.
.
.
.
.Sekitar pukul sebelas, kelas Midoriya tidak terlihat tengah sibuk diajar oleh guru meski masih dalam jam pelajaran.
Guru yang seharusnya datang memiliki kepentingan mendadak sehingga izin dari jadwalnya dan memberi tugas sebagai ganti jam pelajaran.
Karena tidak ada guru yang menjaga, kelas jadi lumayan bising. Banyak anak yang memilih saling berbicara dibanding langsung mengerjakan tugas. Tapi ada juga yang saling kerja sama untuk menyelesaikan soal.
Midoriya duduk di kursinya dengan tenang seperti biasa. Dengan tekun dia mengerjakan tugas tanpa tertarik untuk mengobrol dengan siapa pun.
Tangannya terus bergerak menggoreskan jawaban di kertasnya. Matanya fokus sesekali melihat ke buku cetak, membaca materi yang ditanyakan soal.
Soal itu adalah materi baru yang belum pernah diajarkan. Karena guru tidak masuk, maka murid diminta belajar mandiri. Midoriya sudah mempelajari bab itu sejak beberapa minggu lalu, jadi bukan hal sulit untuknya menyelesaikan dengan cepat.
Lima belas menit kemudian, tangannya selesai menggoreskan huruf terakhir. Midoriya meletakkan penanya dan tersenyum kecil, puas dengan hasil kerjanya.
Jam pelajaran masih akan berlangsung cukup lama sebelum jam istirahat kedua datang, dia memutuskan mengeluarkan buku yang dia pinjam dari perpua dan membacanya. Itu adalah materi yang membuatnya tertarik untuk dia ikuti dalam kategori kompetisi yang akan datang.
Kelas terus dipenuhi suara bising rendah. Lima menit pertama Midoriya mencoba belajar, dia kemudian berakhir menghela napas pelan.
"Terlalu berisik, aku tidak bisa fokus." pikirnya.
Dia tidak akan bisa belajar senyaman biasanya, kini Midoriya tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ingin ke perpustakaan pun nanti tidak enak dengan yang lain. Karena dia akan terkesan jelas pergi karena terganggu.
Beberapa menit hanya diam di kursinya dengan sesekali mencoba kembali membaca meski selalu gagal untuk fokus, pintu kelas kemudian diketuk dan terbuka. Beberapa perbincangan berhenti dan semua mata melihat pada arah itu.
Seseorang melongok masuk. "Oh, ternyata tidak ada guru. Ano, maaf mengganggu, aku datang untuk memanggil Midoriya. "
Tidak ada yang kenal baik dengan anak tahun kedua yang melongok masuk itu kecuali Midoriya. Dia adalah salah satu peserta kompetisi waktu itu.
Mendengar namanya dipanggil, Midoriya berdiri dan melangkah keluar dari mejanya. Dia sempat menoleh pada ketua kelas, dan anak itu segera mengacungkan jempolnya. Dia akan mengurus izin pergi Midoriya jika gadis itu belum kembali sampai guru pelajaran selanjutnya datang. Ketua kelas setidaknya tahu jika itu adalah panggilan untuk kumpulan peserta kompetisi karena sudah pernah terjadi sebelumnya.
Pintu kembali ditutup setelah Midoriya keluar dan kelas kembali dipenuhi suara bising rendah.
"Maaf, apa aku mengganggumu? Pasti ada banyak tugas kalau guru tidak datang. "
"Tidak, tugasku sudah selesai. Justru aku selamat bisa keluar dari kelas yang riuh, aku tidak bisa belajar di dalam. " Midoriya menghela napas pelan.
Anak tahun kedua itu tertawa. "Memang benar, aku juga sering kesulitan belajar jika guru tidak datang. "
"Apa yang lain sudah berkumpul, Shige-san? "
"Ya, seperti biasa. Ayo. "
Midoriya mengangguk. Berjalan menjejeri seniornya itu.
Kompetisi akan segera datang. Masa ujian tengah semester sudah selesai, jadi sekarang mereka fokus untuk mengurus kompetisi.
"Bagaimana soal kategori baru yang kau ambil, apa kau bisa memahaminya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed)
De TodoDabi adalah berandalan SMA yang paling tidak bisa ditebak di antara anak berandal lain. Dia bertindak semaunya dan sering membuat masalah. Namun, Dabi tidak pernah punya kendala dengan nilainya. Alias, Dabi adalah berandal pintar yang populer di sek...