67. Menangkap Penjahat

314 32 24
                                    

"Pikirkanlah dengan tenang sebelum meluncurkan serangan matang."

StarSea25

♥♥

Kelopak mata Romeo bergerak-gerak sebelum terbuka sepenuhnya. Ia mengerjap sebelum memegang kepalanya sambil meringis pelan. Keningnya berkerut samar saat tidak melihat plafon rumah sakit yang khas dan membosankan. Saat menoleh ke samping kiri, ia mendapati keindahan kehidupan malam di kota metropolitan.

Ia menjadi waspada saat menyadari tempatnya berada kini; Paradise Hotel, salah satu hotel bintang lima milik keluarganya.

Kenapa dia bisa berada di sini?

"Keyla ...?" Teringat kembali akan Keyla, Romeo mencabut jarum infus yang terpasang di punggung tangan kanannya dengan paksa sebelum membuangnya ke sembarang arah.

Ia mengepalkan tangannya kuat sejenak untuk mengurangi rasa kebas di tangannya sebelum melangkah menuju pintu keluar. Namun seseorang lebih dulu membuka pintu dan menatapnya sendu.

Romeo menatapnya tajam. "Kenapa aku dipindahkan, Mom? Aku mau Keyla!"

"Tapi Keyla sudah pergi ..." Alexa menatap putranya berkaca-kaca, antara sedih dan merasa bersalah karena telah menyembunyikan fakta sebenarnya tentang Keyla. "Relakan Keyla, Romee ..., atau Keyla tidak akan tenang di sana."

"Di sana di mana maksudmu? Keyla-ku masih hidup! Si dokter sialan itu pasti salah diagnosa!"

Alexa tercenang mendengar bentakan Romeo yang kurang ajar. Namun ia mengerti. Ditinggalkan oleh sosok yang paling kita cintai, rasanya pasti sangat menyakitkan hati.

Melihat reaksi putranya meledak-ledak mendukung keputusan Alexa untuk memisahkan mereka -Romeo dan Keyla- sementara dalam jangka waktu ... yang tidak dapat dipastikan.

"Sayang, dengar ..." Ia mencengkeram lengan atas Romeo dan mendongkak, menatapnya serius. "Mommy sangat mengerti perasaanmu. Tapi kita tidak bisa melawan takdir Tuhan. Keyla sudah pergi. Keyza juga."

Romeo mengepalkan tangan kuat. Matanya tampak memerah, berkaca-kaca. Sebenci apa pun ia pada Keyza, tetap saja mendengar kabar kematian seseorang yang pernah menjadi sahabat terbaik dalam hidupnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

Meski ya tetap saja. Rasa sakit akan kehilangan Keyla-nya jauh lebih besar.

"Mommy telah memutuskan kita akan pindah ke Amerika dan memulai hidup baru kita di sana ... tanpa bayang-bayang masa lalu. Daddy juga sudah setuju. Semua telah kami siapkan. Romee pun setuju, kan?"

Romeo menggertakkan gigi.

Setuju, katanya?

Apa yang harus ia setujui? Pergi dari tempat -di mana ia bertemu Keyla- yang menjadi memori terindah dalam hidupnya?

Sebanyak apa pun Keyla memberinya luka, ia tidak marah karena ... ia pun pernah memberi luka pada Keyla dengan sama besarnya. Anggap saja mereka sudah impas sekarang. Jikapun mereka bersama, mereka hanya akan bahagia.

Sayangnya mereka tidak mengerti tentang perasaan Romeo yang terlalu mencintai Keyla.

Sejak mengetahui Keyla masih hidup tapi buta permanen, Romeo selalu merasa gagal melindunginya.

Mulai dari Keyza yang menyakiti Keyla dengan kata-kata dan tindakannya setelah memberikan Romeo buku diary Keyla, kejadian di rooftop dan terakhir yang membuatnya terpukul sekaligus merasa bersalah adalah ... tangannya sendirilah yang memberikan Keyla-nya pada staff EO gadungan hingga Sean menculik dan menyakiti Keyla-nya. Ditambah Keyza yang menusuk perut Keyla-nya dengan pisau beracun.

Stuck On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang