Lika Liku Cinta Yudha Dan Antika

46 3 2
                                    

"cepat tangkap dia pak!" ucap Natasya memerintahkan polisi untuk memasukan Arga kepenjara.

Antika tak mampu melakukan apapun. Matanya yang berkaca-kaca hanya mampu menatap gadis yang tak pernah dekat dengannya berkorban demi keselamatannya.

"Apa yang kamu lakukan! apa yang kamu fikirkan Put? ini berlebihan?" isak Antika menatap miris gadis yg berada dipangkuannya.

darah segar mengalir deras dikening Nadya. Antika tak sanggup untuk melihat kejadian itu. Seharusnya dirinya yang terluka dan merasakan sakit itu.

"A-aku gak p-papa Tik? demi apa-pun, aku baha-gia bisa selametin kamu dari mereka-mereka yang licik. Aku gak pernah sebahagia sekarang saat ini. Aku terlalu bahagia, sampai aku lupa membahagiakan orang tercintaku." Ucapan Nadya, membuat Natasya berdecak kesal. Berani sekali sahabatnya tak bahagia bersamanya.

" apa maksud lo Nad, jadi lo gak pernah nyaman temenan sama gw!" ucap Natasya sangat emosi.

" aku capek selalu ikuti hal-hal yang gak pernah positif. Dan aku bangga pada diriku, saat aku bisa merelakan Ardan asal dia bahagia." jawab Nadya membuat Natasya tersindir keras.

"terus aja lo bongkar kelicikan gw. Iya, gw bakal ngelakuin apapun demi seduatu yg gw mau. bukan kaya lo, yang mau mati aja bikin orang kesal." ucap Natasya bergegas pergi dan meninggalkan tempat itu.

Antika mengambil ponselnya, dan meminta Raisah untuk menelfon ambulance.

"Grep,"

"gak perlu Tik, waktuku mungkin sampai disini. Dan aku bahagia saat aku akan berjumpa dengan mamah dan papaku." ucap Nadya menghentikan Antika untuk menolongnya.

Yudha, Ardan dan Raisah tak dapat berkata-kata.
Kedua gadis itu saling bertanya dan akhirnya, Antika memeluk erat tubuh Nadya. Itulah keinginan terakhir dari Nadya.

" Kenapa aku baru merasakan teman terbaik, saat aku akan pergi Tik? tapi takdir Tuhan tak bisa kita tentang. Terima kasih untuk semuanya." Ucap Nadya yang kesulitan untuk bernafas.

" aku akan sangat merindukanmu Nad?" jawab Antika membuat gadis itu menyunggingkan senyumnya.

Nadya menarik tangan Raisah dan meletakan dipunggung tangan Ardan.
Senyumnya menjadi sebuah kepedihan bagi semuanya. Termasuk Antika, yang tak henti-hentinya terisak saat Nadya menutup kedua matanya.

Senyum itu menghilang, dan keheningan seakan menyakitkan. Antika mengguncangkan tubuh Nadya, sampai akhirnya wajah pucat pasi itu terlihat tersenyum.

'Semoga selalu bahagia Tik, terima kasih," suara itu tiba-tiba menghilang. Namun hanya Antika yang dapat melihat sosok berbaju putih itu diatas udara.

"Nadya!" teriak Antika, membuat Yudha segera memeluknya.

Ardan meletakan tubuh Nadya dipangkuan Raisah. Semua sedang menunggu ambulance dan akan segera menyiapkan pemakaman untuk sahabatnya.

" Aku akan membalas pengorbananmu Nad." ucap Antika didalam pelukan hangat sang kekasih.
.
.

Lima jam telah berlalu, setelah membacakan doa-doa. Seluruh teman-teman dan kerabat dekat Nadya pergi dengan wajah yang sembab, dikarnakan air mata yang tak dapat dihentikan.

Antika tak ingin meninggalkan gadis yang berada dalam gundukan tanah didalamnya sendiri. Ia berfikir akan bermalam ditempat itu.

namun Yudha bersih keras melarangnya. Itu bukan hanya akan membuat kondisinya memburuk, namun akan membuat yang sudah pergi tak akan tenang dialam barunya.

" Nadya akan merasa bersalah, saat hal terburuk terjadi padamu Tik. Pulanglah dengan Yudha." ucap Raisah membuat sahabatnya akhirnya mengangguk.

Yudha mengusap punggung Ardan untuk yang pertama kali. Ardan tak memperhatikan wajah pemuda itu saat ini. Kesedihannya yang tak mampu dikeluarkan oleh kata-kata.

Maafkan Aku (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang