15. Keegoisan

3K 170 3
                                    

"Lapangkan hatimu dari segala keegoisan yang membelenggu."

---StarSea25---

♥♥

Keesokan harinya, di ruang makan sepasang suami-istri menatap putra mereka bingung. Rasanya, baru kemarin mereka melihat Romeo tersenyum lebar---bahagia. Kini, raut wajah itu kembali datar tanpa ekspresi. Bibir itu terkatup rapat, hanya bergumam sebagai jawaban jika diajak bicara.

"Apa kamu bertengkar dengan Key?" tanya Rafael.

"Memangnya kenapa kalian bertengkar?" tanya Alexa.

"Nothing," jawab Romeo malas.

"Di mata kamu, Key itu apa, Ro?" tanya Rafael di sela kunyahannya.

"Apa itu perlu ditanyakan?" ketus Romeo. "She's my life."

"Kalau Key memang kehidupan kamu, kenapa kamu malah menjauhi kehidupanmu sendiri, Ro?"

Romeo terdiam. Wajahnya memerah menahan emosi. Rahangnya mengetat dengan tangan terkepal kuat. Perkataan Rafael sangat menohok tepat di ulu hatinya. Rafael benar. Kenapa ia menjauhi perempuan yang memiliki nilai setara dengan nyawanya?

"Mommy memang nggak tahu masalah apa yang sedang terjadi di antara kalian, tapi saran Mommy bicarakan baik-baik sama Key. Terbuka sama pasangan, Romee. Kejujuran dan komunikasi dalam sebuah hubungan itu sangat penting, Nak," nasihat Alexa lembut.

"Jangan sampai karena marah membuat kamu kehilangan Key," celetuk Rafael asal namun Romeo dapat melihat jelas keseriusan di mata sang ayah.

Romeo menatap Rafael tajam---tidak suka dengan perkataan. Degup jantungnya menggila memikirkan suatu saat nanti Keyla akan pergi---meninggalkannya---ia akan kehilangan Keyla. Ia menggeleng kuat, tampak kalut. Keyla adalah miliknya. Hanya miliknya. Ia tidak akan membiarkan Keyla pergi meninggalkannya. "She's mine, Daddy. Milikku tidak akan pernah meninggalkanku. Aku akan mempertahankan milikku sampai mati."

Rafael menyeringai. "Tapi, bagaimana kalau kamu sendiri yang mendorong Keyla menjauh---meninggalkanmu, Ro?"

"Sepertinya, kamu benar, Key. Sebaiknya untuk sementara waktu, kita jaga jarak dulu."

Romeo tertegun saat mengingat kembali perkataannya pada Keyla. Dialah yang memutuskan untuk ada jarak di antara mereka. Apakah tindakannya itu termasuk dengan mendorong Keyla menjauh---meninggalkannya?

♥♥

Keyla berbaring santai di ranjangnya dengan buku dan pulpen di tangan. Sesekali, ia mengernyit dalam, tampak serius dengan tatapan fokus pada buku. Tangannya memainkan pulpen seirama, menuliskan apa yang ada dipikirannya dalam bentuk sebuah tulisan. Sesekali pula ia mendengkus sebal dan mencoret apa tulisannya jika di rasa tidak sesuai menurutnya.

"Princess kesayangan Papi sedang apa?"

Keyla menoleh, menatap Rian yang duduk di sampingnya. "Papi nggak kerja?"

"Papi meliburkan diri,"

"Bagus, bagus. Lagi pula, Siregar Grup punya Papi, kan? Sepertinya, sesekali bos nggak kerja nggak pa-pa. Nggak akan bangkrut juga, kan, ya?" cengir Keyla polos.

Rian tergelak, mengangguk. "Bagaimana keadaan Key sekarang? Merasa lebih baik?"

"Iya. Kaki Key sudah nggak sakit lagi, cuma memang masih belum bisa dipakai berjalan, Papi. Kepala Key juga sudah nggak pusing lagi,"

"Syukurlah," Rian menghela napas lega.

"Papi, Key ingin memakan semua jenis camilan coklat," kata Keyla penuh arti.

Stuck On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang