Always be with you

Dua puluh satu

"Kita seharian hanya di kamar. Apa tak ada niat ke luar? " tanya rose.

Karna sedari tadi, mereka berdua hanya menghabiskan waktu di dalam kamar. Tanpa niat keluar. Bahkan untuk makan.

"Kau ingin kita kemana? "

"Terserah.

"Baiklah. Ganti bajumu. Kita keluar" ucap taehyung.

Rose berjalan menuju kopernya dan mencari baju.

Dddrrtt.. Dddrrrttt
Rose melihat ponsel taehyung yang berdering.

Terlihat taehyung yang mengernyitkan alisnya menatap layar ponsel.
Ia lalu berjalan ke toilet.

"Siapa yang menelfon? " gumam rose. Tapi rose tetap melanjutkan mencari pakaiannya.

Rose lalu mengganti pakaiannya.

Rose duduk di atas tempat tidur, sambil memakai riasannya.

Tak lama, taehyuung keluar kamar mandi dan menuju rose.

Cup~

Taehyung mengecup pipi rose.

"Mian" katanya menyandar di bahu rose.
"Wae? "

"Orang tuaku menelfon. Menyuruhku pulang. "

Rose meletakan kembali lipstik yang ingin di pakainya tadi.

"Pulanglah." rose menyentuh pipi taehyung.

"Mian"

"Tidak apa. Pulanglah cepat."

Taehyung mengangkat kepalanya.

"Nanti aku hubungi lagi"

"Iya. Aku tunggu. Pergilah."

Taehyung mengecup sekali lagi bibir rose.

"Aku pergi" taehyung turun dan berjalan mengambil hoddie nya. "Dahh" dan ia pun menghilang dari hadapan rose.

-

Rose diam agak lama setelah kepergian taehyung.

"Keluar saja ah. " rose berdiri.

Ia pun melanjutkan riasannya dan bersiap keluar.

saat keluar dari hotel, rose sedikit bingung. kemana ia akan pergi.

tapi, walaupaun bingung. Ia tetap berjalan mengikuti ke mana kakinya akan membawa dirinya.

rose memilih jalan kaki karna ia memang hanya ingin berjalan dan menikmati waktunya.

rose terus berjalan dan berakhir di sebuah cafe yang cukup ramai.
"selamat datang. mau pesan apa?"

rose melihat papan daftar makanan dan minuman yang tertera . "Ice Americano dan satu Waffle coklat satu" ucapnya setelah memesan.

setelah membayar, rose di suruh duduk terlebih dahulu dan akan di panggil lagi jika pesanannnya sudah siap.

rose berjalan pelan menyusuri berbagai meja yang cukup dipenuhi beberapa orang. dan akhirnya ia memilih tempat di sudut menghadap jalan.

rose melihat orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang.

"kalau aku pergi. apa aku akan menjadi lebih baik?" rose menyandarkan tangannya di dagu "Appa apa kabar ya? apa sekarang ia sudah bahagia karna aku tak lagi menjadi bebannya?" rose menyalakan ponselnya menatap layar walpaper  ponselnya "eomma. mian. aku tak bisa menjaga rumah kita. aku bahkan tak sempat mengambil foto eomma.Tapi eomma" rose membuka galeri ponselnya "walaupun aku tak membawa foto eomma yang ada di kamar. eomma selalu ada bersamaku"