12. Sebuah Rasa

10 2 0
                                    

Tak semua kata bisa mewakilkan sebuah rasa...

***

"Heyy! Gue balik duluan ya bebps"pekik Melly sambil merangkul Raniesha. "Hei Mell! Malu anjir! Ini tengah lapang, mana banyak kakel!" Raniesha sedikit menghindari tingkah Melly yang random tak tahu malu ini.

"Udah yuk kampret! Jangan mempermalukan gue dan Echa!"Lidya kemudian langsung menarik tangan Melly dengan paksa untuk segera pulang. "Bye! Take care Cha!"pekik Lidya sambil melambaikan tangan nya diikuti oleh Melly.

Raniesha sedikit tersenyum tipis dan melambaikan tangannya membalas kedua sahabatnya. Gadis itu sedikit mengelap keringat yang membasahi dahinya, matahari masih sangat terik padahal sudah hampir pukul empat petang.

"Harap! Semuanya berkumpul!"

"Sekian untuk rangkaian kegiatan hari ini! Terimakasih untuk kerjasama nya! Besok saya mohon untuk mencari yang paling terbaik untuk dijadikan sebuah team!"

"Terimakasih semuanya! Kegiatan hari ini saya tutup!"

Cowok tampan berkacamata itu menutup rangkaian kegiatan hari ini. Turun dari podium dan segera berkumpul dengan para anggotanya.
Tak lepas dari pandangan gadis cantik yang tersihir oleh ketampanan nya.

Raniesha memperhatikan setiap pergerakan dari seorang Alfian Dirgantara, penampilan cowok itu layaknya Harry Potter serta cowok tampan itu mampu membuat Raniesha terpesona dengan penampilan nya.

Namun sepersekian detik gadis itu mengedipkan matanya, cowok yang dari tadi ia perhatikan sudah lenyap dari pandangan nya. Gadis itu menengok sisi kanan dan sisi kiri lapangan serta tak lupa setiap sudutnya. Namun cowok tersebut tak ia jumpai.

Kemana ya?

"Duarr!! Nih tas Lo" ujar Alfian atau biasa dipanggil Al cowok yang sedari tadi Raniesha cari. Baru saja gadis itu berbalik badan Alfian langsung mengejutkan nya dengan membawa kan tas nya.

"Aduh sorry kak, gue jadi ngga enak kenapa Lo yang bawain tas gue" ujar Raniesha dengan perasaan tidak enak, karena Raniesha memang type orang ngga enakan.

"Santai aja kali. Lagian tadi Lo kaya orang bingung gitu sih?"balas Kak Alfian yang ternyata dari tadi juga memperhatikan Raniesha, memang dasarnya jodoh seperti nya. "Hehe, iya kak soalnya masih agak bingung sama konsep pensi nya terus besok gimana harus seleksinya. Soalnya ini first time bagi gue" ujar Raniesha beralibi dengan sangat pandai, apakah sebodoh itu tingkah Raniesha barusan.

"Nanti gue jelasin lagi deh, khusus buat Lo. Tapi dengan satu syarat?"ujar Kak Alfian sambil melepaskan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. "Serius? Ngga keberatan kak?"balas Raniesha antusias.

"Ngga lah!" Balas Kak Alfian tersenyum. "Kalau begitu apa syarat nya kak?" Tanya Raniesha dengan serius.

"Balik bareng gue yuk!"

1
2
3

Butuh waktu 3 detik Raniesha menetralkan nafasnya untuk tetap santai dan tenang. "Hah?! Gimana ya kak, takut ngerepotin." Balas Raniesha berbasa basi pura-pura menolak, agar tidak dikira wanita murahan.

"Kan gue yang ngajak!"balas Kak Alfian.

Raniesha masih berpikir sejenak. Tanpa mengeluarkan kata sedikit pun cowok dihadapan nya menarik lengan mungil Raniesha untuk menuju parkiran motor miliknya.

Gadis itu hanya terdiam membisu dan mengikuti langkah Kak Alfian menuju parkiran motor. Namun saat tiba diparkiran motor, ada seorang pemuda yang sedang bertengger diatas motor sportnya datang menghampiri Alfian dan Raniesha dan menghalangi jalan keduanya.

336 Fantastic HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang