Antika Nyaris Celaka Yudha Panik

66 8 0
                                    

dipagi hari yang cukup dingin. Lagi-lagi gadis itu berjalan kaki sendiri. Tapi kali ini ada yang berbeda.

tidurnya tak pernah nyenyak dua tahun ini, tapi sekarang malam itu adalah tidurnya yang indah dan sangat luar biasa.

Antika mendengarkan lagu favoritnya di aplikasi digatal play music.
Bernyanyi diiringi suara decitan burung-burung yang berterbangan diawan.

suara hembusan angin terdengar sangat menghanyutkan pikiran gadis itu.
Daun-daun kering berhamburan saat tertiup angin pagi.

Jam tangan milik Antika menunjukan pukul 07.30 wib. Dan masih ada waktu 30 menit untuk dirinya bersantai-santai melangkahkan kaki.

namun dari arah belakang, terdengar suara motor yang begitu familiar ditelinganya. Suasana menjadi hati Antika berpacu saat pemuda itu menghentikan laju motornya tepat dihadapan Antika.

"Hatchim!" Antika bersin tepat dihadapan Yudha. Pemuda itu segera turun dan memberi sapu tangan miliknya.

Antika menerima benda bersifat kain itu dan mengusap hidungnya.

" makasih," ucap Antika.

"Pemuda itu, bawa kamu kemna aja Tik?Sepertinya kamu terserang flu." tanya Yudha.

"Yudha! dia punya nama. namanya Arga," ujar Antika menatap kesal wajah Yudha.

"menyebut namanya bikin darah tinggi. Dia pasti gak langsung ajak kamu pulang." sahut Yudha malas.

Dugaan Yudha benar, saat Antika menganggukan kepalanya.Gadis itu kembali bersin untuk yang kesekian kalinya.

"Arga ajak aku kepasar malam, dan aku menyukainya. Jadi kenapa harus menolak." ucap Antika senang.

Yudha hanya manggut-manggut dengan malas. Kini pemuda itu melepas jaket miliknya, dan memasangkan dipunggung Antika.

"Ayo naik," titah Yudha.

Antika segera menaiki motor Yudha, tangannya yang dingin. segera ia lingkarkan dipinggang pemuda itu.

sebuah senyum yang melengkung, kini terlihat indah diwajah pemuda itu.

Antika tak perlu memikirkan hal yang tak masuk diakalnya.
Jarak rumah pemuda itu dengan sekolah cukup jauh. Dan darimana atau kapan, pemuda itu bisa berada disekitar rumah seorang Antika.

Berdua, melewati taman kota dengan berpegang erat. Membuat bunga-bunga dan burung serasa iri dan cemburu melihat kemesraan dua insan yang tak ingin saling terpisahkan.

Antika menyandarkan kepalanya dipundak Yudha, Senyumnya begitu indah saat tak sengaja Yudha melihat itu dari kaca spion motornya.

"Indah sangat indah." ucap Yudha membuat Antika sedikit heran.

"ada apa?" tanya Antika heran.

"Pemandangan kota bandung, sangat indah. Terlebih seorang gadis manja sedang sakit." ucap Yudha.

"jadi kau suka aku sakit!" ucap Antika kesal.

" tergantung." ucap Yudha tanpa dosa.

" Fildan!" ucap Antika benar-benar geram.

"buk!" Antika memukul pundak Yudha. Pemuda itu hanya meringis saat pinggangnya lagi-lagi harus terkena cubitan sadis dari gadis masa lalunya.

"Kenapa saat bercinta, tak bisa semanis  ini?" tanya Antika memutar malas matanya.

"karena cinta bukan es krim yang biasa kamu beli dimini market, gadis manja." ucap Yudha meledak.

"Ih, kamu itu?" ucap Antika bt

Maafkan Aku (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang