BAB 06 BERTEMU

10.5K 2.3K 244
                                    


"Bubye... makasih udah nebengin gue."

Aku turun dari motor yang baru saja mengantarkanku. Motor milik Ziko. Sore ini tuh aku memang pulang diantar Ziko, mobilku ngadat sejak kemarin dan masuk bengkel, Bang Angga juga masih sibuk dengan pekerjaannya sehingga nggak bisa aku tebengin. Nah yang tersisa ya si Ziko yang sejak tadi ngedumel nebengin aku, katanya aku makin gemuk aja dan bikin jalannya motornya jadi lelet. Iya emang dia becanda tapi suka bikin keki, dasar si ZikZik.

"Uang bensin tuh traktir sebulan penuh, di resto jepang depan kantor."

Ucapan Ziko langsung membuat aku menggeplak lengannya yang membuat dia malah ngakak. Lalu dia memakai helmnya kembali dan menyalakan motor.

"Gue cabut ya, pamitin sama Om dan Tante."

Aku menganggukkan kepala dan mengacungkan jempolku. Ziko sudah melajukan motornya meninggalkan halaman rumahku, dan saat aku ingin berbalik menuju rumah, mataku menangkap sosok pria yang kini sedang melangkah ke arah rumahku. Tepatnya dari rumah seberangku yang berpagar putih itu. Dan entah kenapa jantungku jadi tak karuan melihat sosoknya yang sudah hampir 2 minggu ini tidak terlihat. Mau kabur masuk rumah juga tidak mungkin karena Orion sudah ada persis di depanku saat ini. Dia mengenakan jaket jins dan celana jins dengan warna senada, sepatu kets warna putih khasnya. Rambutnya tampak basah dan acak-acakan, tapi  membuat wajahnya makin terlihat segar. Aish pikiranku udah kemana-mana. Aku mencoba menetralkan hatiku, karena bagaimanapun juga aku sudah memiliki Randu. Yah pria yang sempat membuatku curiga dengan sikapnya itu ternyata sangat manis. Hilang sudah kecurigaanku akhirnya. Randu sangat perhatian padahku, bahkan dia menyatakan cintanya berkali-kali kepadaku. Pokoknya dia memang membuat aku menjadi seorang wanita yang sangat dicintai.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Kujawab salam Orion dan membuat dia menganggukkan kepala lalu menatap belakangku. 

"Ehm baru pulang?"
Aku sekali lagi menganggukkan kepala, lalu Orion kini malah melangkah mendahuluiku menuju teras depan. 

"Aku tunggu, kamu mandi dulu sana."

Eh dia ngomong apa? Kok pake nunggu segala? Emang aku janjian sama dia?

Aku segera mendekatinya yang kini malah duduk di sofa yang ada di teras. Lalu sebelum aku bisa mengatakan sesuatu dia yang sudah bersuara lagi.

"Om dan Tante pergi kondangan sama Papa Mama. Kunci di bawah keset."

Lah tumben banyak ngomong dia? Aku tidak menjawab dan kini menunduk untuk mengambil kunci yang memang ada di bawah keset, aku tidak mempedulikan Orion lagi. Malas berbicara dengannya.

***** 

Aku mengernyit mendengarkan ada percakapan di depan rumah. Akhirnya aku mandi dan berganti pakaian. Turun dari lantai dua yang merupakan kamarku, aku segera bergegas melangkah keluar dari rumah dan kini mendapati ada Randu dan Orion yang tengah berbincang. Astaga.

Mereka berdua sama-sama menoleh, dan membuat Randu langsung tersenyum lebar. Dia beranjak berdiri lalu melangkah mendekatiku. Mengulurkan tangan untuk mengusap kepalaku. Seperti kebiasaannya akhir-akhir ini kalau bertemu denganku.

"Tadi pulang sama siapa? Kan mobil masih di bengkel. Aku ke tempat kerja kamu, tapi kamu udah pulang."

Aku jadi merasa bersalah dengan Randu. "Ehmm sama Ziko tadi."

Randu menganggukkan kepala dan tersenyum dengan lembut. Dia bahkan kini menggandeng tanganku dan mengajakku untuk duduk di depan Orion. Pria itu malah sibuk membaca koran yang memang tersedia di meja teras. Milik Papa yang selalu saja disediakan di sini.

Assalamualaikum Mas PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang