Author note--
Dear readers, gomen, chap kemaren emang berhenti di part yang bisa dibilang g jelas, gra2 beberapa hal. So, semoga kalian enjoy baca kelanjutannya di sini~
.
.
.
.
.Midoriya membuat janji temu dengan Dabi jam delapan pagi. Saat dia bilang Inko tengah pergi, Dabi mengatakan akan pergi ke rumahnya saja daripada meninggalkan rumahnya kosong.
Dia segera pergi mandi dan membersihkan beberapa ruangan rumahnya selagi menunggu Dabi datang. Dengan bersenandung pelan, dia menggerakkan penyedot debu ke lantai ruang tengah.
"Apa aku sekalian memasak sekarang ya? Ah tapi nanti dingin, kumasak saat Senpai sudah datang saja. " pikirnya.
Setengah jam sibuk beberes rumah, Midoriya menghela napas lega setelah akhirnya dia selesai. Maniknya melirik pada jam dinding, menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.
Masih ada cukup banyak waktu, Midoriya berpikir untuk pergi mencuci seragamnya sejenak. Langkahnya mulai mengarah menuju mesin cuci.
Ting tong!
Midoriya terhenti saat mendengar bel pintu ruang apartemennya.
"Are? Ternyata datang lebih awal. "
Kakinya beralih arah menuju pintu depan. Dia tidak mengenakan alas kaki rumah, jadi langkahnya terdengar senyap. Tangannya terulur siap memegang knop pintu saat jaraknya masih terpaut satu meter.
Midoriya membuka kunci dan memutar knop. "Tidak kusangka kalau datang lebih a–"
Grep!
.
.
.
.
.Dabi memeriksa ponselnya ketika dia baru saja keluar rumah lima menit lalu. Melihat waktu menunjukkan pukul setengah sembilan.
"Masih cukup waktu. " pikirnya. Dia baru akan menaiki taksi untuk pergi ke rumah Midoriya. Perjalanan dengan taksi kira-kira hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit.
Dabi menghentikan sebuah taksi di pinggir jalan dan masuk. Dia menyebutkan sebuah alamat dan duduk dengan tenang. Sopir taksi sempat was-was dengan penampilan Dabi, tapi dia berusaha tidak mengadili berdasar tampak luarnya saja.
Mobil segera melaju setelah pintu ditutup, membelah jalan yang semi ramai di jam yang masih cukup pagi itu.
Dabi melihat keluar jendela. Nampak pemandangan kota yang sudah seminggu lebih tidak dia lihat, tapi dia sama sekali tidak merindukan hal itu. Dia lebih memikirkan soal bertemu Midoriya.
Di sebelahnya terdapat bungkusan oleh-oleh yang dia beli dalam perjalanan pulang. Itu hanya makanan manis biasa yang terkenal di kota tempat bertugasnya kemarin, entah Midoriya menyukainya atau tidak. Dia mencari hal yang Midoriya gemari, tapi tidak ada di sana. Karena dia berpikir perempuan suka yang manis-manis, jadi dia beli saja yang nampak lezat.
Sepuluh menit kemudian taksi berhenti di depan sebuah apartemen tingkat yang menjulang tinggi. Dabi membayar ongkosnya dan turun membawa serta kotak oleh-oleh di tangan kirinya. Setelah taksi melaju pergi, si supir menghela napas lega karena Dabi sama seperti penumpang normal lainnya.
Dabi melihat sejenak ke lantai tempat kamar apartemen Midoriya berada sebelum dia masuk dan naik ke sana.
Tiba di depan pintu rumah Midoriya, Dabi menekan bel.
Hening.
Dua menit kemudian pintu belum terbuka. Dabi kembali membunyikan bel.
Semenit lagi menunggu, belum ada respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed)
De TodoDabi adalah berandalan SMA yang paling tidak bisa ditebak di antara anak berandal lain. Dia bertindak semaunya dan sering membuat masalah. Namun, Dabi tidak pernah punya kendala dengan nilainya. Alias, Dabi adalah berandal pintar yang populer di sek...