01. Mencintai mu

6.2K 312 3
                                    


Bismillah.

Selamat membaca :)

***

Jihan menyibak tirai gorden membuat sinar mentari berlomba - lomba masuk memenuhi kamar. Seseorang yang masih terlelap menggeliat karena terganggu oleh silaunya pancaran sang mentari pagi.

Bukannya bangun Dimas malah menarik selimut menutupi kepalanya. Jihan berkacak pinggang dia menarik selimut yang menutupi tubuh Dimas, tetapi tangan Jihan di tarik oleh Dimas membuat Jihan jatuh menimpa tubuhnya.

" Mas ... Bangun, ih " Jihan mencubit lengan suaminya.

Dimas meringis namun tetap tidak membuka matanya, " lima menit lagi, hm." gumam Dimas mempererat pelukannya.

Jihan tersenyum tipis di pandangnya wajah tampan pria yang berstatus sebagai suaminya. Tangan Jihan bergerak mengelus rahang tegas milik suaminya.

" Bangun Mas. Ini udah lebih dari lima menit."

Dimas menggeleng, " Sebentar lagi, sayang." gumam Dimas menyembunyikan wajahnya di ceruk leher istrinya.

" Makanya jangan tidur lagi abis subuhan jadi males, kan! Ayo bangun sekarang, Mas udah janji mau nemenin aku belanja." peringat Jihan.

Jihan menarik tangan Dimas agar bangun, Dimas bangun memposisikan dirinya duduk bersila masih dengan mata terpejam. Jihan menggeram tertahan suaminya ini susah sekali di bangunkan terlebih di hari libur seperti hari ini.

" Buka matanya, Mas."

Dimas menggeleng sembari memajukan bibirnya. Selalu saja seperti ini.

Cup

Jihan mencium pipi sebelah kiri Dimas. Tapi suaminya tidak bisa diajak kompromi membuat Jihan kembali mencium pipi sebelah kanan.

" Mas!! "

" Disini belum. " Dimas meletakkan jari telunjuk di bibirnya masih dengan mata terpejam.

" Enggak mau." tolak Jihan, " Mas cepetan bangun terus mandi aku mau nyiapin sarapan dulu." lanjut Jihan beranjak namun Dimas menahannya.

Dimas menangkup wajah Jihan, Jihan hendak melayangkan protes tapi urung karena Dimas lebih dulu mencuri ciumannya. Wajah Jihan memerah seperti kepiting rebus membuat Dimas terkekeh pelan. Menggemaskan sekali istrinya ini. Belum cukup mencuri ciuman istrinya Dimas kembali mencium gemas pipi Jihan.

" Morning kiss, sayang ..."

" Mas, ih! " Jihan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya menyembunyikan Rona merah di wajahnya.

Dimas tertawa pelan melihat istrinya yang salah tingkah. Dimas menarik tangan istrinya membenamkan wajah Jihan di dada bidangnya. Cukup lama mereka dalam posisi itu sampai Dimas mengubah posisi dan memeluk Jihan dari belakang. Jihan menoleh melihat wajah suaminya dengan tatapan sendu. Dimas yang mengerti kesenduan istrinya semakin mengeratkan pelukannya.

" Jangan khawatir sayang, dokter bilang gak ada yang salah sama kita, mungkin memang kita belum diberi kepercayaan untuk menjadi orang tua. Mas gak masalah kalau memang kita gak ditakdirkan untuk punya anak, bagi Mas kamu udah lebih dari cukup."

" Maaf Mas aku belum bisa menjadi istri yang sempurna untuk kamu. Ak—" Dimas menempelkan telunjuknya di bibir istrinya menghentikan istrinya agar tidak berbicara lebih banyak lagi, dia tidak ingin mendengar kelanjutannya karena Dimas sudah tahu apa yang akan istrinya katakan.

Dimas menggeleng, Sorot matanya menajam."Jangan katakan apa - apa lagi, sayang, Mas udah bilang kamu lebih dari cukup untuk Mas. Hanya kamu bukan yang lain." Dimas menekankan kalimat terakhir, hatinya tercubit setiap kali Jihan membahas tentang wanita lain.

PULANG [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang