.
.
.
.
.Dabi berbaring di kursinya dengan menatap langit berawan. Gumpalan kapas putih itu bergerak tertiup angin.
Memejamkan matanya untuk mencoba tidur, sesaat kemudian Dabi kembali membuka mata.
Suasana tenang seperti biasa. Hanya ada kesiur angin sepoi yang terdengar. Cuaca juga tidak terlalu terik.
Biasanya Dabi akan mudah tidur dalam kondisi seperti itu.
Dia mencoba sekali lagi. Menutup matanya. Semenit kemudian manik birunya kembali nampak.
Aneh, Dabi sulit tidur. Seharusnya dia bisa terlelap dalam kurun waktu sepuluh detik. Meski mudah terbangun oleh suara kecil, dia juga mudah untuk kembali tidur.
Usaha ketiga dan keempatnya sama saja. Dabi mulai bosan sendiri. Dia bangkit duduk dan menatap sekitar.
Hari ini Midoriya tidak terlihat akan datang. Sudah sepuluh menit sejak bel istirahat berbunyi.
Angin berembus, beberapa daun mendarat di atap. Satu helai jatuh di dekat kaki Dabi.
Sepi dan kosong, itu pemandangan sehari-hari di atap. Dabi sudah terbiasa melihat sejak tahun pertama.
Namun, kali ini Dabi merasa sedikit terlalu kosong.
Sejak dia mengajak Midoriya datang ke atap waktu itu, baru kali ini dia kembali sendirian setiap istirahat pertama.
Midoriya selalu datang untuk duduk makan di kursi atap di jam istirahat pertama. Itu waktu mereka selalu bertemu selain saat pulang sekolah ketika Dabi mengantar kotak bekalnya ke sana.
Di jam istirahat lain Midoriya akan sibuk belajar atau mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Dabi mengetahui alasan itu saat dia iseng bertanya ke mana dirinya pergi saat istirahat selain ke atap di suatu waktu.
Dabi beranjak berdiri. Dia jadi penasaran di mana Midoriya sekarang.
.
.
.
.
.Tiba di tempat dia biasa sesekali mengawasi kelas Midoriya dari jauh, Dabi melihat kursi gadis itu kosong.
Tasnya ada di sana, mejanya bersih. Kelas hanya terisi sedikit orang. Dabi memutuskan tetap di sana sampai bel masuk berbunyi.
Lima menit kemudian kelas mulai penuh dengan anak-anak yang kembali dan bel berbunyi. Anehnya kursi Midoriya tetap kosong. Bahkan setelah guru masuk, dia tidak kunjung kembali.
Midoriya tipe orang yang kembali ke kelas tepat waktu. Dabi beranjak pergi. Dia mencoba mencari di tempat lain.
Perpustakaan, tidak ada. Ruang guru, tidak. Lorong-lorong kelas, tidak. Taman, tidak.
Dabi mengernyit. Tempat-tempat lain kemungkinan tidak pernah Midoriya datangi, tapi dia mencoba saja mencarinya di tempat-tempat yang tidak terduga.
Hingga kemudian, dia melihat Midoriya berjalan di teras luar bangunan yang sudah dia lewati tadi. Dabi melihat sekitar dan mengambil jalan memutar untuk bisa menghadang gadis itu di suatu tempat.
Tak lama kemudian, Midoriya dikejutkan oleh Dabi yang berdiri di tempat setelah dia berbelok dari teras luar. Kali ini dia membawa beberapa lembar kertas dan itu terjatuh karena keterkejutannya tadi.
Dabi membungkuk mengambili kertas itu dan memyerahkannya pada Midoriya.
"Arigatou, Senpai. " Midoriya menerima lembaran kertasnya.
"Jarang melihatmu di luar saat jam pelajaran," ujar Dabi.
"Ah, aku dipanggil ke ruang kepala sekolah saat jam istirahat tadi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed)
De TodoDabi adalah berandalan SMA yang paling tidak bisa ditebak di antara anak berandal lain. Dia bertindak semaunya dan sering membuat masalah. Namun, Dabi tidak pernah punya kendala dengan nilainya. Alias, Dabi adalah berandal pintar yang populer di sek...