Mungkinkah Takdir CintaMasih Bersama kita?

35 3 0
                                    

Antika hanya mengikuti apa yang sahabatnya inginkan. Tapi fikiran dan hatinya,  selalu tertuju pada pemuda yang membuatnya yakin itu adalah Yudha.

Antika tak menjawab pertanyaan Raisah, saat gadis itu menanyakan bunga apa yang bagus untuk diletakan didepan ruangan tamu.

" Tik? aku bertanya!" ucap Raisah sedikit kesal, yang sedari tadi dicuekin sahabatnya.

" apa yang menurutmu bagus, kenapa gak itu aja!" jawab Antika ketus dan menyandarkan kepalanya dikursi taman depan rumahnya.

" sebenarnya yang akan menikah siapa Tik? aku apa kamu!" ucap Raisah sedikit membentak.

"Aku! iya aku, tapi yang menginginkan pernikahan ini bukankah kalian! jadi urus segalanya seperti yang kalian mau!" ucap Antika ketus.

lalu Antika beranjak pergi, dan memasuki rumahnya yang masih dihias seindah mungkin.

Raisah menjatuhkan badannya dikursi dengan lemas. Apa ini yang namanya sahabat. Apa yang dia lakukan mungkin egois, tapi itu semua dilakukannya. Demi sahabatnya untuk bisa melupakan sejenak pemuda masa lalunya.

" Maafkan aku Tik?" ucap Raisah menitihkan air matanya perlahan.

Ardan berjalan mendekati kekasihnya. Tangan lembut itu, mengusap pundak Raisah. Gadis itu menoleh dan menanggapinya dengan senyum tipisnya.

" mungkin benar Sah? cinta selalu benar, aku mulai yakin jika pemuda itu bisa saja Yudha." ucap Ardan yang menghapus air mata kekasihnya.

" saat aku mulai meyakinkan Antika. Sekarang apalagi, jika itu benar Yudha? apa bisa kamu membatalkan pernikahan yang akan dilangsungkan tiga hari lagi. Aku mau kamu jawab Ar?" jawab Raisah dan isakan yang menyayat hati Ardan.

" sudah, sudah maafkan aku." ucap pemuda itu menenggelamkan wajah kekasihnya didalam pelukan hangatnya.
Raisah sesenggukan dan berbisik lembut ditelinga Ardan.

" jika aku salah, maafkan aku. Sekarang semua tergantung keputusan Antika." ucap Raisah.

" gantung diri kali, aku memaafkanmu sayang?" ucap Ardan nyeleneh.

" Ardan! bercanda mulu, aku lagi sedih juga." ucap Raisah kesal.

" biar gak tegang-tegang banget." jawab Ardan mencolek pipi sang gadis.
.
.

Antika mengunci pintu kamarnya. Entah kenapa hari ini terlewat begitu cepat. tinggal beberapa hari lagi, dirinya akan menjadi milik orang yang sama sekali tak dicintainya.

" kenapa disaat cinta hadir kembali, selalu ada halangan menerjang." ucap Antika memukul-mukul gulingnya, ingin rasanya dirinya lari dari kenyataan.

" Yudha? apa benar itu kamu." ucap Antika dengan mata berkaca-kaca.

sampai akhirnya, fikirannya berputar saat seorang pemuda menyatakan cinta padanya.

Flasback on

gadis berambut panjang terurai itu berlari-lari tanpa lelah. Dirinya sudah telat hampir satu jam lamanya.

mungkin ini adalah hal yang paling menyebalkan untuknya. Pertama yang sulit membagi waktu, dan kedua dirinya sering lupa jika punya janji.

seperti sekarang, Antika celingak-celinguk mencari sosok yang memintanya datang dipasar malam.
Gadis itu menuju permainan bianglala dan melihat sorak-sorai orang-orang ditempat itu.

" Ya ampun? mana mungkin sih Yudha bakal nunggu aku sampe selama ini." ucap Antika merasa kesal pada dirinya sendiri.

" ternyata jadi dateng? aku fikir bakal lupa." suara itu membuat Antika terkejut dan menoleh kebelakang. Jika pemuda itu menunggunya sampai selama ini, maka Antika akan berteriak kegirangan.

Maafkan Aku (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang