Bab 05 What?

10.6K 2.2K 298
                                    

"Cantik, ckckck cemberut aja deh. Kenapa?"

Aku hanya melirik Ziko anak kreatif dan juga anaknya Om Hafidz dan Tante Zanna. Yah dia kerja di sini jadi tim kreatif juga. Gantiin Emak bapaknya katanya. Dan dia sahabatku juga. Karena sejak kecil, orang tua kami bersahabat. Mama dan Papa itu punya geng namanya Geng Weka-weka. Nah mereka semua dulu kerja di kantor Papa ini. Tapi mereka semua baik banget. Sampai anak-anak mereka jadi sahabatku juga. Salah satunya ya anaknya Om Hafidz ini.

Aku meminum es teler pesanan ku. Kami lagi nongkrong di kantin kantor. Udah balik lagi ke Jakarta kemarin sore dan menghasilkan kekesalan. Pasalnya Orion membuat aku keki. Dia tidak banyak kata lagi setelah mengajakku nikah yang entah sudah keberapa kali. Dia pergi juga nggak pamit padahal sebenarnya buat apa pamit juga kepadaku? Hanya saja setelah melamar ku dia kembali cuek. Ngeselin. Ih aku juga nggak tahu apa yang aku pikirkan.

"Zik, lu udah punya pacar belum?"

Mata Ziko langsung melebar mendengar pertanyaanku.

"Pacar? Lu ngelamar gue?"

Aku langsung menumpuk Ziko dengan kacang kulit di atas meja. Nah kenapa juga aku beli kacang kulit?

Ziko terkekeh dan kini mengedip-kedipkan matanya dengan lucu.

"Abis pertanyaan lu. Gue kan udah bilang no pacaran langsung kawin."

Aku kembali melotot ke arah Ziko yang kali ini malah ngakak. Beberapa orang yang duduk di sekitar kami langsung menoleh dan senyum-senyum sendiri. Pasalnya, Ziko itu ganteng, banget malah. Hanya saja mungkin karena aku sudah terbiasa sejak kecil mengenalnya jadinya yah udah nggak mempan ama pesonanya.

"Nikah baru kawin."

Ziko hanya menganggukkan-anggukan kepala.

"Emang kenape Neng? Pulang dari Yogya kesambet hantu cakep?"

Tuh kan...

Ziko akhirnya mengangkat kedua tangan ke atas tanda menyerah. Dia kemudian menatapku dengan serius.

"Ada apa?"

Aku bertopang dagu dan kini menghela nafas. Ah mau cerita darimana coba?

"Zik, kalau ada yang ngelamar gitu artinya serius nggak?"

Ziko mengerutkan kening.

"Ngelamar apaan dulu nih, ngelamar kerja? Ngelamar sekolah? Ngelamar.... Duhh... Anarkis deh si Eneng."

Aku menendang kakinya di bawah meja dan membuat dia mengaduh. Tapi kemudian Ziko tampak berpikir.

"Siapa yang berani ngelamar lu? Adeknya Bos Angga dan anaknya Om Aby? Lu kan anak milyuner nih, pasti yang ngelamar lu juga jutawan."

Aku kini mencubit tangan Ziko yang membuatnya meringis.

"Gue nggak suka sebut-sebut harta. Sumpah. Gue bingung Ziko. Cowok depan rumah yang awalnya cuek banget ama gue, tiba-tiba melamar. Tapi dia ngelamar nya setelah tahu sahabatnya itu dijodohin sama gue."

Aku memang tidak yakin dengan lamaran Orion. Bisa jadi kan Orion iri atau apa gitu sama Randu? Atau ada dendam gitu. Duh pikiranku udah ke mana-mana.

Ziko tampak mengernyit lagi tapi kemudian menganggukkan kepala.

"Yah berarti tu laki emang suka ama lu. Atau mungkin udah senang sama lu sejak jaman purbakala.

*****

Aku makin bingung dengan penjelasan Ziko. Setelah dia memaparkan teori jatuh cintanya yang rumit itu aku makin ragu dengan kehadiran Randu. Pasalnya aku juga sebenarnya belum mantap juga menerima Randu.

" Jadi di Yogya ketemu Orion?"

Aku tergeragap mendengar pertanyaan itu. Aku mendongak dan menemukan mata berbinar yang membuatku heran. Randu. Dia tampak senang saat membicarakan Orion.Berarti mereka tidak ada dendam kan? Mereka pasti bersahabat sangat baik.

Akhirnya Randu ke rumah setelah beberapa hari tidak bisa bertemu karena kesibukannya. Aku sudah memakai piyama karena sudah akan tidur saat dia mengatakan sudah di halaman rumah. Akhirnya kami duduk di teras depan rumah.

"Iya. Dia kebetulan pilot pesawat yang aku tumpangin."

Randu tersenyum dengan manis. Dia itu punya lesung pipi di kedua pipinya. Kalau tersenyum jadi tambah tampan.

"Aku juga dulu ketemu Orion seperti itu. Dia yang jadi pilot juga di pesawat yang aku tumpangin. Dia itu baik banget."

Aku mengernyit mendengar ucapannya. Maksudnya?

"Baik? Orang kayak gitu? Kayak kulkas jalan gitu."

Randu menatapku tampak kaget tapi kemudian mengulum senyumnya lagi. Matanya kini bahkan menerawang menatap langit malam di atas kami.

"Dia emang gitu sih. Pendiam banget, tapi saat udah kenal enggak kok. Sangat hangat dan tulus. Aku suka sifatnya itu."

Aku menatap Randu dengan cermat dan aku bisa melihat pipinya merona. Astaga. Aku segera mengalihkan tatapan. Siapa yang merona coba? Randu merona? Dia lagi ngomongin Orion loh. Bukan merona liatin aku?

"Dia kan tetangga kamu sejak dulu? Masa nggak kenal baik sama kamu?"

Aku menggelengkan kepala tanpa bisa menjawab. Randu kini menatapku.

"Beneran? Dia padahal gampang membuat orang suka loh. Gampang membuat orang jatuh cinta. Kamu enggak?"

Hah? Dia ngomong apa sih? Bingung aku.

Bersambung

Ehem emak bapaknya belum ada ide nih si jepit maksudnya heheh spoiler anaknya aja si Ziko.

Owh iya yang mau po Jodoh rasa duren masih open po ya... Buruan ke WA 08562983290

Ada bonus 5 part loh yang nggak ada di WP.

Assalamualaikum Mas PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang