"Antika!" gadis itu menunduk ketakutan. Yudha meraih tubuh Antika dan membawa tubuh itu kedalam dekapannya.
Yudha menatap miris nasib ibu dan anak kucing itu. Entah kenapa dirinya tak tega melihat kedua hewan tersebut harus terbujur kaku.
sentuhan hangat dari seorang Yudha, kini bisa Antika kembali rasakan. Suasana menjadi sangat tegang, saat sebuah kecelakaan hampir menimpa salah satu dari sejoli yang tak bisa dipisahkan. Termasuk takdir itu sendiri.
"Kamu gak papa?" Ucap Yudha mencium kening Antika lembut.
" Aku benci kamu, aku benci saat aku melihat matamu. Terlebih saat aku tak bisa jauh darimu?" ucap Antika kesal.
" sudah cukup. Aku tak pernah mencintai orang lain kecuali kamu bidadariku." ucap Yudha
" aku benci pada diriku, terlebih tak pernah memberi waktu untuk kamu menjelaskan semua itu. Aku takut kamu tak mencintaiku, aku takut kamu telah menjadi milik orang lain." ucap Antika dalam isak tangisnya.
"syuttt!" Yudha menempelkan jarinya dibibir Antika. Pemuda itu menggeleng, dan meminta gadis yang sedang terisak untuk berhenti bicara.
" aku bilang diam. Semua yang terjadi dimasa lalu, bukan salah kamu ataupun aku. Tapi masa lalu adalah waktu yang membuat kita semakin bijaksana. Masa lalu membuat kita jauh lebih bisa berfikir dewasa dari sebelumnya." titah Yudha.
Antika mempererat pelukannya. Saat kata tak bisa diungkapkannya, tapi rasa cinta bisa ia tunjukan lewat sebuah pelukan yang kini kian mesra.
tak perduli sepasang mata memperhatikan mereka, tak perduli semua orang memaki mereka. Karena yang terlihat sekarang adalah kemacetan yang berakibat panjang.
"Sudah pelukannya, mas?!" tanya pengguna jalan
Yudha melepas pelukannya, memperhatikan kanan dan kiri. Terlihat ramai orang keluar dan menyaksikan satu adegan yang tak kunjung usai.
Yudha paham.dan meminta maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan.
Tak ada yang sempurna mahluk dibumi. Terlebih saat gadis-gadis itu tersenyum dan mengedipkan matanya, membuat Antika murka dan ingin mencabik-cabik gadis-gadis manja itu."sudah senyumnya? kita pulang!" ucap Antika cemburu
"Srett!" Antika menarik dasi Yudha dengan kasar. Pemuda itu merasa seseorang sedang panas dan mengeluarkan asap dari kepalanya.
Yudha tak dapat bicara, saat lehernya terasa seperti tercekik hewan buas.
"aku mau pulang titik!" ucap Antika ketus.
"jangan ngambek-ngambek dong. Mereka kan hanya tersenyum?" Jawab Yudha dengan nada menggoda.
"tapi gak perlu tatap-tatapan juga kan bisa. Bikin sebel aja." ucap Antika masih kesal.
"udah ah, cantiknya tambah kalo jutek gitu. Nanti aku makin cinta." rayu Yudha membujuk.
" ihh, Yudha?!" Geram Antika saat pemuda itu mencolek pipinya.
"mau es atau krem?" tanya Yudha
" dua-duanya." jawab Antika kesal.
" gak jadi deh," ucap Yudha membatalkan niatnya.
" loh kenapa?" tanya Antika heran.
" uang ku habis." ucap Yudha cengengesan.
" ihh, punya cowok kok prihatin banget sih." ucap Antika meledek
Yudha menggendong tubuh Antika. Gadis itu memberontak dan minta diturunkan.
Saat masa SMA itu indah, kenanglah. Esok atau saat kita duduk dibangku kuliah, masa itu mungkin tak akan sama. Tapi bagi Yudha dan Antika, tiada kata berpisah bila Tuhan belum memintanya untuk menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan Aku (END)
RomanceFollow dulu sebelum membaca ❤ Kisah dua remaja yang telah lama berpisah kini bertemu kembali akankah pertemuan mereka kali akan membawa mereka kembali pada kenangan indah dimasa lalu atau justru malah membuat luka lama semakin lebar ikuti terus kisa...