.
.
.
.
.Musim panas.
Serangga berbunyi dengan nyaring di mana-mana, menjadi tanda alam yang paling khas untuk musim yang tengah berlangsung.
Di tengah panas terik pukul dua belas siang, banyak orang yang memilih untuk tetap di dalam ruangan. Jika ruangan tidak pemiliki pendingin, maka banyak tangan yang sibuk mengipasi diri dengan sesuatu yang menghasilkan angin kecil.
Midoriya nampak tidak terpengaruh dengan musim yang berlangsung, karena dia tengah berada di perpustakaan dengan beberapa pendingin di dalamnya.
Dia duduk santai dan membaca buku pelajarannya dengan tekun, sesekali mencatat hal penting di buku tulisnya.
Sepuluh menit berlalu sejak dia mulai sibuk membaca, gadis itu kemudian menjauhkan tubuhnya dan meregangkan tangan ke atas, mengerang pelan. Dia selesai mempelajari bagian pertama dari bab baru.
Tahun keduanya sudah berjalan empat bulan. Semenjak dia sudah tergolong sebagai senior, Midoriya mulai sibuk mengurus anak tahun pertama yang bergabung ke kelompok kompetisi. Dia tidak pernah mengambil jabatan apa pun di kelas, lebih memilih berkutat pada kompetisinya saja.
Ting!
Ponsel Midoriya berdenting pelan. Manik hijau gadis itu segera melirik ke benda elektronik di samping buku-bukunya, tangannya bergerak meraih dan membuka pesan yang masuk.
"Aku bisa menelponmu sekarang?"
--DabiMidoriya melihat sekitar. Perpustakaan cukup ramai, tidak bisa menerima panggilan di dalam ruangan karena akan mengganggu yang lain.
'Sebentar, aku akan keluar dari perpus. ' balasnya.
Membereskan buku-buku, mengembalikan beberapa ke rak dan membawa keluar dua buku yang merupakan miliknya, Midoriya pergi ke tempat yang sepi dan teduh.
'Sudah. '
Tak lama setelah pesan terkirim, layar ponselnya menampilkan Dabi yang menelponnya. Midoriya menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga kirinya.
"Apa hari ini kau tengah luang, Senpai? " tanya Midoriya dengan wajah tersenyum.
"Ya, karena itu aku menghubungimu. Apa jam istirahat akan segera habis?"
"Sekitar sepuluh menit lagi, masih banyak waktu. Kelasku dekat dari sini kok. "
Semenjak Dabi lulus, Midoriya tidak bisa lagi menemuinya setiap hari seperti dulu. Memang sesekali Dabi diam-diam masuk ke sekolah menemuinya–yang membuat satpam panik jika tidak sengaja terlihat karena mengiranya sebagai penyusup berbahaya, tapi dia tidak bisa sering melakukannya.
Terutama sejak Dabi mengabari jika dia memiliki pekerjaan beberapa minggu setelah lulus.
Bukan pekerjaan biasa.
Suatu hari Dabi tidak sengaja terlibat dalam sebuah masalah sehingga membuatnya melawan lima orang laki-laki yang berpenampilan mencurigakan. Usai mengalahkan mereka semua, Dabi didatangi tiga orang yang tengah mengejar kelima laki-laki tadi.
Di tengah ketidakpercayaan mereka melihat Dabi mengalahkan lima orang bertubuh besar tanpa luka berarti, mereka menjelaskan jika orang-orang itu adalah kelompok yang buron karena mengedarkan obat terlarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed)
RandomDabi adalah berandalan SMA yang paling tidak bisa ditebak di antara anak berandal lain. Dia bertindak semaunya dan sering membuat masalah. Namun, Dabi tidak pernah punya kendala dengan nilainya. Alias, Dabi adalah berandal pintar yang populer di sek...