The End

491 37 1
                                    

???, ???

Mata birunya terbuka. Ia merasakan degup jantungnya yang berdebar kencang. Memandang ke sekeliling, ia tidak merasa familier dengan situasi lingkungannya.

Ia mengambil posisi duduk dan merasakan perasaan melayang di kepalanya. Apakah semua hanya mimpi? Dilihatnya lengan yang terbungkus perban. Disingkapnya terusan putih yang membalut tubuhnya dan melihat perban lain melilit perutnya.

Ia lalu terdiam dan menarik napas perlahan-lahan. Mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Alice?"

Ia menunggu sejenak. Dan menunggu. Dan menunggu. Sambil menunggu ia melihat sesuatu tergeletak di lantai dan ia turun dari tempat tidur untuk mengambilnya.

Sebuah kartu identitas.

Di bacanya kartu tersebut lalu ia mendesah. Mungkin menunjukkan kelegaan.

Aku aman sekarang, pikirnya. Setidaknya untuk sekarang.

Ia menghampiri pintu dan menekan gagangnya dengan hati-hati. Cahaya terang menyeruak masuk ke dalam ruang kamarnya. Ia berdiri selama beberapa saat di ambang pintu mencoba menghalau bayangan-bayangan di kepalanya.

Bayangan yang berwarna merah, kuning, biru, hijau berkecamuk di dalam otaknya.

Setelah semuanya mereda, menyisakan sebuah sosok bermata biru membuat perasaannya tenang. Dan sedih.

Aku aman. Ulangnya lagi. Untuk sekarang.

Ia melangkah maju kedepan lalu menutup pintu.

MALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang