"Thirteen"

859 129 1
                                    

.
.
.
.
.

Namaku Midoriya Izuku. Tahun pertama di SMA Nanashi.

Pada saat awal menjadi murid SMA, kehidupanku tidak semulus yang kukira.

Selama seminggu pertama, karena kecerdasanku yang langsung diketahui lebih tinggi dari kebanyakan murid lain, aku dijadikan sasaran untuk didekati karena kelebihanku itu.

Begitu banyak anak kelasku yang mengajak berkenalan dan berteman pada hari pertama sekolah dimulai. Karena sudah sejak lama aku anak yang gemar menyendiri, aku awalnya tidak nyaman dengan perlakuan mereka.

Dulu aku menjauhi banyak orang karena mereka merasa iri denganku atau memang hanya mendekati untuk kepentingan nilai saja. Sekarang juga begitu, aku merasa jika mereka tidak berteman secara tulus padaku.

Maafkan aku jika terlalu berpikir negatif, tapi itu pola pikirku sejak lama.

Setelah mencoba membiarkan saja hal seperti itu terjadi, akhirnya aku mendapatkan jawaban dari kekhawatiranku setelah beberapa hari kemudian.

Beberapa anak laki-laki, yang kerap kali datang untuk minta diajari soal beberapa materi, berubah menjadi menyuruhku untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Mereka bahkan menawarkan akan memberiku uang.

Apa wajahku terlihat seperti seorang kutu buku yang enak dijadikan pesuruh?

Aku yakin tidak separah itu. Mereka saja yang terlihat seperti anak keluarga berada yang terbiasa menjadikan seseorang kacung murahan.

Aku sudah biasa menolak banyak hal, jadi aku dengan mudah mengatakan tidak pada permintaan mereka.

Namun pilihanku saat itu berakhir buruk. Mereka yang awalnya mengajak bicara di tempat sepi untuk hal perjanjian hubungan imbal balik yang buruk itu, kemudian marah dan memukuliku.

Meski aku seorang perempuan, mereka sangat kasar. Aku tidak tahu jika akan menemui orang seperti mereka, biasanya orang-orang hanya akan berakhir membenciku, bukannya bertindak secara fisik.

Aku tidak bisa melawan karena fisikku yang secara gender memang biasanya lebih lemah dari laki-laki. Selain itu, aku tidak pernah memukul orang, aku tidak tahu caranya membalas.

Saat itu aku hanya bisa berharap mereka akan segera berhenti. Sampai kemudian, mereka sungguhan terhenti, tapi bukan karena sudah bosan memukuliku.

Aku mendengar suara, mereka yang merundungku langsung ketakutan begitu mengenali sosok itu.

Siapa yang mereka sebut tadi? Dabi?

Aku pernah dengar. Katanya dia murid yang paling ditakuti di sekolah. Sikapnya sangat buruk, tapi dia begitu cerdas sehingga dapat berada di tahun ketiga tanpa masalah.

Karena masih khawatir mereka akan kembali memukulku, aku tetap meringkuk di tanah dengan gemetar. Sekujur tubuhku terasa sakit.

Aku mendengar ketiga anak laki-laki yang sekelas denganku itu lari terbirit-birit.

"Mereka sudah pergi. "

Suara tadi kini berbicara padaku.

Aku dengan takut-takut mengangkat kepala dan melihat sekitar. Mereka memang sudah pergi. Mataku berlanjut mendongak melihat pada sosok Dabi yang barusan mengusir para perundung itu.

Dengan posisi terduduk di tanah, pakaian kotor dan lecek, rambut berantakan, dan wajah yang pasti begitu menyedihkan, aku melihatnya.

Sosok yang dikatakan merupakan berandalan paling buruk selama sejarah sekolah Nanashi ada.

Eyes On Me- BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang