.
.
.
.
.Manik biru secerah langit.
Midoriya merasa tengah melihat sebuah keindahan ketika dia membuka matanya.
Pikirannya seolah hanyut sepersekian detik, sebelum dia sadar akan sesuatu.
"Tunggu... bukankah..."
Dia bukan tengah menatap langit cerah yang teduh, itu adalah manik biru Dabi.
Seketika itu Midoriya membelalak sadar, benar-benar bangun dari kantuknya. Gadis itu langsung bangkit dan berposisi duduk. Menatap sekitar, dia baru ingat jika berada di atap, tidak sadar dirinya tertidur.
Terdengar dengusan geli dari Dabi. Midoriya melirik pada otoko itu dengan canggung.
"Senpai... sejak kapan di sini? " tanyanya dengan kaku karena merasa malu.
"Aku tidak menemukanmu di kelas. Setelah mencari kutemukan kau tertidur di sini."
Midoriya menangkup wajahnya sendiri dengan panik. "Sudah berapa lama aku tertidur? Astaga, ini buruk sekali. "
"Kenapa? Tidak ada salahnya kalau kau tertidur," respon Dabi dengan santai.
Dabi mengambil tas Midoriya di sebelah kakinya, menyerahkan pada pemiliknya.
"Apa ada yang kurang? Kurasa aku sudah mengemas semua yang ada di meja dan lacimu. "
Midoriya tidak menduga Dabi sampai membawakan tasnya. "A-arigatou Senpai, aku begitu merepotkanmu..." dia menerima tasnya, memeriksa isinya. "Sudah lengkap. "
"Bagus. " Dabi berdiri dan duduk di sebelah Midoriya. "Aku tidak mengira kau akan berada di luar kelas saat jam pelajaran. "
Pipi Midoriya bersemu malu. "Ketahuan ya... "
"Tentu saja, kau tidak mungkin keluar tanpa membawa tas kalau memang pergi setelah jam pulang. " Dabi menoleh menatap Midoriya yang masih menunduk malu. "Ada apa? Pasti ada alasan kenapa kau tidak kembali ke kelas. "
Midoriya tersenyum simpul. "Aku hanya... ingin merasakan angin segar. Lagi pula aku pergi saat jam terakhir hampir berakhir, jadi kurasa tidak masalah. Sensei akan mengiraku masih bicara di ruang kepala sekolah."
"Benar hanya itu? "
Midoriya terdiam. Dia tahu Dabi tidak akan mempercayai alasan itu begitu saja. Namun dia merasa tidak bisa memberi tahu apa yang terjadi padanya beberapa hari ini setelah kejadian di kamar mandi itu.
Dabi pasti akan marah, dan Midoriya merasa dia tidak akan bisa lagi menahannya untuk membalas mereka.
Dia akan mencoba diam selama dirinya mampu bertahan.
"Ya. " Midoriya tersenyum, menoleh pada Dabi. "Hanya itu. "
Manik biru Dabi menatap raut Midoriya. Dia tahu gadis itu kembali berbohong padanya.
Meski begitu, Dabi tetap memilih diam. Dia yakin ada saat yang benar-benar tepat untuk dirinya bergerak nanti.
"Apa kau masih lelah? " tanya Dabi. "Ini sudah satu jam sejak bel berbunyi. Kurasa ibumu akan khawatir. "
Midoriya terdiam sejenak sebelum dia membelalak terkejut dan memeriksa ponselnya. "Gawat! "
.
.
.
.
.Masa ujian tengah semester berlalu. Sekolah memasuki masa istirahat sebelum akan mempersiapkan ujian semester nanti.
Nilai ujian diumumkan, ditempel di papan besar pada tempat yang lapang. Anak-anak datang mengerumuni depan papan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed)
RandomDabi adalah berandalan SMA yang paling tidak bisa ditebak di antara anak berandal lain. Dia bertindak semaunya dan sering membuat masalah. Namun, Dabi tidak pernah punya kendala dengan nilainya. Alias, Dabi adalah berandal pintar yang populer di sek...