38. 'Bercanda'

713 46 11
                                    

"Tanpa harus dibercandai sekalipun, hidup ini memang penuh dengan candaan."

---StarSea25---

♥♥

Meletakkan tas di meja dan duduk, Keyla menghembuskan napas berat. Entah sudah berapa kali ia melakukannya. Pasalnya, sepanjang jalan menuju kelas banyak tatapan tidak mengenakan dari seluruh siswa-siswi sekolah.

Kali ini tidak ada siapapun yang mendekatinya. Bahkan teman satu kelasnya menatap iba sebelum menjauh. Keyla memangku kepalanya dengan tangan yang terlipat di atas meja sebelum kembali menghembuskan napas berat.

Ia benci situasi seperti ini. Haruskah ia bolos saja?

"Kenapa cemberut?"

Keyla mendongkak, terkejut sekaligus berbinar saat melihat siapa yang datang dan kini duduk di sampingnya. Senyumnya berkembang saat Romeo merapikan rambutnya perhatian. Tidak peduli jika diperhatikan oleh orang-orang.

"Kenapa pacar aku cemberut pagi-pagi?" tanya Romeo memanjakan.

"Sebal saja. Mau bolos tapi bingung."

"Bingung kenapa?"

"Nggak punya komplotan bolos bareng," cebik Keyla.

Romeo terkekeh geli. "Nanti sama aku."

"Apa?"

"Bolosnya."

Mata Keyla membola. "Dih, serius?! Tapi ketos kok bolos? Apa kata orang nanti?"

"Sesekali saja. Lagian ngapain juga harus peduli apa kata orang, Key? Ini hidup kita. Kita yang menentukan. Peduli sama 'apa kata orang' tuh ... capek tahu."

Keyla terdiam. Romeo sangat benar. Bel masuk sekolah pun berbunyi. Romeo berdiri, menatap Keyla penuh cinta sambil mengusap kepalanya sayang.

"Istirahat aku jemput, ya."

Keyla mengangguk. Ia juga tidak punya pilihan lain. Lagi pula bersama Romeo, ia merasa lebih aman dan nyaman.

Romeo berlalu, namun saat di ambang pintu kelas, ia berpapasan dengan Kafya yang baru saja datang. Sesaat, mereka bersitatap. Seperti ada laser tidak kasat mata yang Romeo arahkan pada Kafya. Sedangkan Kafya terlihat tenang-tenang saja.

Kamu pikir aku akan diam saja atas sikap kamu pagi tadi, Romy? Nggak, Romy. Aku akan balas semuanya dan menang. Kafya tersenyum samar.

Kalau lo sampai gunakan Keyla sebagai alat balas dendam lagi, gue nggak akan tinggal diam, Kafya. Lo salah memilih lawan karena nggak ada kata 'kalah' dalam kamus hidup gue. Romeo tersenyum dingin.

Keyla yang melihatnya hanya bisa mengernyit heran. Apa yang terjadi di antara mereka sampai kedua saling menatap tajam dan tersenyum aneh seperti itu?

Bahkan saat Kafya duduk di sampingnya, Keyla hanya bisa menekan rasa penasarannya dalam hati.

"Istirahat nanti ... sama aku saja," cetus Kafya tiba-tiba, datar.

Keyla menoleh, terkejut. "Huh?"

"Kamu nggak punya teman, kan? Ralat. Nggak ada yang mau berteman sama kamu."

"Kamu, kok ... baik, sih?"

Kafya mengernyit. "Memang selama ini aku jahat gitu?"

"Ya ... nggak." Tahu juga. Keyla tersenyum canggung. "Cuma waktu itu ... di taman---"

"Aku ngerti. Kamu cemburu, kan?"

Keyla mengangguk. "Heran, lebih tepatnya. 'Kok bisa Kafy tahu alergi Meo sedangkan Key nggak'. Ya ..., gitu saja, sih."

Stuck On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang