayang ke udara.
Ashaar tertawa girang dengan tubuh meronta-ronta. "Kyaaaa ... Yayah!"pekik Ashaar.
Dimas membawa Ashaar duduk di atas ranjang di samping Afsheen. Di ambilnya pakaian untuk Ashaar dan memakaikan di tubuh putranya dengan kesusahan karena Ashaar yang tidak hentinya bergerak aktif. Memasuki usia tiga tahun, Ashaar dan Afsheen tumbuh dengan sehat dan semakin aktif. Dimas senang melihat tumbuh dan kembang putra dan putri kecilnya.
Tangan mungil Afsheen meraih wadah bedak tabur bayi, mengguncangnya dengan cepat dan menekan wadah tersebut hingga isinya tumpah keluar. Afsheen tertawa melihat tebaran serbuk putih yang melayang di udara.
"Astaghfirullah ... Afsheen sayaaaang!!"
"Yayah... Utih, hihihiiii."
Dimas menatap nelangsa Afsheen yang sudah bertaburan bedak di tubuhnya, wajahnya sudah putih seputih kapas karena serbuk bedak.
Sekarang Dimas tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis."Habis Ayah kalau Bunda lihat." ujar Dimas mengiba menatap Ashaar dan Afsheen bergantian yang malah asyik bermain dengan serbuk bedak yang bertebaran di atas ranjang.
Mendengar sang Bunda di sebutkan membuat Afsheen mengerjapkan mata bulatnya lucu, tangan mungilnya melambai-lambai di udara.
"Ndaaa ... Au nda, yayah."
"Iya-iya, nanti kita ketemu Bunda."
"Au Ndaaa!!"
"Yayah Ndaaa ...."
"Iya sayang-sayangnya Ayah."
"Huuuuu ... Au Ndaaaa, hu-huwaaaaa ..."
"Ndaaaa ... Huuuu!"
Dimas kelimpungan karena Ashaar dan Afsheen yang menangis bersamaan memanggil-manggil Bundanya. Saat ini Jihan sedang tidak berada di rumah. Jihan pergi ke sekolah Adzan untuk menemani Adzan yang akan mengikuti perlombaan di sekolahnya. Dan Dimas di rumah bertugas untuk menjaga Ashaar dan Afsheen di rumah selama Jihan tidak ada.
"Au Nda hiks."
"Ndaaaa ..."
Dimas mengelap air mata yang membasahi kedua pipi putra dan putrinya bergantian kemudian mengangkat tubuh mungil Ashaar dan Afsheen ke dalam gendongannya. Kalau sudah begini mereka tidak akan berhenti kalau belum menemukan Jihan.
"Iya-iya, ketemu Bunda."
Dimas melangkah turun ke bawah, di rumah tidak ada seorang pun. Mbok Yati juga ikut pergi ke sekolah menemani Jihan. Sebenarnya Mbok Yati di minta Jihan untuk tinggal bersama Dimas membantu mengurus Ashaar dan Afsheen tetapi Dimas menolak dan meminta agar Mbok Yati menemani Jihan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG [SELESAI]
RomanceRomansa Yuk dibaca dulu. Siapa tau jadi suka. Jika berkenan bisa follow akunnya. ***** Dalam kehidupan ada banyak ujian dan rintangan yang akan kita hadapi kelak. Satu ujian terlewati maka akan datang ujian dan rintangan lainnya yang mungkin lebi...