spesial ending yang tidak ada di novel cetak

7.1K 1.2K 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haloha open PO ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloha open PO ya....dari tanggal 17 Maret - 5 April 2021 ya

Nah ada 3 paket nih

Paket Jingga isinya :  novel + pouch

Paket Orion isinya : novel+ Tas kanvas Printing + lampu LED

Paket Langit isinya :  novel+ Pouch + Lampu LED + Tas kanvas printing

Jadi kalian bisa milih ya mau paket yang mana

Nah bagi yang mau po bisa kirim ke wa 08562983290

Dengan format

Nama

Alamat

No hp

Paket yang dipilih

Cuzzz ya persediaan terbatas banget. Cuma cetak 200 eksemplar dan siapa cepat dia dapat karena setelah PO berakhir tidak ada lagi paketan dan juga entah kapan bisa PO lagi.

Nah di dalam novel terdapat
part yang nggak ada di sini
Jadi ending di novel nggak ada di sini plus tambahan POV Orion saat pertama suka sama Jingga ya. Jaman Jingga masih jutek banget sama Orion. Oke paham ya.

Dan sekarang ini yang kalian perlu baca author mau nulis part terakhir di sini yang nggak ada di novel cetak. Jadi part ini spesial buat kalian ya. Nggak ada nanti yang nulis yah apalah daya aku cuma pembaca gratisan dan bla bla bla. Karena semuanya kan udah dibedain. Hak penulis juga untuk menerbitkan novelnya ya. Hak pembaca juga untuk beli atau tidak. Yang pasti semua dibuat enak di sini. Penulis sudah menuliskan kisah Jingga Orion di sini dan semoga semua bisa puas menerimanya. Hargailah semuanya ya. Penulis menuangkan cerita hanya untuk menghibur kalian semua. Yang kadang perlu memeras otak agar cerita bisa berakhir dengan apa yang diharapkan kalian. Jadi hargailah waktu ini. Karena menulis itu tidak semudah membaca. Oke semua love you ya karena sudah menyukai kisah ini
Vote dan komen untuk cerita ini.

Terakhir inilah part untuk kalian.

❤️❤️❤️❤️❤️

Orion POV

Entah kenapa sejak akan pergi terbang lagi rasanya begitu berat. Aku yang baru saja bisa menghela nafas lega karena masalah sudah selesai.

Kecelakaan Ayah, masalah Dewi dan juga Nindi. Aku bersyukur mendapatkan Jingga yang begitu bisa menerima semua masalah ini. Dia itu tidak banyak menuntut dan bahkan menerima dengan sangat baik saat aku mengatakan akan menerima Nindi, mengasuhnya layaknya anak sendiri.

Harusnya dia marah, harusnya dia tidak menerima. Karena Nindi adalah anak dari mantan tunanganku. Tapi lagi-lagi Jingga membuatku terkejut dengan keputusannya. Bahkan dia menerima dengan baik kehadiran Nindi, bisa menjadi ibu yang baik. Aku sayang banget sama Jingga. Maka saat masa cutiku habis dan harus terbang lagi, rasanya sangat berat pagi itu.

Semalaman aku memeluk Jingga. Dia bergelung di dalam rengkuhan tanganku. Mengatakan kalau dia masih kangen, bahkan dia bersikap sangat manja. Menangis saat mengatakan aku akan terbang. Biasanya dia tidak semanja itu. Sungguh, aku sangat menyesal ternyata sikapnya yang manja itu kemudian hari aku baru tahu karena dia telah mengandung yang akhirnya tidak bisa bertahan karena kondisinya. Dan itu memang karena aku.

Bahkan saat paginya aku berpamitan lagi, Jingga masih enggan melepasku pergi. Aku tidak tahu tapi kemudian setelah peristiwa ini, itulah yang namanya firasat.

Aku memejamkan mata, masih teringat dengan jelas apa yang baru saja terjadi. Saat pesawat sudah tidak bisa dikendalikan aku tahu semuanya akan berakhir.

"AllahuAkbar." itulah kalimat yang kuucapkan saat tahu aku bisa mendaratkan darurat pesawat. Puji syukur, alhamdulilah aku masih diberi kesempatan untuk hidup. Bisa menyelamatkan semuanya. Aku sujud syukur di tanah yang kuinjak pertama kali aku turun. Menangis haru karena semuanya kembali lagi kepada takdir Allah SWT. Kami selamat.

Saat akhirnya kami di evakuasi, yang terpikir hanya satu. Jingga. Aku ingin segera bertemu dia.

Tapi alangkah sedihnya saat Ayah dan Papa yang menjemputku dan aku mendengar Jingga terbaring di rumah sakit. Keguguran dan shock mendengar aku mengalami kecelakaan.

****

"Ini beneran Mas?"

Tangis itu baru saja reda. Dia meraba semua wajahku dan menatapku lekat. Aku hanya menganggukkan kepala dan menciumi setiap jengkal wajahnya. Jingga terbaring lemah dan pucat pasi. Aku sampai di rumah sakit dan langsung menemuinya. Jinggaku sayang, aku pulang.

"Ini aku, sayang."

Kucium pipinya yang basah eh air mata. Kupeluk badannya yang lemah.

"Mas... Alhamdulilah. Alhamdulilah."

Aku merengkuhnya masuk ke dalam pelukan. Jingga menangis tergugu. Lama kami hanya begini, sampai akhirnya dia menatapku.

"Maafkan Jingga. Tapi kita kehilangan buah hati kita."

Ada rasa bersalah yang menghinggapiku. Aku menggelengkan kepala, mengulurkan tangan untuk menyibak rambutnya yang menutupi wajahnya.

"Kamu nggak salah. Ini takdir kita. Alhamdulilah kita masih bisa bertemu. Maafkan Mas yang nggak tahu kalau mau tengah hamil."

Jingga menggelengkan kepala dan kini mengusap wajahku.

"Mas kembali dengan selamat aja, Jingga udah senang. Jangan pergi lagi ya? Jangan tinggalin Jingga."

Dan aku langsung menganggukkan kepala. Kukecup bibir tipisnya itu.

"Pasti sayang, aku janji nggak akan ninggalin kamu lagi."

Itu janjiku kepada Jingga. Aku tidak bisa melihatnya bersedih begini. Dan aku sudah membuat keputusan yang tepat. Aku mencintai Jingga, dan tidak akan membuatnya bersedih lagi.

Tamat

Assalamualaikum Mas PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang