Mistress

666 43 2
                                    

Outcast Ward, Underground

Alice mengangkat bagian bawah gaunnya dan berlari mengikuti Daniel. Mereka tergesa-gesa menuju pintu keluar bangsal sementara makhluk aneh besar yang menakutkan mengejar mereka dengan langkah-langkahnya yang berat.

Daniel menabrak pintu saking terlalu cepat dan menekan-nekan gagang pintu. Terbuka, namun tertahan oleh rantai besar dibaliknya

"Tidak terbuka!" Katanya panik

"Jadi bagaimana?!" Balas Alice tidak kalah panik. Ia melihat ke belakang. Makhluk masih jauh, tapi tidak lama lagi mereka pasti terjebak.

Daniel menendang-nendang pintu tapi pintu itu tetap tidak mau terbuka. Alice mempelajari situasi. Keningnya berkerut, berpikir keras.

"Ikut aku!" Perintah Alice setelah mendapat akal. Ditariknya Daniel dan berlari kembali ke arah makhluk itu.

"Kau gila ya?!" Teriak Daniel terkejut.

"Lari kembali ke penjara! Cepat!" Kata Alice lagi dan Daniel dengan patuh berlari mendahului Alice yang masih kerepotan dengan gaunnya.

Makhluk itu semakin mendekat dan Alice mempercepat langkah kakinya. Sialnya, ia terpeleset cairan hitam kental di lantai dan makhluk itu berada tepat di belakangnya. Alice berbalik dan tangan besar makhluk keriput berliur itu terangkat, hendak menghantam Alice yang berukuran jauh lebih kecil darinya.

Tiba-tiba makhluk itu terhuyung mundur, dipukul linggis besi yang dipegang oleh Daniel. Alice terbelalak. Terengah-engah, Daniel mengulurkan tangannya membantu Alice berdiri dan kembali berlari menuju penjara.

Makhluk itu meraung marah dan menyusul mereka dengan langkah lebih cepat. Alice dan Daniel, setibanya di dalam penjara, keduanya bersembunyi di balik pintu. Makhluk itu melangkah masuk dan mencari-cari.

Dengan cepat, mereka berdua menyusup kembali ke bangsal dan menutup pintu penjara dan menguncinya. Makhluk itu menyadari dirinya dijebak, mendobrak-dobrak pintu namun pintu penjara jauh lebih tebal, tidak bisa didobrak dengan mudah.

Setelah memastikan makhluk itu aman di balik pintu penjara, mereka kembali ke pintu keluar yang dihalangi rantai.

Daniel menyisipkan linggil itu ke dalam mata rantai melalui celah pintu. Selagi ia sedang sibuk, ia merasa punggungnya di tekan dengan sesuatu. Ia berbalik, mendapati Alice yang menodongkan sebuah senjata berupa gunting yang cuma separuh.

"Hei.." Katanya tenang

"Kenapa kau membawa linggis itu? Kau berniat jahat kan? Kenapa? Kau menunggu saat aku lengah dan kau berniat menghantamku dengan itu?" Cecar Alice dengan nada tajam

"Hei..tenang dulu non" balas Daniel, yang kini berhadapan dengan Alice, mengangkat kedua tangannya.

"Jawab!" Bentak Alice

"Kau sendiri? Kau juga berniat melukaiku kan?" Kata Daniel

"Ini untuk berjaga-jaga kalau kau juga ternyata memiliki kelainan jiwa, dan ternyata aku benar! Jatuhkan linggis itu!" Teriak Alice, masih menghunuskan senjatanya ke wajah Daniel

"Aku membawa ini sebagai senjata untuk melindungi diri, dari makhluk seperti tadi. Dan ini juga berguna untuk melepaskan rantai seperti itu" tunjuk Daniel ke balik pintu.

Alice menyipitkan matanya "baik! Tapi aku tetap menyimpan ini" katanya tegas.

"Sebaiknya jangan. Para Mary itu tidak senang melihat senjata tajam. Mereka bisa jadi berbahaya"

"Dan aku harus percaya karena?" Alice bersedekap.

Daniel menggulung lengan baju kirinya, Alice terkesiap sampai menjatuhkan senjata di tangannya.

MALICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang