14. Pensi Gagal

13 2 0
                                    

Cinta bukan soal rumus maupun teori
Ia datang tiba-tiba tak terduga
Saat rasa dan semesta berkolaborasi menyatukannya..

****

Brak!

Suara pintu sebuah ruangan dibuka dengan keras oleh laki-laki berkacamata, ia berjalan masuk kedalam ruangan tersebut yang menjadi tempat kekuasaan nya. Ruangan yang menyisakan banyak cerita dan sebuah perjuangan dirinya dalam memimpin suatu organisasi.

"Gue kecewa!"

"Argh!"

"Shit.shit."

Bugh...bguh..

Laki-laki itu memukulkan tangannya sendiri ke dinding diruangan tersebut. Hati nya merasa hancur ia kecewa. Mengapa? Semua perjuangan dan kerja keras dari para anggota dan beberapa siswa-siswi yang berpartisipasi harus kandas dan gagal begitu saja.

"Al, udah lah. Ini juga yang terbaik buat sekolah dan kita semua." Ujar Elsa yang tiba-tiba datang dan mencoba menenangkan ketua nya itu. "Ga El, harusnya Pak Budi kasih alasan yang jelas. Kalau memang sponsor nya kurang nanti kita bisa usahain kan" balas Alfian sambil melepaskan kacamata nya dan memijat pangkal hidung nya.

"Iya Al, gue paham. Tapi ga semudah itu buat kita cari sponsor! Udah ya Lo harus bisa Nerima semua ini. Kalau Lo kaya gini gimana nanti anggota kita yang lain." Kata Elsa menasehati Alfian sambil mengelus pundak laki-laki itu. "Thanks ya El" balas Alfian sambil tersenyum kepada wakilnya tersebut.

Pentas seni yang akan dilaksanakan di SMA ANDROMEDA harus dibatalkan, karena tidak mendapatkan perizinan dari kepala sekolah. Alfian heran mengapa saat akan mendekati hari H-2 dibatalkan tanpa alasan yang jelas dan itu membuatnya kecewa.

"Ya udah El,Lo kumpulin anak OSIS dan siswa-siswi yang kemarin ikut partisipasi" kata Alfian memerintah kepada Elsa. "Ya udah gue cabut ke ruang informasi dulu" pamit Elsa.

****

Diberitahukan, untuk seluruh anggota OSIS dan siswa-siswi yang berpartisipasi dalam pensi diharapkan segera datang ke depan ruang OSIS. Terimakasih!

"Guys! Gue kayaknya harus cabut ke ruang OSIS" ujar Raniesha sambil bangkit dari duduknya. "Hm.. oke deh" balas Lidya.

"Ya udah bye! Nanti kalau ada guru bilangin ya" pekik Raniesha sambil berlari keluar kelas.

Didepan ruang OSIS sudah banyak siswa-siswi yang berkumpul termasuk dengan para anggota OSIS yang menggunakan jas kebanggaan mereka.

Raniesha tidak mengenal siapapun disini, alhasil ia hanya diem dan mengikuti intrupsi. Namun tiba-tiba ada yang memegang bahunya.

Duarr!

"Yaps? Yang kemarin kan kak.. wih mantap gebetan Bang Devano kan." Kata seseorang yang seingat Raniesha bernama Bara. "Bukan!" Balas Raniesha sambil menggelengkan kepalanya ia sangat merasa terganggu jika namanya dikaitkan dengan Devano.

"Halah. Jangan bohong kak! Banyak saksi mata nya loh." Kata Bara semakin mengintimidasi Raniesha. "Emang ya tipe cewek Bang Devano bukan kaleng-kaleng" sambung nya.

336 Fantastic HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang