21. Adzan 2

1.8K 148 1
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Adzan terbangun dari tidur lelapnya. Matanya mengerjap pelan sembari mendudukan diri. Adzan menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan yang asing baginya.

"Papa."lirih Adzan mengucek matanya pelan dengan punggung tangan.

Pintu kamar terbuka lebar, Jihan masuk ke dalam dan mendapati Adzan yang sudah bangun.

"Adzan sudah bangun, sayang?"

Adzan melihat ke arah asal suara dan mendapati Jihan di sana.

"Tante."

Jihan menghampiri Adzan dan duduk di tepi ranjang. Jihan tersenyum menatap Adzan di usapnya kepala Adzan pelan.

"Mandi dulu yuk, terus sarapan." ajak Jihan. Adzan mengangguk mengikuti Jihan yang membawanya ke kamar mandi.

"Aku bisa mandi sendiri tante." kata Adzan saat Jihan membantunya membukakan bajunya.

Jihan mengangguk,"Iyah. Kalau gitu tante siapin baju kamu dulu." kata Jihan mengusap kepala Adzan lagi sebelum keluar dari dalam kamar mandi.

Sementara Adzan yang tengah mandi, Jihan hendak keluar dari kamar saat melihat Dimas masuk ke dalam dengan beberapa paper bag di tangannya.

"Ini Mas belikan baju baru buat Adzan." kata Dimas memberikan paper bag kepada Jihan.

"Loh, Mas kapan belinya? Makasih, Mas." Jihan melihat isi dari paper bag.

Dimas mengangguk pelan, "Barusan aja di anter kurir. Adzannya mana?" tanya Dimas karena tidak menemukan Adzan.

"Lagi mandi Mas." jawab Jihan.

Dimas mengangguk.

"Kamu siapin sarapan aja, biar Mas yang bantu Adzan. Sekalian Mas mau ngenalin diri."

"Okey, aku tinggal yah Mas."

"Iya sayang."

Sementara Jihan kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dimas duduk di tepi ranjang mengeluarkan isi dari paper bag sambil menunggu Adzan selesai membersihkan diri. Tak lama kemudian Adzan keluar dari kamar mandi dengan handuk melekat di tubuhnya.

" Tanteee, aku udah siap mandinya."ujar Adzan melangkah keluar.

" Sudah selesai?" Dimas berdiri menghampiri Adzan yang berdiam diri di tempatnya saat melihat dirinya.

Adzan mengangguk kecil, dia masih tidak beranjak dari tempatnya memperhatikan Dimas yang sudah berdiri di depannya. Dimas berjongkok menyamakan tingginya dengan Adzan.

"Hay... Adzan. Kita belum kenalan ya, kenalin nama om Dimas, suaminya tante Jihan. Jadi Adzan gak perlu takut sama om, ya." Dimas tersenyum mengusap kepala Adzan yang basah.

Adzan menatap Dimas tidak berkedip lalu kemudian mengangguk pelan,"Halo, om Dimas. Aku Adzan." kata Adzan tersenyum hingga matanya membentuk sabit.

"Kita berteman?" tanya Dimas mengulurkan tangannya ke depan Adzan.

"Teman?" ulang Adzan membeo.

Dimas mengangguk.

"Adzan mau."ucap Adzan kemudian menyambut uluran tangan Dimas.

Dimas terkekeh pelan lalu membawa Adzan dalam gendongannya. Dimas menurunkan Adzan di atas ranjang kemudian mengambil sepasang baju untuk di pakai Adzan. Setelah memakaikan Adzan pakaiannya, Dimas mengambil sisir menyisirkan rambut panjang Adzan.

PULANG [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang