17. Princess of Siregar

3K 163 14
                                    

"Tidak perlu meniru orang lain. Cukup menjadi dirimu sendiri."

---StarSea25---

♥♥

"Jadi menurut kalian ... aku iki koyok barang antik sing seharuse ono ning meseum?"

Akash dan teman-temannya mengangguk kompak sambil berusaha keras menahan tawa.

"Yo wis. Aku bakal ajak Mami, Papi, Budhe---semua keluargaku yang ngomong koyok aku ke museum. Biar koyok artis-artis ngono---populer," Made menyengir lebar.

Farhan mengernyit tidak paham.

"Bahasa lo, cara ngomong lo---semuanya antik, Mad. Lo lain dari pada yang lain," kata Akash tergelak senang.

Made berkedip polos. "Yo pripun maleh toh? Wong sing lahir wis begini bentukannya. Aku bisa opo selain nerima kehendak Gusti Allah?"

"Lo bisa nolak, Mad," seru Angkasa.

Farhan kian bingung. Nolak apa?

"Pripun cara nolak'e? Moso iyo setelah lahir, aku manjing maleh ning ndalem perut Mamiku? Ya ora iso," cerocos Made menjadi-jadi.

Akash dan Angkasa tertawa keras melihat sosok Made yang sangat lucu. Farhan mengernyit, lalu ikut tertawa bersama. Seketika, Akash dan Angkasa menghentikan tawa, menyorot Farhan geli.

"Kenapa lo tertawa, Han?" tanya Angkasa geli.

"Memangnya lo mengerti apa yang kita tertawakan?" ejek Akash.

Farhan menggeleng jujur. "Kagak ngerti gue. Gue mah follow-follow kalian saja,"

Tawa Akash dan Angkasa kian menjadi-jadi. Disusul Made, lalu Farhan juga ikut tertawa bersama mereka. Beberapa teman sekelas mereka atau bukan yang berada di cafeteria sekolah juga turut bergabung dan tertawa bersama.

"Akash and the human selalu seramai itu. Heran gue. Apa sih rahasianya biar selalu bisa ketawa haha-hihi begitu?" cetus Melody penasaran.

"Terkadang yang tertawa haha-hihi dialibikan sebagai salah satu cara untuk menyembunyikan banyak hal," gumam Kafya fokus pada bukunya.

"Terkadang yang diam juga dialibikan sebagai salah satu cara untuk menyembunyikan banyak hal," sahut Shifa menatap Kafya lekat. "Jadi, Fy. Apakah diam lo adalah cara lo untuk menyembunyikan banyak hal?"

Ameera dan Melody terdiam. Pura-pura sibuk dengan makanan mereka, namun kian menajamkan telinga.

Kafya menurunkan bukunya, menatap Shifa datar. "Tentu saja. Ada banyak hal kusembunyikan. Kalian nggak perlu tahu atau kepo ingin tahu. Setiap orang memiliki privasi yang harus dihormati."

"Gue bisa melihat apa yang nggak dilihat orang lain. Mata lo menunjukan segalanya, Fy," Shifa tersenyum menyebalkan.

Kafya tersenyum samar. Ada kilat kemarahan di mata birunya.

Shifa terkekeh pelan. "Gue cuma bercanda, Fy,"

"Hem." Kafya kembali membaca bukunya. Ia harus lebih berhati-hati dengan Shifa.

"Panas banget di sini, ya, Ra," tegur Melody.

Ameera mengangguk. Tentunya berbohong karena cafeteria sekolah Nusa Bangsa memiliki AC-nya sendiri.

"Lihat? Ketawa mereka membahana sekali," decak Melody saat melihat Akash dan teman-temannya kembali tertawa. Kali ini lebih keras dari pada sebelumnya.

"Mereka selalu menciptakan kebahagiaan mereka sendiri, Mel. Made adalah objek ketawa mereka." jawab Ameera.

Stuck On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang