Main Entrance, 1st Floor.
"Kau pikir ia akan terus bersamamu di luar sana?" Suara Ayah bergema di seluruh ruangan.
Alice masih memandangi keduanya bergantian. Gemetar di sekujur tubuhnya.
"Jangan dengarkan dia!" Daniel balas berteriak.
"Dia bahkan tidak tahu siapa dirimu yang sebenarnya" Ayah masih bersuara. Membuat Alice semakin bingung.
Ia mengangkat wajahnya, menatap Daniel yang tampak putus asa. Pemuda itu mengulurkan tangannya, meminta kunci pintu keluar yang masih melekat di kedua telapak tangan Alice. Ia ragu, apakah melarikan diri memang keputusan yang tepat?
Ia lalu melirik ke arah Ayah yang masih memandanginya dengan tatapan yang tidak bisa dipahami oleh Alice.
"Dengar" suara Daniel memecah keheningan sesaat di antara mereka. Alice menoleh, mendengarkan.
"Kita akan mencari jalan keluarnya bersama" kata Daniel lagi lebih tegas. Tangannya masih terulur. Alice tahu maksud uluran tangan itu. Bukan untuk meminta kunci melainkan untuk meminta Alice ikut dengannya.
"Dia tidak menyukaimu, Mary!" Ayah menyela.
Daniel mengerling tajam ke arah atas namun Ayah masih terus melanjutkan kalimatnya.
"Apa kau ingat ketika ia mencoba melarikan diri tanpamu? Ia sebenarnya tidak menginginkanmu! Tidak ada yang mungkin mencintai gadis gila sepertimu! Tidak juga dia, tidak juga ibumu! Kecuali aku!"
Dada Alice terasa dihantam. Ia kehilangan rasa hangat yang tadi sempat menyelimutinya dan berganti menjadi kepanikan baru.
"Jangan dengarkan dia" Daniel mulai terdengar gelisah.
"Siapa aku?" Gumam Alice.
"Apa?"
"Siapa aku, Daniel?" Alice mengeraskan suaranya.
Daniel mengerutkan keningnya "Apa kau sendiri tahu?" Jawabnya.
Alice menelan ludah. Ia tidak tahu, pikirnya. Daniel tidak tahu.
"Siapa aku?! Kalau kau tidak menjawab akan ku patahkan kunci ini!" Alice berteriak histeris, menunjukkan sisa-sisa akal sehatnya. Ia tidak yakin ia bisa mematahkan kunci semudah itu, tapi ia yakin ia cukup gila untuk mencobanya.
Pundak Daniel bergetar. Ia memincingkan matanya dan melihat kesungguhan di wajah Alice. Ia harus menjawab. Ia tahu sekarang ini yang ada dihadapannya adalah Alice. Namun, ia juga bilang kalau ia ingat. Berarti Maia juga...
"Ayolah Mary, jangan buang-buang waktu" Ayah kembali memecahkan keheningan. Alice melihat wajah keriput pria tua itu mulai menyunggingkan senyum.
"Kau pikir aku tidak tahu? Aku sudah tahu ia tidak mencintaimu, seperti aku mencintaimu. Karena itu aku menghabiskan berhari-hari mencoba menciptakan Daniel yang sempurna untukmu!"
Alice bergidik membayangkan wanita malang yang di rombak ulang oleh Ayah menjadi semirip mungkin dengan Daniel. Daniel benar, disini terlalu gila bagi Alice untuk bertahan, tetapi apakah ia juga bisa bertahan di dunia luar? Bagaimana jika Maia muncul kembali? Apakah Alice akan kembali ke bayang-bayang dirinya yang lain?
"Siapapun kau, aku tahu kau ada di dalam sana. Dirimu yang sebenarnya. Aku yakin itu. Jadi, berikan kunci itu padaku dan kita akan keluar dari sini" Daniel membuyarkan pikiran Alice, meruntuhkannya, lalu menyambungnya kembali menjadi satu kesatuan yang menjawab segalanya.
Maia.
Dialah jawabannya.
Ibunya membuang Maia karena Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALICE
Mystery / ThrillerAlice terbangun di sebuah ruangan yang gelap dan asing Begitu ia melangkah Ia mendapati dirinya berada dalam situasi yang sangat berbahaya Dan gila. (❗️Trigger Warning : This story contains violence, cutting, suicide attempt and description that ma...