Part 11

839 129 16
                                    


Happy Reading

"Sebelum mulai latihan basket hari ini, ada satu hal penting yang harus gue sampaikan," ucap Mira. Keadaannya sudah jauh membaik, nyeri dan lebamnya sudah jauh berkurang. Bersama Ara, Chika, Freya, Yori, dan Christy mereka berkumpul di depan rumah Mira. Mereka duduk di depan pintu pagar.

"Apa itu Kak Mira?" tanya Yori antusias.

Mira menarik nafas, "Ya makan bubur lah," Ia mengacungkan tangan, "Bang, bikinin semuanya bubur ayam lengkap yak?" ujar Mira pada abang bubur gerobak yang biasa lewat di lingkungan mereka. Mira melanjutkan nasihatnya, "Tim bubur diaduk atau tim bubur tidak diaduk punya hak yang sama di sini. Ngerti?"

"Ngerti, Kak Mira!" sahut tiga bocil mengamini.

"Aku latihan apa nanti?" tanya Chika menerima buburnya terlebih dahulu. Ia
Mengaduk lalu menyantapnya.

"Fisik dulu sih. Lari," tukas Ara memberi usul.

"Sama kita aja, Kak Chika! Ngejar layangan telap!" sambut Freya antusias.

"Atau dikejar anjing?" timpal Christy.

"Dikejar Mamaku pake sapu!" tambah Yori ngga mau kalah, "...cepet larinya!"

Yang dikasih saran, menghentikan makan bubur. Sibuk ketawa receh. "Sarannya kacau semua weeh. Hahaha..."

"Kan motivasi, Kak Chika?" Christy defensif.

"Udah lah. Biar Chika sama aku, sama Ara aja, keliling komplek..." sahut Mira.

"Cieeee aku akuan. Uhuuuy..." goda Freya, senyumnya mengerucut.

"Dikit lagi Kepala Suku punya Ibu Suku..." ceplos Christy asal jeplak.

Chika tersipu malu sekaligus bingung gimana nanti harus bersikap. Ia juga menatap Ara, merasa tidak nyaman. Padahal Ara sendiri juga mencuri pandang manik coklatnya.

"Berapa, Bang semuanya?" tanya Mira mengeluarkan uang ceban dari dalam sakunya.

"Enam mangkok, enam puluh ribu," jawab Abangnya.

"Heh, anak - anak. Ayo bayar!" tagih Mira.

"Lha, Kak Mira. Kirain dibayarin?" alis Yori bertaut, wajahnya kesal, "...uangku tinggal serebu nih!"

"Apalagi aku, tinggal goceng. Ini aja mau jajanin Yaya layangan," keluh Christy.

"Trus lo ngapain ngajakin kita makan bubur maliiih!" Ara menghardik Mira. Menyundul keningnya. Mira terkekeh tanpa dosa.

"Medit buntut gasir lah Kak Mira!" ledek Yori.

"Udah, udah. Biar Chika aja yang bayar," Chika mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam dompetnya.

"Sekalian utangnya Mira ya, Neng. Dua mangkok udah seminggu..." jawaban Abang bubur membuka tabir rahasia. Yang ditagih cuma cengengesan.

"Iya, Bang." Chika lalu tertawa ngakak dengan tingkah Mira. Ada aja kelakuannya.

"Astaga, Amir! Ck ck ck..." Ara geleng - geleng.

"Dahlah. Capek ngehina opung..." keluh Freya. Yori menepuk pundak Freya seakan mengiyakan kalimat temannya.

"Mo ditabok, tapi opung opung..." gumam Christy.

Chika masih ngakak usai membayar. Ditambah Mira terdiam menahan tawa mendengar pengakuan bocil - bocil.

°°°

Mira berlari pelan beriringan bersama Chika berkeliling komplek. Ara tertinggal jauh di belakang, tak kuat lari larena kekenyangan makan bubur. Tiga bocil mengawal mereka di depan memakai sepeda.

MirasanChika [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang