"TwentyOne"

468 78 2
                                    

.
.
.
.
.

Dabi telah mendengar semuanya dari Todoroki. Segala yang Midoriya ucapkan dia sampaikan dengan jelas dan dia sudah memastikan jika tidak salah ucap.

Todoroki melihat pada Dabi yang terdiam setelah mendengarkannya.

"Apa ada sesuatu yang muncul di ingatanmu? Sedikit saja? "

Dabi menatap datar.

"Tidak. "

Todoroki hendak menghela napas dengan keras sebelum Dabi kembali bicara.

"Semua itu terdengar terlalu rumit untuk dibuat-buat. "

"Aku yakin itu semua adalah hal sebenarnya. Midoriya juga bukan tipe perempuan yang bertindak sejauh itu untuk menipumu. Dia memang tulus dan kau juga menyukainya. "

Dabi sama sekali tidak mendapat setitik pun ingatannya kembali, jadi dia masih merasa itu semua aneh meski memang itu yang terjadi.

Mulai dari dia yang akhirnya menyukai seseorang, waspada pada orang lain, hingga dia celaka karena dendam seseorang itu, yang menyebabkannya amnesia.

Sepertinya dia memang harus segera menerima fakta jika dirinya memang tidak sama lagi dengan yang kini dia ingat. Midoriya telah berhasil melembutkan hatinya, dan dia mencintai gadis itu.

Perlu waktu memang, tapi mulai sekarang Dabi akan berusaha menanamkan pikiran itu. Berharap lebih baik jika ingatannya segera kembali agar segalanya lebih mudah.

Todoroki memeriksa waktu di ponselnya, pukul enam sore. Dia berjanji akan kembali menjenguk Midoriya, jadi dia tidak bisa datang terlalu malam karena gadis itu perlu istirahat.

"Aku harus pergi, jangan lupa minum obatnya jam delapan nanti. Aku akan kembali besok sepulang sekolah. "

Todoroki beranjak dan mengamit tas di bawah kaki kursi. Dia bersiap pergi ketika Dabi terlihat mencari sesuatu.

"Di mana ponselku? Aku belum menyentuhnya sejak sadarkan diri."

"Midoriya yang simpan sejak kau kecelakaan. Nanti akan kumintakan dan kuberikan padamu besok. "

Dabi memandang Todoroki yang pergi keluar dan menutup pintu. Ruang rawatnya menjadi sepi setelahnya. Angin berhembus dari jendela yang separuh terbuka dan hawa dingin malam yang baru saja datang terasa.

Selama sekitar satu jam, Dabi hanya diam berbaring mendengarkan suasana senyap. Sesekali suara langkah orang di lorong melewati depan pintunya, tapi tidak ada yang masuk. Yang datang kepadanya hanyalah perawat dan dokter yang sesekali memeriksa, kemudian Todoroki dan juga Keisuke yang datang saat waktu senggang setelah kerja.

Sekarang belum jamnya perawat datang memberi obat yang berbeda dari yang harus dia minum sendiri, Keisuke kemarin bilang dia akan pergi ke luar kota selama beberapa hari untuk pekerjaannya. Dia akan tetap sendirian sekitar satu dua jam mendatang.

"Midoriya Izuku... " mulutnya bergunam selagi matanya menatap langit-langit putih.

"Shigaraki... Tomura..."

Saat itu, pintunya terbuka. Dabi biasanya tidak peduli siapa yang datang karena hapal suara langkah dari orang yang biasa datang.

Namun saat itu dia langsung bangkit duduk karena suara langkah itu asing di telinganya.

Dia berpikir siapa orang baru yang mendatanginya, tahu soal imsonianya, dan akan menceritakan hal yang dia lupakan.

Orang itu masuk dan berhenti dua meter dari tempat tidurnya.

Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang